*****Malam telah tiba, Dita memberanikan diri untuk menghubungi Jimin, ia ingin mengetahui apakah pria itu akan berkata jujur atau tetap bermain di belakangnya. Bahkan pesan yang ia kirim tadi siang belum di balas sama sekali, jangankan di balas dibaca saja, tidak. Pasti dia masih sibuk dengan gadis barunya.
Dita masih ragu untuk menghubunginya, tangan nya bergetar dan tanpa sengaja menekan kontak atas nama Jimin dan berhasil tersambung ke seberang. Lama tidak tidak ada jawaban, di saat Dita ingin memutuskan panggilannya, suara berat seorang pria akhirnya terdengar.
"Yeoboseyo!" Ucapnya.
Dita tidak bersuara, moment tadi siang tiba-tiba terbayang olehnya hanya mendengar suara Jimin di balik ponselnya. Wanita mana yang tidak sakit hati ketika melihat pasangannya sedang selingkuh di di depan matanya?
"Chagiya?"
Chagiya? Kamu terlalu munafik Jimin-Ssi. Kamu pria brengsek dengan beraninya bermesraan di belakangku dan bahkan itu di tempat umum yang mungkin orang orang dapat menjangkau keberadaanmu dengan mudah.
"Dimana?" Tanya Dita datar.
"Ohh, aku lagi di agensi. Ada apa meneleponku, apa sesuatu terjadi padamu?" Tanya Jimin dengan polos.
"Masih sibuk kah?"
"Iyah! Seperti yang kamu tau, kalau aku ada persiapan untuk debut soloku nanti. Jadi tidak ada waktuku bersamamu, sungguh aku minta maaf."
Ucapan itu sangat menusuk hati Dita, dia bilang tidak ada waktu? Lalu apa yang ia lihat tadi siang? Terlalu pintar kau mempermainkan perasaanku Jimin-Ssi selama ini, tapi bagaimana pun memang aku yang bodoh di sini.
"Benarkah?" Tanya Dita.
"Apa menurutmu aku berbohong padamu? Chagiya, kamu kenapa sih? Kenapa nada bicaramu seperti berbeda dari biasanya?" Tanya Jimin balik.
"Jimin-Ssi, bisakah kamu jujur padaku?" Ucap Dita lemah.
Jimin merasa aneh dengan intonasi nada Dita yang tiba tiba berubah, seakan akan Jimin adalah orang lain baginya. Nada bicaranya kenapa tiba tiba formal sekali?
"Chagiya, apa yang terjadi? Kenapa aku seolah olah orang lain bagimu?"
"JAWAB AKU JIMIN-SSI!!" Ucap Dita dengan nada tinggi.
Selama menjalin hubungan dengan Dita, tidak pernah sekalipun Dita semarah ini padanya. Jika mereka bertengkar hanya sebatas perdebatan yang terjadi, sedangkan sekarang dengan intonasi setinggi itu Jimin yakin bahwa Dita sangatlah marah besar, ia pasti sedang menahan emosinya.
"Aku jujur padamu Chagiya, aku sedang di agensi. Apa perlu aku Video call?" Ucap Jimin untuk meyakinkan Dita.
"Tidak perlu, jawabanmu sudah sangat cukup untukku. Bersenang senanglah!"
Tit.. tit....
Jimin mengerngitnya keningnya, gadis itu marah padanya karna apalagi? Mengapa moodnya sangat cepat berubah-ubah? Apakah semua gadis seperti dia? Dan apa katanya 'bersenang-senanglah?' apa ia berfikir bahwa aku bekerja sekarang adalah suatu kesenangan?
Sedangkan Dita langsung melempar ponselnya ke tembok hingga hancur, kekuatan gadis Indonesia jangan di ragukan lagi jika sudah terbawa emosi. Jangankan ponsel, rumah yang sekarang di tempatnya juga bisa hancur karnanya.
*****
Jimin menekan bel apartemen Dita, tidak lama seorang gadis muncul di depannya, tapi bukan gadis yang sedang ia cari.
![](https://img.wattpad.com/cover/247419714-288-k38397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)
Teen Fiction•Mengapa harus pria seperti itu yang kucintai? ~Dita Karang • Ketenaran ku semakin membuatku sulit mendekatimu, menjaga jarak dengan mu adalah hal yang tidak bisa kulakukan. •aku ingin menjadikanmu wanita satu satunya dalam hidupku. ~Park Jimin •Ci...