22. The Saviors

2.5K 577 69
                                    

Park Jisung mengetuk pintu kediaman Lee Haechan dengan membabi buta. Tak peduli dengan jemarinya yang memerah karena menghantam objek berbahan kayu di depannya.

"Kak Haechan! Kak Haechan!" teriak Jisung.

Haechan menyembulkan kepalanya dari jendela di lantai dua. Dimana amarnya berada. Lelaki Lee itu sebenarnya sudah terlelap tidur, tapi terbangun karena suara bising yang diciptakan oleh Park Jisung.

"Haduh, berisik banget sih Bayi!Kenapa malam-malam ke sini?" dumel Haechan. Matanya bahkan hanya terbuka setengah. Masih sangat mengantuk.

Jisung mulai menangis.

"Kak Hani hilang, Kak..."

Kesadaran Lee Haechan langsung terkumpul penuh. Ia bangkit dari posisinya dan langsung mengambil jaket yang tersampir di gantungan baju kamarnya. Lalu melompat dari jendela kamarnya. Berhasil mendarat tepat di depan Park Jisung.

Haechan mendesis kecil. Dia benar-benar lupa bahwa kakinya sedang cidera. Akibat pertandingannya dengan Jisung siang tadi. Tapi Haechan berusaha mengabaikan rasa sakitnya.

"Apa maksudmu? Hilang gimana?" tanya Lee Haechan.

"Jisung juga nggak tahu, Kak. Tadi Jisung dengar Kak Hani teriak. Terus pas Jisung cari, Kak Hani udah nggak ada di rumah..." jelas Jisung diseling isak tangisnya.

Haechan mengacak rambut kecokelatannya ke belakang. Menahan rasa frustasinya.

This is a fucking midnight! Bagaimana caranya mencari kamu di tengah kegelapan begini? Tanpa petunjuk sama sekali pula. Sudah begitu, Ayah Haechan juga tidak ada di rumah. Masih mengemban tugas yang sama dengan ayah dari Park Jisung. Membuat Haechan dan Jisung tidak memiliki bantuan dari orang dewasa sama sekali.

Tapi bukan Haechan namanya jika menyerah semudah ini.

"Akan sulit jika kita cuma berdua..." gumam Lee Haechan. Lelaki Lee itu menaruh kedua tangannya di pinggang. Menengadah ke langit. Mencari ide.

"Begini saja, kamu ke bangunan utama istana. Cari Pangeran Lee Jeno dan minta bantuannya. Kalau ada dia, mungkin kita bisa meminta beberapa ksatria kerajaan untuk membantu mencari kakakmu. Aku akan pergi menemui Pangeran Na Jaemin. Sepertinya dia cukup bisa diandalkan."

Jisung menganggukkan kepalanya meski masih menangis.

"I-iya, Kak..."

Kondisi Jisung membuat Haechan tidak tega. Lelaki yang dua tahun lebih muda darinya itu masih sesunggukan. Benar-benar panik dan khawatir pada kondisi kakaknya. Lee Haechan pun mengacak rambut Jisung. Berusaha menenangkannya.

"Nggak apa-apa, kita pasti bisa menemukannya," kata Haechan.

Lebih ke arah meyakinkan dirinya sendiri.

"Ayo, kita bergegas."

Dua ksatria terkuat di Kerajaan Beannaithe itu pun berlari dengan cepat. Menembus dinginnya angin malam serta pekatnya kegelapan. Berusaha mencari bantuan.

***


Lee Haechan melangkahkan kakinya di kediaman Na Jaemin. Mendapati rumah itu sangatlah sepi. Bahkan tidak menemukan adanya penjaga di sana. Tanpa ragu, Lee Haechan mengetuk pintu rumah Na Jaemin.

"Pangeran Na Jaemin!" panggil Haechan dengan suara cemprengnya.

Na Jaemin langsung membuka pintu rumahnya. Wajahnya tampak lelah. Sepertinya sama sekali belum tidur meski saat ini sudah tengah malam.

Mungkin masih terpikir sang Bunda.

"Ada apa, Lee Haechan?" tanyanya malas. Sebenarnya, Jaemin tidak terlalu dekat dengan Lee Haechan. Memang, Haechan tidak pernah mencari masalah dengannya. Tapi Haechan terlalu berisik baginya.

Protect The Second Prince | Lee Jeno X You X Na Jaemin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang