ch 35 - T H I R T Y F I V E

5.4K 709 11
                                    

"Kenapa dia tidak muncul?" heran Lucien menatap ke arah luar tokonya dengan mengenakan topeng yang menutupi setengah wajahnya.

Pria itu tidak bisa mengawasi Galatea karena ia tahu bahwa satu-satunya tempat yang menjadi tujuan Galatea apabila gadis itu keluar dari istana adalah tokonya. Namun, beberapa waktu sudah berlalu semenjak saat itu namun Lucien tak melihat keberadaan Galatea dimanapun.

"Hei, jagalah toko ini sebentar," ucap Lucien pada pekerjanya.

Ia melepaskan topeng yang ia kenakan dan mulai mencari keberadaan Galatea. Dirinya melompat dari atap ke atap menyususuri jalan dari tokonya menuju ke istana, dan akhirnya berhasil menemukan Galatea yang berada di tengah jalan dengan seorang pria bersurai merah.

Melihat hal tersebut, Lucien tidak langsung unjuk diri, ia bersembunyi di atas atap dan menyaksikan mereka berdua dari kejauhan.

"Kalau boleh tahu, ada apa Yang Mulia berada di tempat seperti ini?" tanya Calix, "terlebih lagi dengan penampilan seperti ini, seolah-olah Yang Mulia sedang diam-diam keluar."

Galatea mempertahankan nada bicara datarnya dan mengaktifkan mode Galateanya. "Kalau kau sudah tahu maka untuk apa bertanya? Tidak usah mengurusi kebebasanku," ketusnya.

Calix tertawa mendengarnya. "Maafkan kelancangan saya Yang Mulia, saya telah merusak jubah mahal Yang Mulia, bagaimana kalau saya membalasnya dengan membelikan Yang Mulia makanan mahal?"

"Tidak perlu," jawab Galatea, "bukankah sudah kukatakan untuk tidak mengurusi masalahku? Pergilah dan anggap kita tidak pernah bertemu hari ini."

"Yang Mulia, tidakkah Anda terlalu dingin untuk pertemuan pertama kita ini?" balas Calix yang kali ini membuat Galatea mengangkat kepalanya dan menatap ke arah pria tersebut.

"Apa kau tidak pernah mendengar rumor mengenaiku?" tanyanya, "tentu kau sudah mengerti sendiri betapa buruknya sifatku, karena itu hal seperti ini bukanlah seberapa, menyingkir sebelum aku semakin kesal."

Calix kali ini tidak menjawab apa-apa lagi, dia memutuskan untuk menyerah dan membuka jalan bagi Galatea untuk pergi. Pria itu membalikkan badannya dan menatap punggung Galatea yang perlahan semakin menjauh dan menghilang.

"Dia memang benar tidak mengingat apapun, namun sifatnya berubah, dia tidak seperti Galatea yang waktu itu kulihat."

Lucien yang mendengar dan menyaksikan segalanya itu pun perlahan mendapatkan kepingan-kepingan petunjuk mengenai apa yang sedang terjadi saat ini, ia yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi antara Galatea dan Calix di masa lalu namun Galatea tak mengingatnya.

Dan sesuatu itu merupakan sebuah hal yang amat fatal bagi Calix. Ah, atau mungkin haruskan Lucien mengatakannya sebegai kegagalan fatal menara Joex?

______________

"Aku ingin membeli informasi."

Lucien tertawa miris dibalik topengnya saat ini, ia mengingat kembali betapa kencang dirinya melompat tadi agar dapat kembali ke toko lebih cepat dibandingkan Galatea yang sialnya juga berlari tadi.

Jantungnya serasa akan pecah saat ini.

"Informasi apa yang Anda inginkan, pelanggan?" tanya Lucien.

"Calix Limerence von Joex."

Tentu saja sesuatu yang sudah dapat Lucien duga dari Galatea. Gadis itu pasti mencoba mencari petunjuk juga mengenai apa yang sedang terjadi saat ini, dirinya yakin bahwa Galatea pun merasakan sesuatu yang tidak beres dengan dirinya.

Lucien tersenyum, "Pemilik menara Joex, informasi ini dapat sedikit mahal karena menara Joex merupakan salah satu menara ternama yang sangat tertutup."

"Berapa pun kubayar."

Lucien menganggukkan kepalanya mendengar hal tersebut, memang Galatea tidak pernah mengecewakannya.

"Dan aku ingin membeli informasi satu orang lagi."

Lucien sontak menaikkan salah satu sudut alisnya dan kembali menatap Galatea. "Siapa itu?" tanyanya.

"Velma Paulette de Agersia."

Yang satu ini tak terduga bagi Lucien. Velma bukanlah sosok yang terlalu menonjol bagi Lucien, ia hanya mengetahui gadis itu karena Galatea beberapa kali menjahati gadis itu secara terpaksa. Dan jujur saja, Lucien tidak terlalu menyukai gadis itu karena dia selalu mendatangkan hal buruk bagi Galatea.

"Hmm ... yang satunya adalah pemilik menara Joex dan satunya lagi adalah putri kerajaan Nosaroc, tidakkah informasi orang-orang yang Anda inginkan sangatlah luar biasa pelanggan?" timpal Lucien.

Galatea menggidikkan bahunya, "Berapa pun harganya, aku dapat membayarnya."

Lucien mengangguk. "Baiklah kalau begitu, lima hari lagi kembalilah kemari."

_______________

Cahaya mentari yang amat terang menyilaukan mata Lucelence yang saat ini sedang menikmati hari di kediamannya. Pria itu sedang sibuk mengasah panah dan pedangnya yang tak lama lagi akan ia gunakan dalam acara berburu.

Acara yang diadakan setiap tahunnya di kerajaan Nosaroc itu menjadi sebuah perayaan atas kejayaan kerajaan Nosaroc yang masih berdiri kokoh selama ratusan tahun.

"Tuan, Nona Velma Paulette de Agersia mengajukan pertemuan dengan tuan," ucap seorang pelayan yang berdiri di ambang pintu barak yang sedang di tempati Lucelence untuk menempa senjatanya saat ini.

Pria itu menghentikan kegiatannya sejenak dan menoleh ke arah pelayannya itu, "Kapan?"

"Sekarang, Tuan."

Lucelence terdiam sejenak untuk berpikir sebelum akhirnya bangkit berdiri dan meletakkan alat-alat menempanya. "Katakan padanya, aku akan segera kesana."

"Baik, Tuan."

Lucelence mengikat surai panjangnya dan berjalan keluar dari barak tersebut menuju ke ruang dimana Velma menunggunya. Ia tidak terlalu senang waktu pribadinya harus diganggu seperti ini, namun mau bagaimana pun Velma adalah putri kerajaan, tentu dirinya tak dapat mengabaikannya begitu saja.

Ketika Lucelence memasuki ruangan dimana terdapat Velma di dalamnya, gadis itu langsung tertegun melihat Lucelence. Meski pun dengan tubuh yang dibasahi oleh keringat, hal tersebut tidak mengurangi kesan tampan Lucelence.

"Ekhem." Lucelence berdeham cukup kencang untuk menyadarkan kembali Velma, pria itu sudah terbiasa dengan respons seperti itu. "Jadi, ada apa Yang Mulia datang kemari?"

"Saya ingin mengajak Tuan Lucelence untuk menjadi pasangan saya di ajang berburu nanti."

______________

Yuhuu ... sesuai janjiku yang kemarin, hari ini kita update lagi hoho~

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

It's Hard To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang