*****Dita tertidur pulas di kamar, di sampingnya sesosok pria ikut berbaring tanpa sepengetahuannya. Ia memeluk erat guling yang ada di pelukannya. Tubuhnya lelah, pikirannya pusing, ia tidur ketika waktu menunjukkan pukul 12 siang. Ia hanya membersihkan dirinya lalu terbaring lemas di kasur memikirkan runtutan peristiwa yang baru saja terjadi. Sampai ia lupa untuk mengisi perutnya yang kosong, sebelum mengantarnya ke apartemen, Seokjin sudah mengajaknya untuk makan terlebih dahulu tapi Dita tidak selera. Yah, yang mengantar Dita pulang adalah Seokjin, Jimin menawarkan dirinya untuk mengantar Dita tapi ditolak oleh gadis itu.
"Kamu sangat cantik dan menggemaskan jika tertidur seperti ini Chagiya!" Ungkap Jimin memperbaiki rambut Dita yang menutupi wajahnya. Ia membawa Dita dalam pelukannya setelah menyingkirkan guling sialnya.
"Kamu tidak akan bisa lepas dariku, meski begitu banyak wanita yang mencoba mendekatiku, mencoba merayuku dengan semua rencana licik mereka, aku tetap tidak goyah. Hanya kamu satu satunya yang menjadi wanita di hidupku!"
Dita menggeliat saat Jimin menciumnya, tangannya mencoba meraih guling yang lari dari pelukannya, bukan guling yg dia dapat melainkan seorang Park Jimin yang menjadi guling untuknya.
Wajah damai Dita tidak tega jika di usik oleh Jimin, tangannya membalas pelukan Dita mencoba memejamkan matanya. Hampir saja ia terlelap ketika mendengar Dita berbicara, "Aku sangat membencimu Park Jimin!"
Dita sedang mengigau dalam tidurnya, apakah ia sedang mimpi buruk, atau memang itulah perasaanya sekarang? Sebenci itukah dia pada Jimin?
"Kamu membenciku itu karna kamu sangat mencintaiku Chagiya. Kuharap kamu jangan terluka lagi, jangan menderita, jangan melukai dirimu sendiri. Kita akan kembali memulai semuanya dari awal. Aku janji padamu!" Ucap Jimin lalu terlelap memeluk Dita.
Dita terusik dari tidurnya ketika dirasa perutnya perih ingin di isi, ia membuka matanya meraih ponsel yang ada di nakas, ia baru sadar jika ponselnya belom diambil dari counter. Saat ia bergerak, ia merasa sesuatu yang berat menimpa perutnya, ia menoleh ke belakang dan baru menyadari Jimin tertidur di sampingnya sedang memeluk dia.
Jantungnya hampir copot, sejak kapan Jimin ada di sampingnya tertidur bersamanya. Ia memutar tubuhnya menghadap pria itu, di elusnya wajah Jimin yang damai, "sebenarnya aku juga tidak mau kehilanganmu Jimin, aku mencintaimu, sangat mencintaimu hingga rasanya aku ingin mati saja ketika melihatmu bersama wanita lain. Tapi aku harus melepasmu, kamu harus hidup bahagia meski tanpaku. Setiap kali kamu ada di sisiku, imanku seakan terus di uji untuk memilikimu seutuhnya, kamu sangat tampan, sexy, dan sangat menggoda. Apa yang bisa kulakukan? Aku hanya menahan hasrat ku padamu!"
Suaranya sangat kecil, seperti berbisik ia tidak ingin mengganggu tidur nyenyak Jimin. Dibalasnya pelukan Jimin, ia menerawang ke depan mengingat alasan yang sebenarnya mengapa Jimin harus bertemu dengan wanita yang namanya Choi Namra itu.
Meskipun ia memiliki sisa hidup sebentar lagi, tapi bukan berarti ia menggunakan situasi itu untuk bertemu dengan kekasih orang tanpa izin, menciumnya dengan seenak hati, yah walaupun dia mantan kekasih Jimin. Tapi itu dulu, sekarang Jimin memiliki kekasih, ada hati yang harus ia jaga, tidak sepantasnya Jimin menemuinya seorang diri di tempat umum. Dan bahkan paling parah, mereka tidur bersama, apa yang mereka lakukan berada di satu ranjang?
Hati Dita kembali hancur, ia benar benar sangat susah melupakan kejadian yang membuatnya terluka, moment moment yang membuatnya sakit hati akan terus membekas di ingatannya. Ingatan noda biru keunguan di leher Namra membuatnya muak dan segera melepas pelukannya pada Jimin.
Perutnya tiba tiba keram, ia bergerak ingin mengambil sesuatu untuk mengisi perutnya, namun ia tidak punya tenaga melakukannya. Ia merintih kesakitan, seharian tidak ada yang masuk kedalam perutnya membuatnya perih ingin di isi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)
Подростковая литература•Mengapa harus pria seperti itu yang kucintai? ~Dita Karang • Ketenaran ku semakin membuatku sulit mendekatimu, menjaga jarak dengan mu adalah hal yang tidak bisa kulakukan. •aku ingin menjadikanmu wanita satu satunya dalam hidupku. ~Park Jimin •Ci...