ch 46 - F O U R T Y S I X

1.8K 272 8
                                    

Galatea sontak langsung berlari menghampiri William dan memeluk anak kecil tersebut, sementara di sisi lain pria bersurai merah itu masih menatap tak percaya sosok anak kecil di hadapannya. Tanpa sadar ia melangkah maju untuk mendekati anak tersebut.

"W-William? Adik kakak?" lirihnya pelan.

Flashback

"Kakak!"

Seorang remaja bersurai merah yang sedang sibuk dengan buku-buku sihir di tangannya itu terlejut saat mendengar suara nyaring yang meneriakki namanya, meski begitu ia langsung bersiap memasang senyuman terbaiknya lalu berbalik badan dan berjongkok sambil melebarkan tangannya. "Iya William, kemarilah biar kakak peluk," sahutnya senang.

William berlari menghampiri kakaknya dan langsung memeluk erat pria itu, tangan mungilnya mengelus lembut surai merah kakaknya itu. "Bagaimana kabar kakak hari ini? Apa kakak senang?"

"Aduh, kalau ada matahari secerah ini yang memeluk kakak mah siapa yang tidak senang coba?" balas Calix ceria.

Suara pintu ruang belajar Calix yang dibuka begitu saja membuat mereka berdua sontak menoleh dan menatap takut ke arah seorang wanita paruh baya bersurai hitam. "Calix, apa sekarang adalah waktu yang tepag untuk seperti ini? Kudengar nilai tesmu turun," ucapnya.

"Maaf Ibu."

Wanita yang dipanggil ibu oleh Calix itu pun memicingkan matanya menatap William yang gemetar ketakutan saat menghadapinya. "Dan kau, jangan ganggu anakku, pergilah bermain dengan anak lainnya!"

"Tapi Ibu, Will—"

"Kau berani melawan ibu demi anak haram ini sekarang?!"

Merasakan tubuh William yang semakin gemetar mendengar nada tinggi ibunya membuat Calix tak dapat mengatakan apapun lagi dan lebih memilih untuk membungkam mulutnya. "Baik Ibu, saya akan kembali belajar," sahutnya menyerah.

"Bagus kalau begitu," sahut ibu Calix yang berjalan mendekatinya dan menarik William dari pelukannya.

Iris merah darah itu pun menatap sendu William yang tampak sangat ketakutan dan menderita. Meski mereka berasal dari ibu yang berbeda, Calix selalu menyayangi William dengan sepenuh hati, bahkan dirinya sangat bersyukur dengan kehadiran anak secerah matahari itu dalam kehidupannya yang suram.

Namun dirinya adalah kakak yang jahat, kakak yang tak dapat membela adiknya saat adiknya disiksa oleh ibunya sendiri, kakak yang hidup seperti sebuah boneka berjalan milik ibunya, dan kakak yang tak bisa melakukan apa-apa saat adiknya tiba-tiba menghilang.

Di malam hilangnya William, Calix hanya dapat menjadi seorang kakak pecundang yang tak mampu melawan ibunya saat wanita itu menyuruh dirinya untuk tetap belajar dan mengunci semua akses keluar dirinya dari ruang belajarnya.

Flashback End

Tangan Calix mengepal erat saat melihat William yang terdiam menatap dirinya. Ia tak tahu dengan perasaan campur aduk yang dialaminya saat ini, di satu sisi ia merasa sedih mengingat semua yang telah dirinya lakukan pada William, dan di sisi lain ia merasa senang karena adiknya itu baik-baik saja.

"Mari kita berbincang sebentar," ucap Galatea.

Calix melirik gadis itu sejenak kemudian menganggukkan kepalanya.

"Luca tolong kau jaga William lagi."

"Ya ya, aku mengerti."

________________

Galatea POV

"Apa kau mengenalnya?" tanyaku yang sengaja berpura-pura tidak mengenal latar belakang William.

Meski begitu, jawaban yang kuterima dari Calix hanyalah keheningan. Raut wajah pria itu tampak tidak baik, dan pikirannya seperti sedang tidak berada di tempat saat ini.

"Aku menemukan dia di gang terbengkalai di pinggir kerajaan, kondisinya sangat tidak baik-baik saja," jelasku yang kali ini berhasil memancing kembali kesadaran pria itu. "Dia seperti tulang berlapis kulit, pakaiannya tak layak, badannya kotor dan bau, bahkan dia sering tidak makan selama seharian."

"Dia mengalami itu?!" tanya Calix yang tampak terkejut.

Tentu saja dia terkejut.

Dalam cerita novel yang aslinya, Calix sendiri lah yang menemukan William di gang terbengkalai tersebut. Saat menemukan William dalam kondisi seperti itu, Calix merasa sangat marah hingga ia menjadi gila dan kekuatan apinya hampir membakar seluruh rumah di gang terbengkalai.

Uh ... apa membicarakan hal ini di ruang bacaku adalah hal yang salah? Bagaimana kalau bukuku habis terbakar setelah ini? Ah, gawat.

"Begini, tenanglah dulu," ucapku cepat yang jujur saja sedikit panik namun aku berusaha keras untuk menutupinya. "Sekarang semuanya sudah jauh lebih baik, aku menganggapnya sebagai adikku sendiri, dan dia pun menjadi jauh lebih ceria."

Sial, kenapa raut wajah Calix malah menjadi semakin tidak enak dipandang sekarang. Jangan bilang kalau dia menganggapku sebagai saingan karena adiknya menjadi terlalu nyaman denganku hah?

Tenang dulu Galatea, tenang.

"Jadi ... apa mungkin kau tahu asal-usulnya?"

Calix menghembuskan nafas panjang dan mulai mengangkat kepalanya untuk menatapku. "Dia adalah adikku," sahutnya.

Aku langsung memasang reaksi terkejut senatural mungkin sebagai respon dari jawabannya. "Bagaimana bisa adikmu ..."

"Dia menghilang beberapa tahun yang lalu, dan beberapa bulan setelah dirinya menghilang aku baru sadar bahwa ibuku lah yang membuangnya," jelasnya, "kurasa dia masih mengingatku, namun aku yakin bahwa ingatan mengenai diriku bukanlah ingatan yang ingin diingatnya."

Hmm ... aku memang tidak pernah mendengar William mengungkit mengenai Calix sama sekali, meski begitu William seharusnya tidak menyimpan dendam apapun pada Calix, karena di dalam novel William digambarkan sebagai bocah kecil yang juga menyayangi kakaknya tanpa menyimpan dendam.

"Jagalah dia."

"Ya?" Aku menatap bingung Calix karena perkataannya yang tiba-tiba itu.

"Tolong jagalah dia."

"Kau tidak akan membawanya pulang?"

"Akan lebih baik kalau dia berada di sini."

_____________

Jadi gais, FYI draft cerita ini tuh sudah hampir selesai aku ketik, ehe :v

Walau belum sepenuhnya tamat sih, bisa dibilang sudah 85-90% bagian cerita ini sudah kuketik dan disimpan di draft awokwokwokwok.

So, aku sudah ada ngetik cerita pengganti buat cerita ini juga! Yaw buat tanggal rilisnya nanti waktu cerita ini sudah mendekati chapter-chapter akhir kurasa, dan niatannya kalau draft untuk cerita ini sudah 100% selesai maka aku usahakan bagi cerita ini buat update setiap hari, yeyey

Itu aja si untuk informasinya dari akuu, see you on next update! Babayy~

It's Hard To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang