Pagi hari milik Choi Minji rasanya menjadi begitu suram, menjengkelkan, benci dan marah secara sekaligus. Ia bangun dengan semua perasaan itu. Jelas saja, bagaimana tidak? Sikap Jimin benar-benar diluar dugaan. Memang sepertinya Minji masih belum bisa memahami posisi tunangannya itu-yang mana adalah pemegang sebuah perusahaan besar-pastinya tidak memiliki banyak waktu luang yang bisa di otak-atik semaunya. Tetapi, bagaimanapun rasanya itu membuat Minji menyimpan perasaan dongkol. Memikirkan Jimin sejak pagi hingga pagi lagi, entah apa saja yang pria itu lakukan disana saat ada waktu luang. Pasti banyak mengobrol juga dengan sekretaris cantiknya itu, kan? Tak heran kalau mereka bisa saja tidur satu ranjang bersama. Atau paling tidak Jimin melirik wanita asing yang menarik perhatiannya dan membawanya naik ke atas kasur.
Seharusnya Minji tidak perlu merasa berlebihan memikirkan dan mengkhawatirkannya kalau saja mereka belum sampai bertunangan. Jadi, bukankah wajar ketika Minji sampai dibuat uring-uringan pada sesuatu meskipun kejadiannya tidak pasti?
Mungkin, ini salah Minji juga. Ia terbuai dengan perlakuan manis Jimin dan gaya seksnya di ranjang itu tanpa memandang seperti apa jejak kehidupan Jimin yang sebagian sudah ia ketahui. Ia pun menyesal karena semua ini menjadi semakin jauh saja rasanya. Ingin sekali menyerah, namun semuanya sudah terikat. Minji saja heran, kapan ia akan di nikahi kalau Jimin terus saja mengulur waktu, memprioritaskan bisnis terus-menerus dan tak memberi mereka waktu sejenak untuk melangsungkan pernikahan, ditambah dengan keadaan dimana mantan kekasihnya yang mendadak hamil. Seharusnya Minji tidak se-gegabah itu dalam mengambil keputusan. Padahal dirinya saja tidak begitu menginginkan pernikahan sejak dulu. Namun, entah setan apa yang membuatnya kepincut pada bujuk rayu seorang Park Jimin yang menawarkan surga, harta dan tahtanya semudah itu.
Ya, karena Minji pikir dirinya mampu dan sepadan untuk lawan mainnya, Park Jimin. Toh, memang sebenarnya mereka adalah sebuah cermin. Tanpa Minji ketahui, Jimin juga menyimpan perasaan yang sama dengan segala ketakutan dan kekhawatiran yang ada. Terlebih ketika wanita itu pergi entah kemana tanpa sepengetahuannya, takutnya diam-diam bertemu Taehyung atau pria lain yang memberinya sensasi seks yang berbeda, yang akan membuat Minji merasa terpuaskan dan mencampakkannya, Jimin tidak ingin.
Ah, tetap saja rasanya Minji menyesal harus jatuh kedalam pesona pria bermarga Park itu. Dari tadi sibuk termenung kesal, Minji sampai tak sempat untuk sarapan pagi, terlebih karena ia bangun kesiangan. Setelah ia merendam tubuhnya di bak mandi, seseorang datang. Sejenak, ia harus melupakan rasa benci, marah, dan jengkel nya kepada Park Jimin itu.
"Selamat siang, Nona Choi"
Suara berat pria berperawakan tinggi besar itu menyapa bersamaan dengan senyum yang hangat. Minji sedikit terkejut dengan alis yang terangkat dan sudut bibir yang ditarik. Merasa senang akan kedatangan pria yang sudah lama tidak ia jumpai itu. Selain daripada itu, Minji menyukai semerbak aroma parfum yang sangat manly dan elegant saat setelah ia membuka pintu itu.
"Ah, Tuan Kim. Selamat siang. Rupanya kau memang sering pulang pergi Amerika-Korea, ya", sapanya balik dengan tawa yang ringan.
Pria itu terkekeh, "Tidak sesering yang kau pikirkan juga, Nona"
Sementara Minji pun membalasnya dengan senyuman saja. "Ah, masuklah dulu, Tuan Kim. Kau kesini untuk menemui Jimin? Sepertinya tidak begitu beruntung. Dia sedang berada di Busan untuk perjalanan bisnisnya. Dia bilang, nanti sore mungkin baru akan pulang", ujar wanita berambut coklat gelap itu.
Namjoon hanya tersenyum hingga kedua lesung pipi itu terukir. "Terima kasih penjelasannya, Nona Choi. Tapi, aku kesini untuk menemuimu"
Minji terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka, seakan bingung dan entah harus mengambil respon seperti apa saat ini. Pria itu juga hanya membalas dengan senyuman saja saat menatap Minji yang juga hanya terdiam memandangnya. Lalu setelah beberapa saat, Minji mempersilahkan Namjoon untuk masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Hayran Kurgu[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...