35. He Still Cares About You

2.6K 543 35
                                    

Pagi itu, terjadi keributan di istana Beannaithe. Beberapa pelayan dan pengawal kerajaan dengan panik berlarian menuju tabib. Sementara sebagian dari mereka berusaha membantu sang Raja, Lee Donghae, untuk kembali ke ruangannya.

Pria itu baru saja jatuh pingsan. Tepat ketika Beliau hendak duduk di singgasananya.

Lee Jeno duduk di sisi ranjang sang Ayah. Mengamati Donghae yang kini tertidur pulas dengan wajah yang pucat. Jeno baru menyadari bahwa ayahnya kini semakin kurus. Bahkan terlihat ringkih.

"Pangeran Jeno, bisa bicara di luar?" tanya Tabib Kerajaan.

Jeno mengangguk. Lalu mengikuti langkah pria dewasa itu. Keluar dari ruangan sang Ayah.

"Ada apa?" tanya Jeno.

"Keadaan Baginda Raja sangatlah parah, Pangeran. Saya khawatir Beliau tidak dapat bertahan. Sekalipun Beliau mampu, kesehatan beliau akan sangat menurun. Beliau mungkin tidak bisa lagi beraktivitas seperti dulu."

Jeno menghela napas panjang.

"Maaf jika saya lancang, tapi menurut saya, Anda sebaiknya bersiap untuk kemungkinan terburuknya."

Lee Jeno hanya menganggukkan kepala. Tak bisa bicara banyak. Jeno pun kembali memasuki ruangan Donghae. Membiarkan sang Tabib Kerajaan mengekori dirinya. Bersiap dalam ruangan Raja apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Jeno memandangi ayahnya yang kini berbaring dalam posisi meringkuk. Membuat selimut yang melapisi tubuhnya jadi berantakan.

Jeno hendak memperbaiki posisi selimut itu, namun suara Donghae berhasil menghentikan gerakan tangannya.

"Yoona, maaf..."

Saat itu, Jeno sadar. Ayahnya bukan hanya menderita secara fisik. Tapi juga batinnya. Beliau masih tak bisa melepaskan Na Yoona yang telah tiada. Hingga dirinya jadi begitu menderita.

***

Kamu duduk di sisi lapangan bersama Mina. Sesekali kamu menggosok kedua tanganmu. Menciptakan kalor di sana. Berusaha mengusir rasa dingin dari tubuhmu.

Ya, kamu sedang menonton latihan para ksatria untuk kesekian kalinya.

Kini, kamu hadir di sini bukanlah tanpa alasan. Pun bukan dipaksa oleh Park Jisung. Adik kesayanganmu. Dia bahkan melarangmu menonton. Takut kamu kedinginan dan jatuh sakit. Tapi kamu bersikeras melakukannya.

Karena kamu ingin melihat Nana.

Ingin pula mengembalikan jaket hitamnya. Yang kini terlipat rapi di atas pangkuanmu.

Di tengah lamunanmu, kamu berjengit kaget ketika rasa hangat menyentuh kedua pipimu. Lalu kamu dapat melihat Lee Haechan di depanmu. Tersenyum lebar seraya menekan kedua pipimu menggunakan telapak tangannya.

"Kalau kedinginan, masuk ke rumah aja, By. Ingusmu hampir mengalir keluar tuh."

Kamu mendengus kesal. Mendorong Haechan agar minggir dari hadapanmu.

"Kak Haechan benar, Kak. Mending Kakak kembali ke rumah," sahut Jisung yang baru tiba di dekatmu.

Dua lelaki itu sedang beristirahat. Baru saja selesai mengitari lapangan sebanyak lima belas putaran. Makanya mereka bisa menyambangimu.

Kamu mengerucutkan bibir.

"Iya, nanti kalau Kakak nggak kuat, Kakak balik ke rumah. Udah sana kalian duduk. Istirahat," katamu. Yang kemudian dituruti oleh mereka berdua.

Kamu mengedarkan pandanganmu. Kemudian berhenti tatkala kamu melihat sosok Na Jaemin. Sedang menenggak air mineralnya. Membuat jakun di lehernya bergerak naik turun.

Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang