40. The Precious Ones

1.9K 467 85
                                    

Kamu memposisikan dirimu untuk duduk. Bersandar pada kepala ranjang dengan kaki yang masih dilapisi oleh selimut tebalmu. Lalu memusatkan pandangan pada lelaki Lee yang masih saja setia bertahan di sisi ranjangmu. Menyadari bahwa dirinya tengah tenggelam dalam lamunannya, entah apa itu.

 Menyadari bahwa dirinya tengah tenggelam dalam lamunannya, entah apa itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Echan..."

Panggilanmu itu sukses menyeret Lee Haechan kembali dari lamunannya. Membuatnya serta merta mengerjap kaget, lalu dengan cepat merespons panggilanmu.

"Apa, By? Kamu haus? Atau lapar? Akan kupanggilkan maid-mu--"

"Bagaimana ... keadaan Nana saat ini?"

Hening.

Pertanyaan singkat darimu berhasil membungkam mulut Lee Haechan rapat-rapat. Ia terdiam, enggan untuk menjawab. Pun kamu dapat melihat raut kesedihan di wajah manisnya.

Dan entah kenapa ... hatimu sakit melihatnya.

Di saat yang sama, Park Jisung kembali ke kamarmu dengan ayahmu yang mengekorinya. Keduanya berbicara padamu dengan penuh rasa syukur. Menyampaikan betapa leganya mereka karena kamu berhasil pulang dengan selamat, meski harus terluka.

Sayangnya, kamu bahkan tidak menaruh atensi pada mereka. Kamu masih saja terfokus pada lelaki yang sejak tadi terdiam di sana. Enggan bersuara, pun enggan beranjak dari tempatnya.

Lee Haechan.

Lelaki itu tersenyum kecil, turut senang melihat ayah dan adikmu yang menyambutmu penuh suka cita.

Aneh.

Kamu dapat merasakannya. Perih yang kian menjalari hatimu saat melihat senyuman lemah di bibirnya. Membuatmu sesak. Sulit bernapas.

Ini ... perasaan apa?

'Tolong, jangan sakiti Chanchan lebih dari ini.'

Bisikan itu tiba-tiba saja muncul di dalam kepalamu. Membuatmu sedikit tersentak. Jelas kaget dengan suara yang kamu tahu adalah suaramu.

"Kakak? Kakak kenapa?!" tanya Jisung dengan panik. "Kakak butuh air? Akan Jisung ambilkan--"

"Aa, enggak. Kakak nggak apa-apa. Jisung nggak perlu khawatir," jawabmu. Kamu melihat ke arah Haechan, yang terlihat sama paniknya dengan Jisung. "Echan juga. Aku baik-baik saja."

Park Chanyeol menatapmu lamat. Agaknya menyadari bahwa sejak tadi, putri sulungnya hanya memperhatikan Lee Haechan, bukan dirinya maupun putra bungsunya. Maka Panglima Kerajaan Beannaithe itu memegang bahu Jisung dengan pelan. Membuat putranya menoleh dengan wajahnya yang nyaris menangis.

"Ji, mungkin Kakak masih butuh waktu. Ayo, kita keluar."

Mau tidak mau, Park Jisung pun mengangguk kecil.

Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang