Galatea POV
Sekarang masalah keuangan sudah berjalan dengan baik, kemudian aku juga sudah mulai menyimpan koin emas secara diam-diam dengan menjual barang-barang yang kubeli dengan dana kerajaan.
"Hah, kurasa untuk saat ini sebaiknya aku beristirahat dan menikmati tempat ini," gumamku pelan sambil menatap lurus ke arah langit di luar jendela kamarku. Tampaknya baru satu minggu diriku berada di sini, dan untungnya semua terlihat normal bagiku.
Berbeda dengan istana yang tampak sangat membenciku, orang-orang di menara gelap tampak sama sekali tidak peduli dengan keberadaan diriku maupun status yang kumiliki, mereka semua selalu sibuk dan tampak memiliki kegiatan untuk dilakukan setiap jamnya.
Jika berdasarkan pada cerita yang kubaca, seharusnya sekarang Clarence masih berada di ruangannya, Velma masih berada di rumah orangtua asuhnya, dan kedua pemeran utama pria lainnya masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Dan karena sekarang aku bingung mau apa, maka ….
"Kuputuskan! Aku harus mencari pekerjaan di sini!"
_________________
"Apa kalian perlu bantuan?" tanyaku kepada orang-orang yang saat ini tampak sedang sibuk mencuci piring beserta alat-alat makan lainnya. Meski begitu, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab maupun menggubris pertanyaanku.
Kurasa mereka tak membutuhkan bantuan.
Oke, cari tempat lain
"Apa kalian butuh bantuan?" tanyaku lagi yang kali ini kepada tukang kebun serta penjaga kandang kuda di menara gelap. Dan lagi-lagi! Mereka semua tidak ada yang menggubrisku maupun menoleh barang sedikit saja ke arahku, ada apa dengan orang-orang ini, cih!
Cari tempat lain lagi!
"Apa kalian memerlukan bantuan?" Kali ini diriku bertanya kepada para penjaga perpustakaan menara gelap. Rata-rata dari mereka tampak sibuk membaca buku dan sama sekali tidak peduli dengan lingkungannya termasuk diriku yang lagi-lagi mendapat kacang di sini.
Sudahlah lupakan saja seluruh niat baikmu Galatea, diriku yakin mereka bukannya tidak tahu kalau diriku ada menawarkan bantuan. Tetapi mereka tahu kalau 'Putri Galatea' yang terkenal dengan reputasi buruknya itu tidak mungkin dapat melakukan pekerjaannya dengan benar sehingga mereka tidak ingin mengambil resiko dengan mempekerjakanku.
Aku menghela nafas berat dan berjalan menyusuri koridor sembari menatap kosong ke arah lantai. Ya mau bagaimana lagi, meskipun diriku dapat melakukan banyak hal, tetapi tubuh yang menjadi coverku saat ini adalah Galat—!
"Tolong antarkan makanan ini ke kamar itu! Aku tidak mau melakukannya!"
"Kau kira aku mau hah?! Bukankah kau yang disuruh? Karena itu lakukan saja!"
"Dia menyeramkan, jangankan mengantarkan makanan ini padanya, berada di dekat pintu ruangannya saja aku tak berani!"
KESEMPATAN!
"Ekhem!" dehamku menyela pembicaraan antara kedua gadis yang tampaknya juga merupakan pekerja di menara gelap ini. Mereka berdua sedang memegang sebuah nampan berisikan makanan lengkap dengan air serta pencuci mulut. "Apa kalian memerlukan bantuan?" tanyaku senang.
Dan tanpa perlu menunggu waktu hingga lima detik, nampan tersebut mendadak sudah berada tepat di tanganku. "Benar! Aku sangat memerlukan bantuanmu!" ucapnya menatapku dengan tatapan antusias. "Tolong aku mengantarkan makanan ini!"
Oh, tugas mudah. Aku tersenyum bangga dan menganggukkan kepalaku. "Baik, akan kulakukan," sahutku, "kemana aku harus mengantarkan makanan ini?"
"Kamar di Puncak menara! Kalau begitu kami pergi dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hard To Be A Villain
Fantasy[Special Réincarnation Series] Aku terjebak di dalam tubuh pemeran penjahat dari cerita yang pernah kubaca sebelumnya. Tubuh seorang putri palsu yang akan menemukan akhir mengerikannya. Yap, kupikir hanya itu yang terjadi, karena itu selagi diriku...