*****Dita bersama Jimin sedang berada di restoran, mereka menunggu kehadiran keluarga Jimin. Ya, Malam ini Jimin akan mengenalkan gadis itu kepada kedua orang tuanya dan juga saudaranya secara resmi.
Selama ini, Jimin hanya menceritakan tentang gadis yang ia kencani dan sesekali melakukan video call, untuk lebih mengenal seperti apa gadis yang dicintainya.
Jimin menggenggam tangan Dita, dia tau bahwa gadis itu sedang gugup, karna untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka berkencan, ia akhirnya mempertemukan Dita dengan keluarganya. Di elusnya tangan Dita memberikan kepercayaan diri pada gadis itu.
"Aku sangat gugup, Jimin-ah!"
"Aku tau itu, karna ini pertama kalinya kalian bertemu bukan? Mungkin jika nanti aku juga menghadapi hal seperti ini, aku akan gugup seperti mu." Ucap Jimin menenangkan Dita.
"Percayalah orang tuaku akan sangat menyukai mu, seperti yang kamu tau, mereka sangat menginginkan aku untuk segera mempertemukan kalian!"
Dita menghembuskan nafasnya, ia menetralkan deru nafasnya yang mungkin terlihat seperti ngos-ngosan. Jimin yang melihat itu hanya tertawa, ia tidak menyangka Dita akan segerogi itu.
"Jangan menertawakan ku!" Ketus Dita.
"Baiklah-baiklah. Aku tidak akan tertawa lagi Chagi!"
"Huh!! Coba.." tiba tiba Dita menarik tangan Jimin dan meletakkannya tepat di dadanya, tindakan itu membuat Jimin kaget. Apa yang di lakukan gadis itu?
"Apakah kamu merasakan jantungku berdegup kencang?"
Jimin terdiam lalu mengangguk ia kembali menarik tangannya ke posisi semula.
"Jangan seperti it.."
Ceklek!
"Apakah kami terlambat?" Ucap seorang wanita paruh baya memasuki ruangan itu, disusul oleh suaminya lalu seorang pemuda dengan masker yang menutupi wajahnya.
Mereka berada di salah satu ruangan yang memang di khusus kan buat orang orang yang tidak ingin diganggu privasinya, untuk orang orang terkenal yang tidak ingin di ketahui oleh publik keberadaanya.
Dengan spontan Dita berdiri dan memberikan salam pertemuan kepada keluarga Jimin, ia melepas genggaman tangan Jimin yang sebelumnya selalu menempel padanya.
"Annyeonghaseyo Eommonim-abonim Perkenalkan saya Dita!" Ucap Dita gerogi.
Kedua orang tua itu membalas sapaan Dita, lalu duduk di seberang Dita dan Jimin.
Dita benar benar takut jika orangtua Jimin kecewa padanya pada pandangan pertama.
"Nama yang cantik, sama seperti orangnya." Balas eomma Jimin.
"Eomma, lebih baik kita memesan makanan terlebih dahulu, aku sudah lapar!" Ucap Jimin.
Akhirnya keluarga itu ditambah dengan Dita menikmati makan malam bersama, selama proses makan itu berlangsung tidak ada seorang pun yang berani bicara.
Terlihat bahwa appa Jimin adalah pria yang tegas, terlihat sedikit angkuh namun tetap berwibawa, mungkin akan sulit untuk meminta restu beliau.
Sedangkan pemuda yang satunya lagi, tidak lain adalah saudara Jimin. Pria yang ia temui kemaren saat di kantor, yang tanpa sengaja telah di peluknya. Bukannya tidak mengenal Jimin, hanya saja tatapan kedua bersaudara ini sangat mirip sekali.
Mengingat moment itu membuat Dita malu dan tidak berani menatap adik Jimin.
Dita berhenti makan ketika melihat Appa Jimin sudah selesai, ia harus terlihat sopan di depan keluarga Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)
Teen Fiction•Mengapa harus pria seperti itu yang kucintai? ~Dita Karang • Ketenaran ku semakin membuatku sulit mendekatimu, menjaga jarak dengan mu adalah hal yang tidak bisa kulakukan. •aku ingin menjadikanmu wanita satu satunya dalam hidupku. ~Park Jimin •Ci...