ch 45 - F O U R T Y F I V E

1.6K 242 4
                                    

"Tuan, ada yang aneh dengan informasi yang kami dapatkan mengenai Marquess Eliot," ucap Silas kepada Calix yang sedang duduk di meja kerjanya itu.

Iris merah pria itu terangkat dan menatap lurus ke arah pekerjanya itu. "Apa itu?"

"Marquess Eliot telah tiada." Sepasang mata Calix melebar. "Dua hari setelah acara perburuan, Marquess Eliot langsung pergi keluar dari kerajaan menuju sebuah desa di kerajaan lain, namun dalam perjalanan keretanya mengalami kecelakaan."

"Kemudian?" tanya Calix yang tampak sedang menahan emosimya saat ini. "Bagaimana dengan nama keluarga Elios yang disandangnya itu, apa ada informasi mengenai hal tersebut?"

"Itu dia Tuan, keluarga Elios memang tercatat sebagai salah satu nama keluarga bergelar Marquess di kerajaan ini, namun nama itu tercatat dalam buku bangsawan kerajaan ini sebagai sebuah keluarga yang sudah dimusnahkan oleh keluarga Kaira."

"Keluarga Kaira?" bingung Calix. "Keluarga pendiri kerajaan Nosaroc?"

"Benar, Tuan, keluarga Kaira sang pendiri kerajaan ini yang telah dimusnahkan 200 tahun lalu karena sihir hitam. Sebab itu, keluarga Elios seharusnya telah musnah lebih lama dari itu, sekitar 250 tahun yang lalu."

Calix mengerutkan dahinya. Dia melambaikan tangannya pada Silas sebagai perintah bagi pria itu untuk keluar dari ruangannya, dan Silas pun pergi dari ruang kerja Calix.

Pria bersurai merah tersebut berjalan ke jendela ruangannya yang menampilkan pemandangan bulan di malam itu. Keluarga Kaira sang pendiri kerajaan Nosaroc yang sebenarnya dan merupakan keluarga penganut sihir hitam yang sesungguhnya, itu adalah sebuah fakta tersembunyi yang hanya diketahui oleh para pemimpin menara dan raja dari kerajaan Nosaroc saja. Sementara masyarakat dan khalayak luas hanya menganggap bahwa kisah keluarga Kaira adalah mitos semata.

Dua ratus tahun yang lalu, kerajaan Nosaroc membantai keluarga penguasa mereka sendiri, yaitu keluarga Kaira, karena menolak untuk mengakui seorang pemimpin yang menggunakan sihir hitam. Kemudian sejak saat itu pun keluarga Lorcan menggantikan posisi keluarga Kaira sebagai penguasa kerajaan ini.

Namun, keluarga Kaira yang dibantai habis pada hari itu sama sekali tidak mengeluarkan air mata kesedihan, melainkan mereka tampak sangat senang seolah-olah mereka telah berhasil mencapai tujuan mereka yang sesungguhnya.

'Tok Tok!

"Tuan, Dia datang."

Calix memijit pelipisnya pelan, jujur saja kondisinya saat ini bukan dalam kondisi dimana dirinya dapat bertemu dengan orang. Meski begitu, ia tak dapat menolak kehadiran gadis itu, karena dia sangat mencintainya dan mungkin bertemu dengan gadis itu justru dapat mengurangi bebannya.

"Biarkan dia masuk," ucap pria itu disusul dengan terbukanya pintu ruangannya dan menampilkan seorang gadis dengan tudung kepala.

Gadis itu berlari ke arah Calix dan langsung memeluk pria tersebut, seketika seluruh kelelahan yang terdapat pada tubuh pria itu langsung terangkat setelah menerima kasih sayang dari sosok yang dicintainya itu. "Ada apa, Sayang? Apa boleh kau datang kemari seperti ini, hm?"

"Tidak apa-apa," sahut gadis itu dengan nada sendunya, "Aku hanya merasa sangat kelelahan dengan semua yang terjadi dalam hidupku."

"Apa dia menganggumu?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya lelah dan ingin bersamamu," ucapnya.

Calix tersenyum mendengar ucapan gadis itu, dia pun mengangkat wajah gadis itu sehingga pandangan mereka akhirnya bertemu satu sama lain. Iris merahnya bertemu dengan iris lavender gadis tersebut, dan mengusap lembut pipinya.

"Besok aku akan ke istana."

_______________

Lucien berkacak pinggang melihat Galatea yang kondisinya tampak sengat menyedihkan setelah dikurung dikamarnya selama hampir seminggu setelah menyadarkan diri. "Astaga, kalau bukan karena suara nafasmu mungkin aku akan mengira bahwa kau adalah mayat."

"Kenapa kalian masih mengurungku, kapan kalian akan membiarkanku bebas, hiks," sahut Galatea meratapi kehidupannya. Selama seminggu dirinya tak boleh keluar kamar, dan selama satu minggu itu juga tidak ada misi atau apapun yang dapat dilakukannya. Ia bosan.

Merasa kasihan dengan Galatea, Lucien pun memikirkan sebuah ide. "Kau boleh keluar," ucap Lucien yang membuat Galatea sontak bangkit dari ranjangnya. "Tapi aku harus bersamamu."

"Tentu!" sahutnya bersemangat.

Tanpa basa-basi, Galatea langsung menarik Lucien keluar dari kamarnya. Mereka berjalan menuju halaman depan kerajaan dan tanpa sengaja berpapasan dengan Calix yang baru saja hendak memasuki istana untuk menemui Clarence.

Melihat sosok Calix dari kejauhan itu pun membuat Galatea menyesali pilihannya untuk keluar dari kamarnya, gadis itu hendak menghindar namun matanya terlanjur bertatapan dengan iris merah pria itu.

"Ah, kurasa kita memang berjodoh, baru pertama kali saya datang kemari dan langsung bertemu dengan Tuan Putri," ucap Calix dengan senyuman di bibirnya.

Iris biru Lucien menatap tajam Calix dan hal tersebut tak luput dari pandangan pria merah itu. Lucien pun tersadar dan langsung membungkukkan badannya, "Salam kepada Tuan Joex, saya Lucien pengawal pribadi Tuan Putri Galatea."

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Lucien terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Calix, namun dengan segara ia menutupinya dengan senyuman. "Saya selalu bersama dengan Nona Galatea kemana pun, saya rasa Tuan salah lihat," sahutnya.

Iris merah pria itu pun melirik ke arah Galatea dan kembali kepada Lucien. "Ah, kalau begitu maafkan saya. Tuan putri, saya pamit ingin menemui Yang Mulia Raja terlebih dahulu," ucap Calix sambil membungkukkan badannya di hadapan Galatea yang dibalas dengan hal serupa oleh gadis tersebut.

Namun sebelum hendak pergi, Calix sempat mengatakan suatu kalimat yang cukup menganggu bagi Lucien dan Galatea. "Nona, tampaknya Anda perlu mewaspadai pengawal Anda."

"Apa-apaan orang itu," gumam Galatea tak peduli.

"KAKAK GALATEA!"

Suara teriakan yang cukup kencang dan menggelegar tersebut membuat Galatea membelalakkan matanya dan langsung menbalikkan badannya. Ia menatap horor ke arah pria bersurai merah yang pandangannya telah tertuju langsung ke arah seorang anak bersurai hitam dengan senyum lebarnya.

"William?"

_____________

Kiw kiw, udah agak malem tapi masih pada melek kan?

Maapkeun diriku kemarin lupa up T^T jadinya malam ini aku double up deng sebagai ganti yang kelupaan kemarin skskskksk. See you on update selanjutnya yaw, sekalian juga aku mau kasi info di sana~

Babayy

It's Hard To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang