After story

1K 153 9
                                    

Gue melihat ke arah jendela, mengingat - ingat kembali memori disaat gue berpacaran dengan sosok lelaki yang bahkan nggak pernah gue sangka akan jadi terkenal nantinya.

Saat sedang asyik melamun, tiba - tiba gue merasakan ada seseorang yang memeluk gue dari belakang.

"Mama mikirin apa ?"

Gue menengok ke belakang dan mengelus kepala anak kecil itu.

"Nggak mikirin apa - apa"

Tiba - tiba anak kecil itu pun beralih posisi menjadi di depan gue sambil menyerahkan secarik kertas yang ternyata merupakan lirik lagu.

"Ini punya papa ya ma ?" tanya nya dengan polos sambil menatap gue.

Gue pun menggelengkan kepala sambil melihat tulisan yang sangat gue kenali tersebut.

"Ini punya Om Rae. Kamu dapat ini darimana ?" tanya gue.

Anak kecil itu pun menunjuk ke arah ruangtamu, lebih tepatnya ke arah tumpukan buku - buku di bawah meja.

"Aku ketemu disitu, pas aku lihat ada nama mama disana" jawab dia dengan polos.

Gue tertawa sambil mengacak rambutnya, namun dia bertanya kembali.

"Emangnya papa nggak pernah bikinin mama lagu ya ? Papa kan pinter bikin lagu. Banyak lagu ciptaan papa yang terkenal !" katanya sambil menatap gue dengan penuh tanda tanya.

Gue pun balas menatapnya dan kemudian tersenyum.

"Papa bikin banyak lagu, tapi papa lebih suka nyanyiin langsung di depan mama. Kata papa, mama ini inspirasi dia bikin lagu loh !"

"Cerita dong ma, awal mula mama ketemu sama papa ! Aku mau denger !"

Baru saja hendak gue bercerita ternyata ada seseorang yang sudah memeluk gue dari belakang dan mencium tengkuk leher gue.

"Loh kok udah pulang ? Katanya pulang malam ?" tanya gue sambil mencoba melepaskan pelukannya.

"Nggak jadi, Haruto katanya mau ada kencan buta. Jadi aku disuruh pulang duluan. Emangnya kamu nggak seneng ya aku pulang lebih awal ?" tanya dia yang malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Ih seneng lah, cuma aku aja yang kaget soalnya kamu kan katanya mau pulang malam" jawab gue.

"Papa ceritain dong awal mula ketemu mama !" rengek anak kecil itu.

"Kalo Dara janji mau makan brokoli nanti papa cerita, ayo sini pinky promise dulu !" sama papa" ucap lelaki yang merupakan suami gue ini, sambil menautkan jari kelingkingnya dengan Dara, anak kami.

"Jadi, papa ketemu sama mama pas waktu pensi. Dari awal pertama kali lihat, papa yakin kalau mama kamu tuh jodoh sama papa. Meskipun ada rintangan, tapi papa sama mama wuss terjang aja. Karena papa yakin, kalau Tuhan berkehendak bahwa takdir papa itu ya mama kamu"

Gue pun tersenyum menatap suami gue dan kemudian menatap Dara kembali.

"Sejauh apapun papa pergi, papa adalah rumah buat mama begitu pula sebaliknya. Saat itu ada momen dimana papa dan mama harus pisah, tapi yang namanya takdir. Papa kembali buat mama dan begitupula sebaliknya "

Dara yang melihat kami berdua pun terlihat bingung.

"Kalo gitu papa dan mama saling sayang ya berarti ?"

Gue tertawa mendengar pertanyaannya.

"Kalau papa dan mama nggak saling sayang, Dara nggak bakalan ada dong disini" jawab gue sambil mengelus kepalanya.

Dara yang mendengar jawaban gue dan suami gue pun tersenyum. Lalu dia dengan segera memeluk kami dengan erat.

"Dara sayang kalian ! Dara bahagia punya orangtua yang saling sayang dan sayang juga sama Dara !"

Gue menghadap ke arah suami gue, Yedam yang saat ini juga tersenyum menatap gue.

"Kita juga sayang Dara dan bahagia bisa punya Dara di kehidupan kita"

***

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang