Suara langkah sepatu kuda kembali terdengar memasuki istana. Kuda tersebut baru saja pergi kemarin dan hari ini kuda tersebut telah kembali dengan sesosok gadis yang terlihat seperti akan mati tak lama lagi.
Dia benar-benar telah kehilangan nyawanya.
"ARGHHHH! APA-APAAN QUEST GILA ITU! SEJAK KAPAN HAL SEPERTI INI BISA ADA DI DUNIA NOVEL HAH! AKU MASUK KE DUNIA NOVEL BUKAN OTOME TOLONGLAH ARGGHHHHHHHHH!"
Benar sekali. Itu Galatea. Dia sudah nyaris kehilangan seluruh nyawanya saat tiba-tiba sebuah notifikasi masuk dan menyuruhnya untuk kembali ke alur cerita utama tanpa diperbolehkan untuk kabur.
Ia benar-benar harus memperkuat mentalnya mulai sekarang. Rasanya seperti dirinya bisa gila kapan saja jika hal seperti ini terus saja menjebak kehidupan keduanya itu.
Setelah sampai di istana, gadis itu turun dari kudanya dan berjalan kembali memasuki istana untuk kembali ke kamarnya. Sekarang segala persiapannya telah sia-sia dan ia mau tak mau harus mulai kembali merencanakan segalanya dari awal lagi.
Galatea POV
Tuhan tolong bunuh saja aku sekarang, kenapa cobaanku begitu besar ya Tuhan. Susah-susah diriku mempersiapkan segalanya hingga hari ini, dan kenyataan pahit seperti inilah yang kudapatkan. Jika saja dari awal aku tahu akan berakhir seperti ini maka aku akan berbuat lebih banyak hal lagi sebelum alur cerita utama dimulai.
Aku bergegas lari kembali ke kamarku, dan langsung menghempaskan tubuhku di atas ranjang. "Apa yang harus kulakukan sekarang," gumamku sambil menatap lama ke arah langit-langit kamar. Aku tidak pernah menyiapkan maupun menyangka situasi seperti ini, dan sekarang aku bingung harus bagaimana.
"Kemana kau kemarin?"
"ARGH! ASTAGA! TAK BISAKAH KAU MUNCUL DENGAN NORMAL?!"
Mataku memincing tajam ke arah Lucien yang tiba-tiba sudah berada di balkon kamarku. Pria itu benar-benar seperti sesosok hantu, datang tak diundang pulang tak diantar, lama-lama kukunci juga pintu balkonku.
"Habisnya kau belakangan ini bertingkah luar biasa aneh, berpamitan bilang akan pergi namun tak mengatakan akan pergi kemana. Lalu kemarin kau hilang, eh sekarang malah kembali."
"Tck, bukan urusanmu," timpalku malas. Moodku sedang hancur sehancur-hancurnya saat ini.
{Main Quest Telah Selesai!}
{'Kembali ke Istana dan Berkabung atas Kematian Raja'}
{Poin +5}Persetan dengan kau.
{Belum Ada Main Quest yang Tersedia]
Oh? Tunggu-tunggu ….
Alat ini bisa kosong seperti ini?
BERARTI AKU ADA KESEMPATAN!
"Kau ini aneh sekali, baru beberapa detik lalu mukamu seperti baru saja ditimpa oleh batu dan sekarang mukamu sudah menunjukkan tampilan sebaliknya."
Aku sama sekali tidak memperdulikan perkataan Lucien dan terkekeh pelan memikirkan kalau masih ada kesempatan bagiku untuk melakukan hal diluar Quest utama. Fyuh … setidaknya aku tidak akan seumur hidup terkekang oleh Quest gila ini.
"Duh, orang ini tampaknya sudah gila," ujar Lucien sambil menatapnku. "Hei, apa kau tau kalau gadis bernama Velma dan pria yang kau urus dari menara gelap itu sekarang tinggal di dalam istana?"
"OH IYA NJIR!"
"Njir?"
Astaga bisa-bisanya aku lupa dengan pengakuan perasaan dari Clarence. Kupikir pada saat itu aku benar-benar tidak akan bertemu dengannya lagi sehingga aku dapat dengan mudah memutuskan segalanya, dan sekarang ….
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hard To Be A Villain
Fantasía[Special Réincarnation Series] Aku terjebak di dalam tubuh pemeran penjahat dari cerita yang pernah kubaca sebelumnya. Tubuh seorang putri palsu yang akan menemukan akhir mengerikannya. Yap, kupikir hanya itu yang terjadi, karena itu selagi diriku...