Ucapan Hwang Hyunjin siang tadi terus-menerus terulang di kepalamu. Membuatmu merasa semakin yakin dalam mengambil langkahmu. Karena kamu merasa apa yang terjadi pada Nana adalah tanggung jawabmu.
Karena dia terluka separah itu hanya demi dirimu. Demi memastikan keselamatanmu.
Kamu melintasi jalan di area luar istana yang kini sudah terlihat sepi. Lantaran malam telah datang dan mentari jelas sudah pergi. Membuatmu dikelilingi kegelapan, meski tidak sepenuhnya karena bulan bersinar cukup terang malam ini. Pun kamu memegang sebuah senter di tangan kiri. Menyoroti jalan yang akan kamu jejaki.
Setelah berjalan cukup lama, kamu akhirnya tiba di sana. Di tempat yang waktu itu kamu kunjungi bersama seorang ksatria bernama Lee Haechan. Tempat dimana festival pernah diadakan.
Tapi tempat ini nyatanya telah sepi. Tanpa adanya keramaian festival tempo hari.
Kamu menghela napas dengan sedih.
Apa perjalananmu ke sini berakhir sia-sia seperti ini?
"Nona? Anda mencari saya?"
Suara jernih itu membuatmu menoleh. Melihat ke arah pohon besar yang tak jauh dari tempatmu berpijak. Lalu tiba-tiba saja kamu melihat eksistensinya. Seorang wanita berpakaian nyentrik yang memang menjadi alasanmu datang ke sini. Beliau sedang duduk di balik mejanya. Dengan bola sihir yang terpajang di depannya.
"Nyonya Peramal!" serumu tanpa bisa tertahan. Kamu segera menghampirinya. "Nyonya Peramal, Anda masih mengingatku bukan? Aku yang waktu itu. Yang Anda berikan cincin kupu-kupu dulu."
Peramal wanita dengan tudung berwarna ungu itu mengangguk pasti. Bibir dengan lipstik berwarna ungunya pun mengembangkan senyumannya. "Saya ingat, Nona."
"Syukurlah kalau Anda masih mengingatku. Saat ini, aku ingin meminta bantuan Anda untuk--"
"Saya tahu. Pangeran Kedua, 'kan? Alasan Anda datang mencari saya."
Peramal itu memotong ucapanmu. Membuatmu menganggukkan kepalamu dengan kaku. Sedikit terkagum karena nyatanya, Beliau sudah mengetahui maksud tujuanmu. Tanpa sedikit pun kamu beri tahu.
"Anda bisa menyembuhkan Nana, 'kan, Nyonya? Anda telah berhasil menolongku dengan cincin kupu-kupu ini dulu. Dan Echan bilang padaku, seekor kupu-kupu biru secara ajaib datang kepadanya waktu itu, dan membuatnya berhasil menemukan keberadaanku. Itu tentu saja sangat mustahil, tapi dapat terjadi karena bantuan Anda, Nyonya."
Kamu menjelaskan dengan nada tergesa. Seraya menunjukkan cincin kupu-kupu yang hingga saat ini masih melingkar di jarimu. "Jadi untuk hal ini pun, Anda pasti bisa membantu 'kan, Nyonya Peramal?"
Wanita Peramal itu menundukkan pandangannya. Menghindari matamu yang menyorotinya penuh harap. Beliau lebih memilih memandangi bola sihirnya. Hal itu membuat pandanganmu sedikit meredup; kehilangan harapan. Kamu bahkan nyaris menangis karena responsnya yang sama sekali tidak kamu harapkan.
"Bisa ... 'kan? Kumohon tolong aku..." lirihmu.
"Satu hal yang harus Anda pahami, Nona. Waktu itu, saya hanya memberikan sedikit energi saya untuk membentuk kupu-kupu saat Anda berada dalam kondisi yang berbahaya. Sejujurnya, berhasil atau tidaknya Anda diselamatkan ... ditentukan oleh teman-teman Anda yang berjuang untuk menolong Anda. Juga kuasa dari Pemilik Dunia ini, Nona." Peramal itu menjelaskan. "Jadi Nona, saya tidak bisa mengiyakan permintaan Anda. Lebih tepatnya, saya mungkin tidak mampu mengabulkannya. Kecuali ..."
Peramal itu menggantungkan kalimatnya.
"Kecuali?" desakmu.
"Kecuali Anda bersedia untuk mengorbankan jiwa Anda. Saya dapat memindahkan seluruh energi kehidupan Anda pada Pangeran Kedua. Dan saya dapat memastikan Pangeran Kedua akan kembali pulih seperti sedia kala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasyKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...