"Aku antar pulang," kata Jeno.
Tangannya menarik pergelangan tanganmu, hendak membawamu pergi.
Na Jaemin dengan sigap menahan tangan Jeno. Mencengkramnya erat. Bila lengan pakaian Jaemin tersingkap, mungkin kamu dapat melihat tonjolan urat-urat di lengannya. Pertanda ia benar-benar menahan pergerakan Jeno.
Jantungmu berdegup kencang.
Kamu takut.
Pasalnya, kamu dapat merasakan hawa panas di sekitarmu. Tepat seperti waktu itu. Saat kamu menghentikan perkelahian mereka. Dengan pedang yang nyaris memutus batang lehermu.
Sementara itu, Yeji masih berdiri di tempatnya. Menatap penuh tanya ke arah kalian bertiga. Berusaha mencerna keadaan yang ada.
"Loh? Kak Hani? Kok ada di sini?"
Suara berat itu mencuri atensi semua orang. Mengarahkan semua mata pada sang sumber suara. Park Jisung. Adik kesayanganmu.
Demi Tuhan, kamu sangat bersyukur melihat kehadiran Park Jisung, Lee Haechan, dan ayahmu di sana!
Kamu melepaskan tangan Jeno dari pergelanganmu. Tak terlalu sulit karena Jeno juga telah melonggarkan pegangannya. Kemudian kamu berjalan menuju ayahmu. Mengambil posisi di antara Park Chanyeol dan Park Jisung. Mengamit lengan keduanya.
Kamu berhasil menemukan tempat yang paling aman untukmu.
"Aku pulang dengan ayahku saja." Kamu berucap dengan sopan, meski suaramu sedikit bergetar karena rasa takutmu. "Terima kasih sudah mengantarku sampai sini, Nana. Aku pamit."
Kamu segera menarik lengan ayah dan Jisung. Pun Haechan secara otomatis mengikuti langkah kalian bertiga. Tak lupa, kamu memberikan senyum sopan pada Putri Yeji.
Selepas kepergianmu, putri cantik bernama Hwang Yeji itu menatap tak percaya pada dua pangeran di depannya. Dimana Na Jaemin dan Lee Jeno masih bertukar pandang dengan tajam.
Setelah punggungmu tak lagi terlihat dalam pandangannya, barulah sang Pangeran Mahkota buka suara.
"Menjauhlah dari Park Hani. Lupa dulu kamu hampir membunuhnya?"
Rahang Na Jaemin mengeras. Terdiam. Tak mampu mengelak.
"Kali ini aku maafkan. Tapi sekali lagi kamu mendekati Park Hani, aku tidak akan tinggal diam."
Jeno mengambil langkah mundur, hendak meninggalkan pelataran istana. Tapi suara parau Na Jaemin berhasil menghambatnya.
"Sekali ini saja..."
Jeno menoleh dengan alis kanannya yang terangkat.
"Sekali ini saja ... jangan rebut kebahagiaanku." Jaemin berkata dengan lirih. "Bukannya kamu sudah punya segalanya? Kamu dapat perhatian dari Ayah dan Ratu. Bundaku juga menyayangimu. Posisi raja pun ada di tanganmu. Apa masih belum cukup?"
"Bullshit, Na. Kamu selalu membenciku karena semua hal itu, jadi jangan bertingkah seolah aku adalah pihak yang jahat di sini. Kamu nggak sesuci itu."
Sebuah helaan napas lelah keluar dari bibir Na Jaemin.
Jelas tidak dapat menyangkal ucapan Lee Jeno.
"Mulai sekarang aku akan menyerah pada semua itu," kata Jaemin.
Na Jaemin menjeda perkataannya. Menatap lurus pada sepasang netra gelap milik Lee Jeno.
"Tapi tolong, jangan ambil Hani dariku."
Yeji mulai paham dengan situasi yang ada.
Both of them are fighting over you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasíaKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...