14. Prewedding

760 145 3
                                    

1 minggu kemudian

Setelah kejadian malam itu, dahyun sering melamun. Ucapan sana selalu menghantui fikirannya.

"Kim"

"Iya appa"

"Beberapa hari ini kamu sering melamun"

"Kamu kenapa?" tanya namjoon

"Ah mungkin hanya perasaan appa saja"

"Apa kamu sudah siap?"

"Siap? Maksud appa?"

"Hari ini kamu akan menggantikan appa"

"Kamu harus menjalankan perusahaan kita" lanjut kim namjoon

"Appa bercanda?" dahyun mengerutkan alisnya

"Appa serius, sebentar lagi kamu akan menikah nak"

"Kamu harus bekerja! kalau tidak, mau kau kasih apa anak istrimu nanti"

"Appa tidak mau kalau kamu hanya bermalas malasan dan hanya mengandalkan harta appa saja tanpa bekerja" jelas kim namjoon

"Dahyun mengerti maksud appa, tapi dahyun tidak bisa berlindung dari hartanya appa"

"Dahyun akan bekerja ditempat lain" lanjut dahyun

"Apa kamu yakin?"

"Sekarang cari kerja sangatlah susah"

"Dahyun yakin pa, apa gunanya coba dahyun kuliah jauh jauh kalau akhirnya hanya bekerja diperusahaan appa" jelas dahyun pada ayahnya

"Appa bangga sama kamu nak" namjoon memeluk anaknya

"Hyun temenin kakak shopping yuk" jihyo menghampiri dahyun dan ayahnya

"Tuh appa liat, itu tuh namanya beban keluarga" ejek dahyun

"Kamu bilang apa sayang?" tanya jennie yang berjalan dibelakang jihyo

"Hahah enggak eomma"

"Yaudah cepat temenin eomma sama kakakmu blanja" jennie kini berjalan keluar

"Jangan malas" ucap jihyo yang kini mengikuti jennie

"Yaudah appa akan kekantor" ucap kim namjoon

"Appa dahyun ikut"

"Hey.. Kamu harus ikut kakak sama eomma"

"Males"

"Dahyuuunnn" serentak jihyo dan jennie

"Iyalah iya" pasrah dahyun

"Aku siap siap dulu"

"Eomma tunggu dimobil"

Satu jam telah berlalu, jihyo sedari tadi sudah ngomel ngomel dimobil sambil melihat jam yang melingkar ditangannya.

Bring It Back ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang