ch 24 - T W E N T Y F O U R

11.8K 1.9K 57
                                    

Galatea menatap kosong ke arah pemandangan di luar balkonnya. Gadis itu benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang, otaknya bagaikan berhenti bekerja di karenakan tubuhnya yang saat ini berada dalam fase malas bergerak.

"Hah … andaikan aku masih di dunia asalku, kurasa aku masih bisa rebahan santai sambil bermain ponsel. Tempat ini sangat membosankan," keluhnya.

Sudah beberapa hari berlalu semenjak dirinya kembali ke istana dikarenakan Quest tidak jelas yang membuatnya mau tak mau harus kembali. Dan selama itu pula menjalani Quest Main Story sudah menjadi rutinitas sehari-harinya.

{Quest Main Story Baru Telah Terbuka!}

Galatea menghela nafas berat dan ingin sekali rasanya dia membenturkan kepalanya ke tembok sekarang juga.

{Cinta Pertama Duke Lucelence!
Ajak Velma ke cafe Gouteux dan pertemukan dengan Duke Lucelence yang kebetulan berada di cafe tersebut juga.}

{Sanksi mengabaikan Quest adalah pengurangan life span selama lima tahun!}

{A. Pertemukan Velma dan Duke Lucelence +20}
{B. Pengurangan Life Span Lima Tahun}

Galatea benar-benar kehilangan semua energinya saat ini, terlebih lagi saat mengingat kenangan buruknya terakhir kali bersama Luca. Malas sekali dirinya melihat wajah pria itu.

"Ya sudahlah, aku tak ingin mati konyol karena melalaikan Quest."

_________________

Saat ini, Galatea kembali menatap malas ke arah kaca jendela yang menampilkan suasana jalanan kota kerajaan Nosaroc. Tidak ada kendaraan dan hanya ada banyak sekali orang-orang yang berlalu-lalang dan beberapa pedagang pinggir jalan.

Lokasi yang sempurna untuk membuka bisnis, banyak orang yang melewati tempat ini.

"Eum, permisi …."

Sebuah suara lembut mengusik pendengarnya dan menyadarkan dirinya dari pikiran bisnisnya itu. Galatea menoleh dan menatap Velma. "Ada apa?"

Tidak sulit sama sekali bagi Galatea untuk mengajak Velma keluar. Dirinya hanya perlu mengajak, dan Velma yang berkarakter polos dalam novel itu sudah pasti akan mengikutinya.

"Kalau boleh tahu, kenapa Nona mengajak saya kemari?"

Tak tahu. Lagi pula kenapa makhluk ungu itu tidak muncul-muncul. "Tidak kenapa-napa, hanya ingin saja."

Tring!

Suara pintu cafe yang terbuka membuat Galatea secara antusias langsung menoleh ke arah pintu masuk. Sudut bibirnya sontak terangkat saat ia melihat sosok Luca yang berjalan masuk ke dalam cafe tersebut dengan masker putih menutupi setengah bagian wajahnya.

Perlahan tangan Galatea meraih tongkat kayu dengan gagang emas yang ia gunakan untuk membantu dirinya berjalan. Berkat Velma yang entah sengaja atau tidak menendang kakinya beberapa hari lalu, sekarang Galatea harus berjalan menggunakan tongkat untuk sementara.

"Aku ke toilet sebentar," ucap Galatea yang kemudian pergi dengan langkah sedikit tergontai dan tangan kanan yang memegang tongkatnya.

Velma menatap lama ke arah kepergian Galatea. Setelah Galatea tak tampak lagi di pandangannya, gadis itu menolehkan kepalanya ke arah Luca yang sedang duduk di salah satu meja cafe tersebut sambil menyeruput tehnya.

Pandangan Velma tak luput dari Luca, sehingga ia menolehkan kepalanya dan tersenyum ke arah Velma. Melihat hal tersebut Velma tak merespon apa-apa dan langsung mengalihkan pandangannya dari Luca.

It's Hard To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang