46.

105 17 2
                                    

Semua dokumen Dita sudah di benahi, ia menyimpan semuanya di satu amplop karna itu adalah hal yang paling utama ketika pulang nanti. Semua berkas pentingnya akan sangat di butuhkan jadi tidak boleh ada yang tertinggal apalagi sampai kehilangannya.

Ia mengemasnya dengan hati hati, takut ada yang ketinggalan, beberapa pasang mata hanya mengamatinya dalam diam.

Mereka sudah mencoba untuk menahan kepergian Dita ke Indonesia, tapi gadis itu tidak mau mendengarnya.

"Tidak bisakah kau menunda keberangkatan mu? Cobalah untuk berfikir kembali Dita-ya. Atau setidaknya biarkan kau menikmati indahnya negara Korea ini, sudah cukup selama ini kau terus bekerja, sekarang nikmati hasil kerjamu sebelum meninggalkan Korea untuk selamanya!" Bujuk Lea.

Dita mengehentikan pergerakan tangannya, tubuhnya bergerak menghadap gadis gadis yang ada di depannya. Matanya memandang satu persatu mereka.

"Aku tidak mau menunda keberangkatan-ku!  Aku sudah memesan tiketnya jauh hari. Aku tidak ingin berlama lama disini!" Ungkap Dita.

2 Minggu lagi Dita akan berangkat, meski masih lumayan lama ia sudah memesan tiket keberangkatannya. Ia tidak ingin di hentikan oleh siapapun dengan alasan karna tiket belum di pesan.

Itu sebenarnya juga hanya alasan, membatalkannya dia siap saja jika memang tidak ingin berangkat. Tapi dengan alasan tiket sudah di booking, maka siapapun sudah tidak boleh menghentikannya.

"Jangan coba-coba untuk menghentikan ku yeorobun-deul! Pilihanku ini sudah tepat, aku akan kembali ke negara asalku dan memulai kembali kehidupanku seperti biasa!" Lanjut Dita.

Baik Lea, Jinny, maupun Soodam hanya pasrah mengikuti kemauan Dita, dipaksa juga sudah tidak ada gunanya.

"Eonni, bagaimana dengan Jimin Oppa, apa kau tega meninggalkan nya?!"

Tangan Dita kembali menggantung, pikirannya kembali mengingat Jimin. Mengapa mereka masih saja membahas hubungan mereka? Padahal mereka jelas sudah tau bahwa hubungan diantaranya sudah berakhir.

"Soodam-ah, aku baik baik saja tanpa dia, begitu juga sebaliknya. Kami akan menjalani kehidupan kami masing masing! Sudah tidak ada lagi hubungan spesial diantara kami!" Jawab Dita.

"Tapi, kemaren Jimin Oppa bilang, hubungan kalian baik baik saja. Masih sama seperti dulu, kalian masih..eumm!"

Mulutnya di bekap oleh tangan Jinny, gadis ini bicara sembangan saja. Sudah jelas ia lihat bahwa Dita ingin menjauh dari Jimin, tapi masih saja ia berbicara konyol mengatakan mereka masih ada hubungan.

"Eonni!!"

"Mulut tuh bocor banget, tahan dikit kenapa!" Sarkas Jinny.

Ia kembali ke Indonesia memang karna ingin menjauh dari Jimin, dengan cara seperti ini maka di pastikan dengan perlahan ia pasti bisa melupakan Jimin walau dihatinya nama dan wajah itu masih sangat melekat kuat.

"Itu mungkin menurutnya, bukan aku! Kami sudah berakhir!"

Lea, Jinny, dan Soodam hanya menghela nafas, apapun yang dilakukan Dita biarlah dilakukan sesukahatinya. Toh juga apa yang mereka ucapkan tidak di dengar oleh Dita.

Suara pintu bel berbunyi, bergegas Soodam untuk membukanya. Di depannya sekarang sosok bocah kecil berdiri tegak, arah pandangnya menelisik ke dalam mencari seseorang.

"Noona, aku ingin bertemu Dita Noona!" Sapanya saat mata mereka bertemu.

Di sampingnya sosok pria berdiri memegang tangan bocah itu, membawanya kedalam setelah mengucapkan sapaan kepada Soodam.

ONLY YOU! (Park Jimin & Dita Karang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang