Satu hari telah berlalu sejak kepulanganmu ke Kerajaan Beannaithe. Kamu saat ini duduk di kamarmu. Memandang ke luar jendela. Memperhatikan para ksatria yang sedang berlatih di sana.
Ya, semuanya sudah kembali seperti semula.
Adikmu, Park Jisung, bahkan sedang berlatih pedang bersama Tuan Do Kyungsoo di bawah sana. Sementara Na Jaemin, Lee Jeno, dan Lee Haechan masih harus absen. Guna menyembuhkan cidera mereka terlebih dahulu.
Ayahmu dan Jongin, Ayah Echan, masih belum kembali dari misi mereka. Pun kamu menolak untuk mengabari Beliau. Takut membuatnya khawatir dan tidak fokus menjalankan tugas. Toh kamu sudah kembali pulang. Tidak kurang suatu apa pun dan pelaku di balik penculikanmu pun sudah ditahan.
Iya.
Sang Pangeran Kedua dari Kerajaan Barat. Hwang Hyunjin. Ia ditahan di penjara bawah tanah. Dengan tuduhan penculikan terhadapmu dan percobaan pembunuhan pada Pangeran Mahkota. Dan ia sedang menunggu proses pengadilan. Jadi setidaknya, kamu bisa bernapas lega.
Tiba-tiba saja, pintu kamarmu terbuka. Menampilkan Lee Haechan di sana. Dengan hoodie hitam dan celana hitam panjangnya. Lengkap dengan sekeranjang apel yang ia petik dari kebun kerajaan. Buah yang kamu pesan padanya.
Ah, kebiasannya untuk langsung menerobos masuk ke kamarmu ternyata belum hilang.
"By? Jadi nggak menjenguk Pangeran Jeno? Nih aku udah bawa apelnya."
"Iya, jadi, Chan!"
Kamu pun pergi meninggalkan kediamanmu bersamanya. Berjalan bersisian menuju pelataran istana. Menikmati segarnya embusan angin dan cerahnya hari ini.
"Echan, kakimu udah baikan?"
"Udah lumayan, By. Udah dikasih obat dan seharian penuh aku istirahat kemarin. Jadi sekarang nyerinya udah hilang," jelas Haechan.
"Syukurlah kalau begitu," katamu. Tapi kemudian kamu menatapnya kesal. "Lagian kamu sih, orang waktu itu aku meneriaki Jisung. Malah kamu yang nengok! Jadi cidera kan!"
Haechan tertawa renyah.
Aku itu khawatir padamu, tahu.
"Iya iya, salahku karena nengok ke kamu dan nggak konsen. Nggak usah marah-marah dong, By."
Kamu terkekeh kecil. Kemudian mengacak lembut rambut Haechan. Memperlakukannya seperti kamu memperlakukan Park Jisung.
"Lain kali lebih hati-hati. Jangan sampai cidera lagi yaa, Echan-nya Kakak. Nanti Kakak sedih." Kamu berkata dengan iseng. Menyunggingkan senyum lebarmu padanya. Masih mengusak rambut tebalnya.
Kamu nggak sadar kalau tindakanmu itu membuat Lee Haechan salah tingkah.
"Ah, ayo jalannya buruan, By! Katanya mau jenguk Pangeran Jeno!" ujar Haechan.
Ksatria Lee itu bahkan langsung mempercepat langkahnya. Membiarkan kamu tertinggal di belakangnya karena sumpah, Haechan takut kamu sadar kalau wajah berkulit tannya sudah memerah.
"Eh, jangan buru-buru! Kakimu baru sembuh tau!"
Kamu pun mengejarnya. Membuat gaun biru muda selutut yang kamu kenakan sedikit terhempas. Terkena embusan angin yang menyapa lembut dirimu. Hingga kamu mencapainya. Mengamit lengannya dengan santai. Tertawa bersama di setiap langkah kalian.
***
Lee Jeno masih memejamkan matanya dengan erat. Dadanya bergerak naik turun secara teratur, selaras dengan napasnya. Terlihat benar-benar nyenyak dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasyKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...