Kamu dan Lee Haechan masih berada di ruangan mewah milik Lee Jeno. Asik berbincang dengan sang Pangeran Mahkota yang masih terbaring di ranjangnya. Jeno hanya sedikit meninggikan tubuh atasnya. Menjadikan bantal sebagai sandaran punggung tegapnya.
"Kamu sudah memberitahu Panglima Park, Hani?" tanya Lee Jeno.
Kamu menggeleng pelan.
"Aku takut ayahku tidak fokus menjalankan tugasnya. Jadi aku akan memberitahunya nanti, setelah ayahku tiba di rumah."
Mendengar jawabanmu, Jeno tersenyum kecil. Kamu memang penuh dengan pertimbangan. Tidak pernah bertingkah seenaknya dan selalu memikirkan orang lain lebih dari dirimu sendiri. Benar-benar membuat Lee Jeno jatuh hati.
"Oh iya, apa yang terjadi pada Hwang Hyunjin?" tanya Jeno lagi.
"Dia ditahan di penjara bawah tanah, Pangeran. Masih menunggu proses pengadilan," jawab Lee Haechan. Kamu menanggapinya dengan sebuah anggukan. Mengiyakan.
Jeno mengernyitkan dahi.
Bingung mengapa Hyunjin masih bisa hidup hingga saat ini. Pasalnya, kesalahan yang dilakukan oleh Hwang Hyunjin terbilang sangatlah fatal. Hyunjin telah menculik anak seorang panglima, juga nyaris membunuh dirinya: seorang Pangeran Mahkota. Dua alasan itu seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat Hwang Hyunjin dieksekusi mati secepatnya.
'Akan kutanyakan pada Ibu dan Ayah nanti,' pikir Jeno.
"Kalau kalian bagaimana? Apa cidera ka---"
BRAK!
Pertanyaan dari Lee Jeno terputus karena seseorang menerobos paksa ke dalam ruangan Jeno. Membanting pintunya kuat-kuat. Sukses membuat semua orang di dalam ruangan terlonjak kaget.
Kamu bahkan sampai berdiri dari posisi dudukmu. Memusatkan penglihatanmu pada sumber suara.
"Nana..." gumammu.
Ya. Kamu dapat melihat Na Jaemin di sana. Berdiri dengan napas yang tersengal. Juga dihiasi peluh di dahinya.
Kedua netra jelaga milik Jaemin terpusat padamu. Memperlihatkan amarah yang luar biasa besar. Yang tentunya hanya bisa kamu balas dengan kebingungan.
"A-ada apa, Na?"
Na Jaemin tidak menjawab. Justru mengambil langkah untuk maju mendekatimu. Jelas ingin bicara sesuatu padamu.
Lee Haechan dengan sigap menahan lengan Jaemin, takut lelaki itu berniat menyakitimu.
"Tenanglah, Pangeran. Anda sepertinya sedang emosi. Mari kita bicarakan baik-ba--"
"Jangan ikut campur."
Na Jaemin langsung menghempas tangan Haechan. Juga memberinya tatapan tajam. Seakan siap menyerang Haechan bila sang Ksatria masih berusaha menghalanginya.
Kamu yang menyaksikan tindakan Jaemin hanya bisa meremas bagian bawah dari gaun birumu. Ketakutan. Tapi akhirnya kamu membulatkan tekad. Kamu merajut langkah mendekati Na Jaemin. Membiarkan Lee Jeno mengamatimu dari posisinya.
Nana tidak akan mungkin menyakitiku.
Itu yang kamu pegang teguh dalam langkahmu. Kamu ucap berkali-kali dalam benakmu. Berharap dengan melakukannya, kamu memiliki cukup keberanian untuk berhadapan dengan Na Jaemin.
Hingga akhirnya, kamu berhasil melakukannya. Kamu berdiri tepat di hadapan Na Jaemin. Sedikit mendongak untuk melihatnya tepat di mata.
"Ada apa, Na? Kamu ingin bicara denganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasyKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...