ch 47 - F O U R T Y S E V E N

2.2K 290 82
                                    

Aku tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Calix sekarang, namun yang pasti aku dapat mengetahui bahwa kadar kebencian pria di hadapanku ini sedikit berkurang saat mengetahui bahwa aku menemukan dan merawat adiknya dengan baik.

{Status Karakter!}

{Pemeran Penjahat Pria I}

{Nama: Calix Limerence von Joex
Warna Mata: Merah
Warna Rambut: Merah
Usia: 21 Tahun
Status: Tuan Menara Joex}

{Afinitas: 0%}

"Karena saya meminta tolong pada Nona, maka saya akan memberitahukan sesuatu yang bagus sebagai imbalan dari permintaan saya," timpal Calix tiba-tiba yang membuat sudut alisku terangkat karena heran.

"Apa itu?" tanyaku.

"Berhati-hatilah dengan pengawal pribadi Anda Nona," bisiknya, "sepertinya latar belakang yang dimilikinya tidak biasa saja."

___________

Aku menghela nafas berat dan menatap ke arah buku catatan yang biasa kugunakan untuk mencatat alur cerita novel secara ringkas. Halaman yang khusus menampilkan segala hal mengenai Lucien dari novel itu tidak ada yang tampak mencurigakan bagiku, mungkin satu-satunya yang dapat dianggap mencurigakan adalah minimnya informasi bahkan dari novel aslinya sekali pun.

Tidak menutup kemungkinan bahwa ada sesuatu yang juga ditutupi di novel aslinya sekalipun bukan?

"Hm, tidak bisa seperti ini," gumamku, "satu-satunya tempat yang sapat memberiku kepastiaan saat ini adalah perpustakaan kerajaan."

Aku menutup bukuku dan berjalan keluar dari kamarku menuju perpustakaan. Perpustakaan di kerajaan ini terkenal sebagai perpustakaan terbesar sekaligus terlengkap di antara kerajaan-kerajaan lainnya, karena itu seharusnya aku dapat menemukan informasi yang kuinginkan di perpustakaan kerajaan.

Sesampainya di lokasi yang kuinginkan, mataku hanya dapat menatap takjub pada perpustakaan kerajaan ini. "Sial, seharusnya aku memindahkan kasurku ke tempat ini saja," gumamku pelan.

"Tentu saja tidak boleh."

Suara ini.

Aku membalikkan badanku dan menatap malas pada sosok pria bersurai hitam yang tengah memegang sebuah buku di tangannya. Siapa lagi kalau bukan Clarence. Aku baru ingat bahwa perpustakaan kerajaan merupakan tempat bersemayamnnya semenjak ia menjadi raja, semua itu dilakukannya demi mengejar ketertinggalannya karena tidak mendapatkan pendidikan layak sewaktu masih kecil.

Dia menutup buku yang dipegangnya dan menatap lurus ke arahku. "Apa yang kau lakukan disini? Tumben sekali," ucapnya.

"Mencari informasi," sahutku singkat sambil menarik sebuah buku dari rak di perpustakaan tersebut.

Mendadak pergelangan tanganku yang hendak mengambil buku tersebut ditarik kuat oleh si pria bersurai hitam. "Apa yang akan kau lakukan? Informasi untuk apa? Apa kau akan bilang kalau kau mau meninggalkan tempat ini lagi?"

Astaga, Nak. Seharusnya dulu aku menyadari risiko dari mendekati Clarence, tampaknya aku dulu melupakan sifat utamanya yang paling sering dituliskan oleh penulis di dalam novel 'The True Princess'.

'... Clarence tidak akan membiarkan apapun yang diinginkannya untuk pergi begitu saja. Bahkan Velma yang telah menjadi kepunyaannya pun tidak boleh keluar dari istana kalau tidak bersama dengan dirinya.'

Aku menghela nafas berat dan tidak meronta, sebagai gantinya aku menoleh ke arah Clarence dan menatap mata pria itu. "Aku tidak akan kemana-mana, oke? Untuk sekarang, hidupku adalah di tempat ini, dan duniaku ada disini, jadi kau tidak perlu khawatir apa-apa lagi tentangku."

Pada saat itu juga cengkraman tangan Clarence di pergelangan tanganku melonggar, dan ia perlahan melepaskan tanganku. "Untuk sekarang ... sampai kapan 'untuk sekarang' itu?"

Sampai novel ini tamat.

Namun tentu aku tak dapat mengatakan hal itu.

Aku menggidikkan bahuku, "Entahlah, sampai dunia ini damai mungkin? Tidak ada lagi kekacauan dan semua tempat menjadi aman."

Kali ini Clarence tidak lagi menjawabku, dan dia tidak mengatakan apa-apa lagi kepadaku. Dia berjalan mendekati rak untuk mengembalikan bukunya, dan mengganti bacaannya ke buku lainnya.

Aku pun kembali ke tujuan utamaku untuk mencari informasi mengenai Lucien. Mataku menelusuri seluruh penjuru ruangan dan terpaku pada salah satu sudut ruangan di perpustaakan ini yang tampak menyimpan banyak buku tua. Langkah kakiku bergerak menuju tempat tersebut, dan tanganku bergerak untuk melihat beberapa buku.

Kebanyakan buku yang disimpan pada rak ini sudah mengalami kerusakan, ada beberapa yang sobek, dan ada beberapa yang tulisannya bahkan telah pudar hingga isinya menjadi tak terbaca. Aku mengambil salah satu buku yang masih memiliki sampul dan membaca judulnya.

'Daftar Nama Keluarga Periode Kerajaan III'

Periode kerajaan ke-tiga. Sekarang adalah yang ke-sepuluh, itu artinya buku ini diterbitkan sekitar seratus lima puluh tahun yang lalu. "Hmm ... jika ada yang ketiga, itu artinya ada yang pertama dan kedua juga."

Aku pun mulai memperhatikan satu-persatu buku yang berada di rak tua tersebut, dan satu persatu buku yang tampak dapat menjawab pertanyaanku pun kuambil. Pandanganku terhenti pada sebuah buku yang berisikan daftar keluarga pada periode kerajaan pertama, tanganku membalik-balikkan halamannya dan berhenti disebuah halaman dengan nama keluarga 'Kaira'.

Aku langsung berjalan ke ruang baca terdekat di perpustakaan dan menutup pintu ruangan tersebut agar tidak ada orang yang mengangguku.

Tanganku langsung bergerak menuju sebuah buku yang sudah amat usang dan tak lagi bersampul itu, untung saja tulisan yang tertera di setiap halaman isinya masih tampak cukup jelas untuk dibaca.

'Periode Kerajaan I : Keluarga Kaira'

Keluarga Kaira adalah keluarga paling berjasa yang mendirikan kerajaan Nosaroc. Posisi keluarga Kaira sangat disegani oleh semua warga kerajaan Nosaroc, dapat dikatakan bahwa keluarga Kaira merupakan keluarga kerajaan pertama di Nosaroc.

Kaira merupakan pemegang kuasa tertinggi pada menara sihir pertama di kerajaan Nosaroc. Semua anggota keluarga Kaira dengan keturunan garis darah utama memiliki ciri khas bersurai pirang dan berkulit pucat.

Anggota keluarga Kaira pada Periode Kerajaan I

Pemimpin keluarga I: Walther Harvey la Kaira
Ibu Keluarga: Bernadette Madeline la Kaira
Anak I: Owen Frederick la Kaira
(Meninggal dalam peperangan)
Anak II: Cassius Alexander la Kaira
(Menjadi penerus setelah kematian Owen)
Anak III: Josephine Florence la Kaira
(Menikah dengan pangeran II Lorcan)

Pemimpin keluarga II: Cassius Alexander la Kaira
Ibu Keluarga: Beatrice Lilian la Kaira
Anak I: Angelique Alondra la Kaira
(Meninggal)
Anak II: Nathaniel Olivander la Kaira
(Meninggal)
Anak III: Claire Dolores la Kaira
(Meninggal)
Anak IV: Lucien Regulus la Kaira
(Menghilang)

_________________

Yuhuu~

Ada yang mau ...

Double up kah?

Ah, ga mau ah ...

Eits, canda~

Double up ga ya? 🤔

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's Hard To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang