"Kamu ... sejak tadi mengikutiku?"
Pertanyaan bernada tidak percaya itu meluncur dari mulutmu. Tatkala melihat eksistensi seseorang yang tidak asing bagimu. Berjalan keluar dari balik bayangan hitam pohon tak jauh di belakangmu.
Namun alih-alih menjawab pertanyaanmu, orang itu malah membuang pandangannya. Melihat ke arah hutan yang gelap di sisi kalian.
"Echan?" desakmu.
Maka lelaki berkulit tan itu memusatkan atensinya padamu. Memandangimu dengan tatapannya yang tidak sehangat dulu.
"Iya," jawabnya singkat.
Kamu menggigit bagian dalam pipimu. Merasa sulit untuk bicara. Tapi kamu merasa harus memastikannya.
"Sejak kapan?" tanyamu pelan. Disambut oleh alis Lee Haechan yang sedikit terangkat. "Sejak kapan kamu mengikutiku?"
Lelaki dengan setelan serba hitam itu mengambil langkah untuk mendekat ke arahmu. Membuatmu bahkan nyaris melangkah mundur. Merasakan aura intimidasi dari lelaki yang dulu selalu terlihat jenaka di matamu.
"Sejak kamu pergi dari istana."
Haechan menjawabmu singkat. Masih memandangmu tanpa senyuman di wajahnya. Pun ia terus saja mendekat. Membuat kamu merasakan jantungmu berdegup kencang. Seolah nyaris melompat keluar dari rongganya.
"Berarti ... kamu ... dengar semuanya? Pembicaraanku ... dengan peramal tadi?" tanyamu dengan gugup.
Dari pantulan di bola mata kelam milikmu, kamu dapat melihat sang Ksatria Lee semakin dekat denganmu. Bersamaan dengan itu, rasa takut kian menguasai hatimu. Bagaimana pun juga, Lee Haechan pernah dengan tega menebas tangan Lee Felix. Juga meletakkan pisau di leher Pangeran Hwang Hyunjin.
Maka Lee Haechan juga bisa saja membunuhmu. Terlebih setelah dia tahu semua rahasiamu.
Tap. Haechan berdiri tepat di hadapanmu.
"M-maafkan aku!" ujarmu dengan panik seraya menyatukan tangan di depan dada. "Maafkan aku, Lee Haechan! Aku tidak bermaksud menipumu! Aku hanya tiba-tiba terbangun dalam tubuh ini! Sumpah demi Tuhan aku tidak pernah berniat untuk menipu ka--"
Puk.
Kamu merasakan sebuah jaket mendarat lembut di bahumu. Membuat dirimu membuka mata. Mendapati jaket hitam Lee Haechan yang kini sudah tersampir di tubuh mungilmu.
Lalu saat kamu mendongak, kamu dapat melihat wajah Lee Haechan yang tersenyum lemah.
"Aku sudah tahu."
Ucapannya itu membuatmu mengerjapkan mata berkali-kali. Benar-benar tidak menyangka.
"Maksudmu?"
"Iya. Sejak kita menemui peramal itu untuk pertama kalinya. Di festival yang kita kunjungi bersama." Haechan menjelaskan. "Awalnya aku tidak percaya. Tapi setelah kupikir, mungkin ada benarnya juga. Kamu yang terasa terlalu asing bagiku. Kamu yang nggak mengenaliku. Kamu yang sama sekali nggak suka aku. Rasanya mustahil kalau kamu benar-benar Kak Hani-ku yang dulu."
Kamu terdiam. Masih memproses omongan lelaki manis di depanmu.
Melihat dirimu yang justru membatu di tempatmu, Lee Haechan justru mulai melangkahkan kakinya untuk maju. Beberapa langkah meninggalkanmu. Lalu menolehkan kepala ke belakang dengan senyumannya yang biasa. Sehangat mentari.
Membuatmu tertegun karena kamu akhirnya dapat melihat senyum itu lagi.
"Ayo. Kamu mau kutinggal di sini, By?" tanya Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasyKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...