ch 23 - T W E N T Y T H R E E

11.7K 2K 63
                                    

Galatea mengusap tengkuknya kasar, mendadak dia merasa merinding seolah-olah ada orang yang memiliki niat buruk kepadanya. Tapi Galatea yakin pasti banyak orang di luar sana yang memiliki niat buruk padanya jadi ia tak terlalu peduli.

"Hah … sungguh pemandangan yang Indah, aku pasti dapat menikmatinya dengan sepenuh hati jika saja aku bukan masuk ke dalam tubuh Galatea," ucap Galatea pada dirinya sendiri.

{Main Quest Story Baru Terbuka!
Gadis Gila 'Galatea'!
Temui Velma yang sedang dalam perjalanannya menemui Clarence, hadang dan dorong dia!}

{Sanksi mengabaikan Quest adalah pengurangan life span selama lima tahun!}

{A. Temui Velma +10}
{B. Pengurangan Life Span Lima Tahun}

Galatea berasa seperti kehilangan seluruh energinya. Dia menghela nafas berat dan memijat pelipisnya. "Sehari sekali saja sudah semenyebalkan ini, aku tak dapat membayangkan seberapa sibuknya diriku jika alur cerita utama telah benar-benar di mulai nanti."

Galatea kembali menegakkan tubuhnya dan mulai menjalankan aksinya. Jika dilihat waktu siang hari seperti ini, maka Clarence seharusnya berada di ruang belajarnya.

Tanpa kesulitan Galatea menemukan koridor yang akan menjadi panggung aktingnya setelah ini. Dengan berbekalkan denah istana yang dirinya minta pada Ilory untuk buatkan, ia pun sampai.

Di hadapannya saat ini, sudah ada Velma yang sedang berdiri di depan pintu ruang belajar Clarence. Oke, waktunya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" ucap Galatea menghampiri Velma. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, dan mengangkat dagunya sambil menatap Velma dengan tatapan penuh selidik. Kurang meyakinkan apa lagi tampang jahat Galatea saat ini.

Velma tampak gugup dan ia menatap sekelilingnya. "Uh, saya ingin menemui Yang Mulia Clar—"

"Apa kau bisa datang dengan sesuka hati ke tempat seperti ini huh! Memangnya siapa kau?!" sela Galatea lagi yang kali ini dengan nada suara lebih ditinggikan.

Dengan cepat tangan gadis itu bergerak untuk menarik bahu Velma dan berniat untuk mendorongnya hingga terjatuh. Namun, entah mengapa saat ia hendak mendorong Velma, Galatea melirik sekejap kaki Velma yang juga pada saat bersamaan menendang tulang keringnya hingga membuat dirinya juga mau tak mau kehilangan keseimbangan.

Huh? Dia menendang tulang keringku? Ini tidak ada dalam novel tuh?

Bruk!

Galatea sontak memejamkan matanya saat mendengar suara terjatuh yang cukup kencang itu. Dia terdiam dalam waktu yang cukup lama dengan mata terpejam sampai akhirnya menyadari sesuatu. "Lho, kok ga sakit?"

"Hm."

Galatea sontak membuka matanya dan menapati sepasang iris merah yang menjadi penyambut pandangannya saat ini. Ia merasakan keberadaan tangan Clarence di bahu dan pinggangnya. Kejadian tak terduga ini membuat otak Galatea memproses lama.

"Awh!"

Pada saat itu juga kesadaran Galatea kembali dan dia langsung menoleh ke arah sang sumber suara yaitu Velma yang tersungkur di lantai koridor. Dan pada saat yang sama pula, rasa sakit di tulang keringnya mulai menyengat.

"Ouch sialan!" Galatea memejamkan matanya berusaha meredakan rasa sakit yang menyengat di tulang kering kakinya itu. Tendangan Velma benar-benar tidak lemah, bahkan ia yakin kakinya akan biru setelah ini.

Uh, tapi, tidakkah situasi saat ini sedikit canggung?

Galatea bolak-balik menatap sosok Clarence yang tengah membopong tubuhnya dengan Velma yang tersungkur di lantai koridor. Astaga, kenapa bentukannya malah menjadi seperti ini!

Galatea langsung memaksakan diri untuk bangkit meski kakinya sedikit pincang saat ia berdiri. Pandangan gadis itu menatap Clarence yang selalu memasang wajah dingin. "Uh, ya, terima kasih Yang Mulia," timpal Galatea yang jujur saja canggung sekali.

Dia langsung berjalan pergi dengan kaki pincang dan melirik sejenak ke arah Velma. Jujur saja, Galatea bingung sekali saat ini. Kejadian menendang tersebut tak pernah terjadi dalam novel, namun mengapa tiba-tiba Velma menendang kakinya. "Apa sesuatu tidak ditulis secara detail oleh penulisnya? Atau mungkin cuma kebetulan aja ya?" gumam Galatea pelan.

{Quest Main Story Telah Selesai!
Gadis gila 'Galatea'
Poin +10
Total poin: 25}

Setiap pijakan yang di ambil oleh kaki kanannya terasa seperti pisau bagi sekujur tubuhnya. Galatea bekerja keras hanya untuk berjalan saat ini.

"Hei Nona, apa kau perlu bantuan?"

Galatea menoleh malas ke arah jendela dan mendapati sosok Lucien yang sering kali muncul dari jendela entah mau di jendela lantai berapapun itu. Lokasinya saat ini masih berada di koridor yang sama namun berbeda belokan, sehingga ia tak melihat Clarence dan Velma lagi.

"Kalau kau sudah tahu maka bantulah aku," sahut Galatea.

Lucien pun langsung membuka jendela dan masuk lewat jendela tersebut. Dia menawarkan Galatea untuk naik ke punggungnya, dan Galatea tanpa segan menerima hal tersebut. "Wow, kau lumayan berat."

"Diam."

"Lagi pula kenapa dia menendang kakimu tiba-tiba," ucap Lucien. "Padahal aku rasa kau mendorongnya seperti tanpa ada niatan ingin mendorongnya tadi."

Galatea terkejut dan menatap Lucien. "Kau melihat semuanya?"

"Aku menontonnya, lumayan tayangan gratis. Tapi anehnya kau tampak seperti tidak ada niatan ingin melakukan semua hal itu, jadi kenapa melakukannya?"

"Bukan urusanmu."

Lucien mempautkan bibirnya karena kesal, dia tidak mengucapkan apa-apa lagi pada Galatea dan hanya melanjutkan jalannya sambil membawa Galatea di punggungnya.

Sementara itu di tempat Clarence. Dia menatap Velma yang masih terduduk di lantai sambil menatap ke arah dirinya, namun tampak tak ada niatan barang sedikit pun dari pria itu untuk membantu Velma bangkit berdiri.

"Sampai kapan kau akan berada di sana?"

Satu kalimat tanya dari Clarence tersebut membuat Velma tersadar dan langsung menundukkan kepalanya. "Maaf Yang Mulia, kaki saya sedikit terkilir jadi saya sedikit kesulitan untuk bangkit berdiri saat ini," sahutnya.

"Galatea baru saja berjalan dengan tulang kering yang retak."

Velma sontak tertegun mendengar perkataan Clarence. "A-Ah tadi saat tergelincir, saya tidak sengaja menendang kaki Nona Galatea. Saya pantas untuk dihukum Yang Mulia!"

Clarence tak membalas, dia memutar balikkan badannya dan berkata, "Bantu dia berdiri dan antarkan dia kembali ke tempatnya."

"Baik, Yang Mulia!"

_________________

Hai gaisss~

Punten diriku kemaren ndak bisa up soalnya di rumah ada teman nginap. Jadinya harus keluar-keluar jalan. Gantinya diriku up hari ini, dan besok juga bakal update.

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

It's Hard To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang