*****
💜💜💜💜💜💜💜
*****.
.
.
.
Dita melepas pelukannya dan tetap masih menangis haru, dia benar benar tidak menyangka jika orangtuanya akan mengunjunginya ke Korea tanpa memberitahunya terlebih dahulu."Bagaimana kalian bisa datang kesini tanpa memberitahuku terlebih dahulu...?" Tanya Dita.
Papanya tersenyum lalu mengelus surai hitam milik Dita. Dia sangatlah merindukan putri semata wayangnya. "Kami ingin memberimu kejutan nak, kami tau kau sangat merindukan kami. Dan juga sebentar lagi kau mau wisuda kan? Kami datang untuk itu, Papa tidak ingin putri kesayangan papa ini menyelesaikan kuliahnya sendirian!"
Dita kembali memeluk papanya, dia masih terisak tidak percaya dengan semua ini. Bagaimana mereka datang ke negara yang bahkan sama sekali tidak tau bahasanya?
"Aku sangat merindukan kalian mah, pah. Bagaimana kabar kalian selama aku disini?" Tanya Dita setelah melepas pelukannya lalu duduk diantara kedua orangtuanya.
Penghuni rumah itu begitu terkesan melihat pertemuan keponakan mereka dengan mamanya. Mereka juga turut meneteskan air mata melihat kehisteris-an Dita saat bertemu dengan orangtuanya.
"Kami baik-baik saja sayang. Barusan mama sama bibimu sudah banyak bercerita tentangmu. Apakah kau nyaman tinggal di negara ini?" Tanya mama.
Dita mengangguk.
Lalu mereka kembali bercerita tentang banyak hal, bagaimana pertemuan Dita dengan para sahabatnya, bagaimana dia membantu mahasiswa dengan memberikan beasiswa yang ia dapatkan sendiri, bagaimana ia menjadi bagian dari BigHit. Semuanya diceritakan oleh Dita, kenangan apa yang melekat di otaknya langsung dia cairkan pada orangtuanya.
"Papa bangga padamu nak! Kau sudah sangat dewasa sekarang, kau juga lebih mandiri. Papa dan mama akan selalu....."
"Haccihh...."
"Dit, kau kenapa nak?" Khawatir mamanya, lalu meletakkan punggung tangannya di kening Dita untuk mengecek kondisinya.
Dita menghalangi tangan mamanya "Dita gak papah kok ma, tadi Dita kecebur ke air sungai mungkin karna itu makanya Dita sedikit flu!"
"Baiklah. Sebaiknya kau istirahat dulu, nanti mama akan membangunkan mu untuk makan. Eh..? Dita, mana gelang mu?" Tanya mama.
Dita menoleh pergelangan tangannya, bersih, tidak ada apapun yang menghiasinya. Gelangnya pemberian terakhir dari neneknya telah hilang entah kemana. Ke segala tempat telah ia cari di apartemennya, tapi tetap saja nihil.
Melihat mamanya yang masih menunggu jawaban, Dita langsung menjauhkan tangannya "em.. Anu.. itu.. emm.. Ada kok mah, tapi jarang aku pake soalnya takut hilang hehe!"
"Benarkah? Baguslah kalo masih ada. Sekarang istirahatlah!" Ucap mama kemudian mengantar Dita ke kamar yang biasa dia tempati saat berada dirumah ini, membawa barang bawaannya juga.
'apa yang akan aku lakukan sekarang, gelang itu entah dimana sekarang, aku bakalan kena Omelan mama sama papa kalo tau hal ini. Haruskah aku meminta jalan keluar dari Jinny?' batinnya, kemudian merogoh saku baju sweater nya dan mengambil benda pipih yang sering ia mainkan.
Too: Jinny
"Jin, kau masih ingat gelangku yang hilang waktu itu ga? Mamaku sekarang menanyakan keberadaannya,"
![](https://img.wattpad.com/cover/247419714-288-k38397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)
Genç Kurgu•Mengapa harus pria seperti itu yang kucintai? ~Dita Karang • Ketenaran ku semakin membuatku sulit mendekatimu, menjaga jarak dengan mu adalah hal yang tidak bisa kulakukan. •aku ingin menjadikanmu wanita satu satunya dalam hidupku. ~Park Jimin •Ci...