Tiga hari telah berlalu sejak kedatanganmu ke dunia novel ini. Kamu mulai terbiasa dengan kehidupan di Kerajaan Beannaithe. Kamu bahkan menikmatinya. Menjadi anak dari panglima kerajaan dan memiliki adik yang sangat menyayangimu ternyata sangatlah menyenangkan.
Tapi kamu juga tidak melupakan tujuan utamamu, yaitu menolong Jaemin menghindari nasib buruknya.
Dan sepertinya, kamu cukup berhasil mengatasi konflik pertama dari novel ini. Terbukti, selama dua hari ini, kamu dapat melihat Jaemin yang berlatih pedang di lapangan depan kediamanmu. Itu artinya, Jaemin tidak menerima hukuman dari Raja atas perkelahiannya dengan Jeno.
Itu artinya pula, Jeno telah menepati janjinya padamu.
Sayangnya, karena Jeno terluka di bagian tangannya, Jeno jadi tidak bisa berlatih pedang dengan ayahmu. Pun kamu jadi tidak bisa melihatnya dan mengucap terima kasih padanya. Mungkin ia harus beristirahat di istana agar cepat pulih.
Kamu duduk di ranjangmu. Tanganmu meraba telapak kakimu, memeriksa kondisinya. Tiga hari yang lalu, kakimu terluka karena terburu-buru menuju tempat Jaemin dan Jeno berada. Karena luka itu pula lah, ayahmu dan Jisung memintamu--atau mungkin memerintahkanmu untuk tetap berada di rumah. Untungnya, sekarang luka itu sudah sembuh.
Terima kasih pada Jeno yang bersikeras mengobati luka di kakimu sebelum ia bertolak ke bangunan utama istana, tempatnya tinggal. Huhu, 'kan kamu jadi oleng ke Pangeran Mahkota yang tampan itu!
Ah, sadarlah! Ini bukan waktunya untuk baper!
Kamu harus mulai keluar dari rumah! Jika kamu terus mendekam di sini, kamu tidak akan mengetahui kelanjutan hidup Jaemin kesayanganmu!
"Mina," pangilmu. Seorang gadis manis berpakaian maid pun datang menghampiri kamarmu. "Tolong temani aku ke luar."
"Tapi, bukannya Nona masih tidak boleh keluar oleh Tuan?"
"Aku akan bicara pada Ayah nanti. Lagipula, kakiku sudah sembuh." Kamu berusaha membujuk gadis manis itu. "Ayo Mina, aku sudah bosan. Aku cuma ingin jalan-jalan!"
Mina tampak berpikir keras.
Kamu yang tidak sabar pun memutuskan untuk beranjak dari ranjang dan meninggalkan Mina. Menguji gadis itu. Sebenarnya sih kamu yakin kalau Mina akan mengejarmu.
"Kalau kamu nggak mau menemaniku, aku bisa pergi sendiri kok!"
Tanpa pikir panjang, Mina segera menyusulmu.
"Iya Nona, saya ikut!"
Kamu terkekeh kecil. Sesuai dugaanmu, Mina tidak akan membiarkanmu pergi sendirian.
Kamu yang memang dasarnya sedikit iseng, segera berlari meninggalkan Mina. Kamu tertawa kecil di sela larimu. Menyenangkan dapat mengganggu Mina. Dia benar-benar gadis yang polos dan baik. Rasanya seperti memiliki adik perempuan yang penurut.
"Nona! Jangan tinggalkan akuu!"
Kamu tertawa keras. Saat ini kamu sudah berada di luar rumahmu. Berada di tepi lapangan pelatihan pedang. Karena hari sudah menuju sore, lapangan itu tampak sepi. Ayahmu dan Jisung juga tidak tampak. Mungkin sedang ada di bangunan utama istana.
Kamu berlari sambil menoleh ke belakang, melihat Mina yang berlari dengan napas tersengal.
"Ayo kejar aku, Mina! Jangan lemas gi---"
BRUK!
Ucapanmu terpotong karena tubuhmu menabrak sesuatu. Lebih tepatnya, seseorang. Kamu terhuyung ke belakang, hendak terjatuh. Tapi dua buah lengan dengan sigap menangkapmu dan membawamu ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasyKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...