Hwang Hyunjin tiba di pelataran depan istana. Lengkap dengan pakaian hangat dan syal berwarna gelap guna menghindari dinginnya udara di Beannaithe. Tangan kanannya menjinjing sebuah kantung kertas cokelat, berisikan sebuah syal yang beberapa waktu lalu dibelikan oleh Lee Felix.
Tepat saat Hyunjin berniat untuk pergi, kedua netranya tiba-tiba saja menangkap siluet seseorang yang sangat dikenalnya. Lelaki bertubuh tinggi yang selalu dipuja di negeri ini. Lee Jeno. Sang Pangeran Mahkota.
Jeno berjalan dengan sedikit tergesa. Dengan air muka yang sarat akan rasa kecewa.
Alih-alih menyapa, Hyunjin lebih memilih untuk menundukkan kepala. Jelas ia sadar bahwa dirinya tidak memiliki hubungan yang baik dengan Jeno. Terlebih setelah penculikan Park Hani tempo hari.
Pun Lee Jeno mengabaikan kehadiran Hwang Hyunjin di hadapannya. Ia tetap melajukan kedua kakinya untuk memasuki istana. Membuat Hyunjin membalikkan tubuh dan mengamati punggung Jeno yang mulai menjauh, kemudian menerawang ke arah kedatangan Jeno tadi. Arah yang hendak Hyunjin tuju saat ini.
Sayap kiri istana.
"Habis menemui Park Hani ya..." lirih Hyunjin.
Tangan kanannya yang memegang kantung kertas pun sedikit mencengkram objek berwarna cokelat itu. Melampiaskan perasaan tak nyaman yang bergejolak di hatinya.
"Ka ... kak..."
Brugh!
Di saat yang sama, suara Hwang Yeji terdengar. Disusul suara sesuatu yang jatuh. Sukses membuat Hyunjin menoleh ke sumber suara. Kemudian mendapati adiknya yang tertelungkup di atas salju. Dengan tubuh yang bergetar pelan lantaran kedinginan.
Sang lelaki Hwang berlari menuju adiknya. Membantu Yeji untuk duduk.
Alangkah kagetnya Hyunjin tatkala menyentuh lengan Yeji yang sedingin es. Dengan gaun yang sangat basah. Juga air mata yang terus mengalir di pipinya.
"Kak... Aku capek... Aku benci sama semuanya..."
Helaan napas menjadi jawaban dari lirihan Yeji.
Tanpa kata, Hwang Hyunjin dengan cekatan mengeluarkan syal dari kantung kertasnya. Melingkarkannya di leher sang adik, kemudian menggendong tubuh Yeji untuk segera memasuki istana.
"Yeji capek, Kak..."
Jujur, Hwang Hyunjin bukanlah lelaki yang pandai menenangkan orang lain. Ini bahkan pertama kalinya Hyunjin menghadapi Yeji yang menangis. Dan Hyunjin jelas tidak tahu harus bagaimana.
"Iya, Yeji istirahat ya? Aku temani."
Hanya kalimat itu yang bisa Hyunjin ucapkan sebagai tanggapan untuk Yeji. Tapi untungnya, tangisan Yeji mulai berhenti. Gadis itu mengangguk kecil dan menenggelamkan wajah pucatnya pada dada sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]
FantasyKamu menangis semalaman penuh karena tokoh kesayanganmu di novel berakhir menyedihkan. Na Jaemin namanya. Seorang Pangeran Kedua yang dieksekusi mati dengan hukum gantung di depan kerajaannya sendiri. Kamu terus bertanya, mengapa takdir begitu kejam...