26

580 90 7
                                    


*****
💜💜💜💜💜💜💜
*****

"Mengapa kau hanya menanyakan nya padaku Oppa? Bagaimana dengan manager lainnya dan juga manager TXT?" Tanya Dita.
.
.

"Mereka akan segera datang juga menghampiri kita," bukan Sejin yang jawab melainkan RM.

Dita mengangguk mengerti.

"Jika Oppa menanyakannya padaku, aku hanya meminta persetujuan dari Star's saja. Dan juga Star's kemungkinan tidak terlalu sibuk, jadi mereka pasti setuju." Jawab Dita.

Sejin tersenyum menanggapi ucapan Dita. Dia bangga memiliki rekan kerja sepertinya.

Pandangan Jimin tidak lepas dari Dita, senyuman selalu terukir di wajahnya ketika Dita berbicara. Wajahnya mungkin menghadap kearah Sejin namun sebenarnya arah pandangannya pada Dita. Hal itu disadari V, dan menyenggol lengan Jimin "apa yang kau lihat?" Ucapnya.

Jimin menggeleng dan terus memandang Dita. Gadis itu menyadarinya namun dia meng-acuhkannya karna itu akan membuatnya gugup dan akan semakin membenci Jimin.

"Apakah kau sedang memandang manager Dita?" Ucap V kembali.

"Sutt... Diamlah! Jangan menggangguku sebentar saja!"

Percakapan diantara kedua sahabat itu masih di dengar oleh member lain. Sehingga mereka memberi keributan supaya baik Dita maupun Sejin tidak mendengar apa yang sedang mereka bahas.

Kemunculan manager dari TXT dan manager lainya menyadarkan Bangtan dari obrolannya dan mengajak manager itu untuk ikut bergabung duduk bersama. Duduk berdampingan di lantai latihan dance bangtan, mereka melakukannya karna sesekali mereka harus berkumpul seperti keluarga juga.

Mereka membahas acara yang akan mereka adakan sebelum meminta persetujuan dari PD-Nim. Segala sesuatunya harus benar benar sudah siap jika PD-nim meminta penjelasan dan jika tidak diberikan izin.

"Aku akan memberitahu Star's tentang kegiatan ini agar mereka mempersiapkan diri dan...."

"Aku akan menemanimu manager!" Ucap JK menyela ucapan Dita.

Lalu berdiri dan menghampiri Dita yang masih duduk di posisinya, dia mengulurkan tangannya untuk membantu Dita berdiri.

"Apa yang kau lakukan?"

"Tentu saja membantumu berdiri! Ayo!"

Dita menerima uluran tangan JK dan tiba tiba kaki Dita keram sehingga membuatnya hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya jika saja JK tidak sigap menggapai pinggul Dita, maka dia dan JK akan jatuh bersamaan.

Posisi Dita yang memegang lengan JK dan JK yang memegang pinggul Dita, istilahnya mereka hampir berpelukan. Hal itu membuat Jimin panas hati dan cemburu ditambah lagi sorakan dan deheman para manager dan Bangtan lainnya.

Wajahnya yang tanpa ekspresi namun tatapan tajam matanya menangkap mata bulat Dita.

Dapat dilihat dari tatapan itu membuat Dita ngeri dan takut namun mengingat gara gara pria itu dia hampir terbunuh, dia membalas tatapan itu, juga memper-erat pegangannya pada JK, seakan dia juga ingin memeluk JK.

"Ahkk maafkan aku. Kakiku keram dan tak sengaja hampir jatuh. Terimakasih atas bantuanmu!" Ucap Dita lalu melepas tautannya.

Mereka berdua pergi dengan kaki Dita yang sedikit pincang karna rasa keramnya masih kerasa.

"apakah tadi kau sengaja mempererat pelukanmu padaku?" Tanya JK saat mereka menuju ruang Star's.

"Tidak!"

ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang