Suasana di restorannya cukup ramai tapi nggak berisik, ditambah lagi ada live perfomance membuat suasana semakin nyaman.
Saat ini jantung gue berdegup sangat kencang karena dua alasan. Yang pertama, Yedam memegang tangan gue dan yang kedua, gue bisa melihat dari kejauhan orangtua Yedam yang melambaikan tangan kepada kami.
Segala hal yang gue pelajari terkait "cara - cara berdialog dengan camer" gagal sudah. Otak gue saat ini nggak bisa berfungsi saking deg - degannya.
"Nggak usah gugup, nanti aku duduk disamping kamu" ucap Yedam sambil melihat gue dan memberikan senyum termanisnya. Membuat gue merasa sedikit tenang.
Kami berdua pun berjalan ke arah meja makan.
"Wah, jadi ini ya pacarnya Yedam. Kamu cantik banget nak" ucap Mama nya Yedam sesaat setelah gue menyalami nya.
"I-iya makasih tante, tante juga cantik banget hehe" jawab gue sambil melihat wajah Mama nya Yedam yang menurut gue sangat cantik dan awet muda.
"Duh jangan panggil tante, panggil aja bunda. Gapapa kok" ucap Mama nya Yedam.
"O-oke bunda" ucap gue sedikit terbata, lalu Mama nya Yedam mengelus kepala gue dengan lembut.
Untungnya acara makan malam berlangsung dengan lancar walaupun gue masih deg - degan. Orangtua Yedam baik banget dan mereka menyambut gue dengan hangat, membuat gue jadi sedikit merindukan kenangan gue dengan kedua orangtua gue.
Saat kami berempat asik mengobrol, tiba - tiba ada salah satu pegawai restoran menghampiri meja kami dan berbisik sesuatu ke arah Yedam. Setelah pegawai itu pergi, Yedam izin pamit pergi juga.
"Kamu mau kemana ?" tanya gue sebelum Yedam pergi.
"Ada deh, kamu jangan kemana - mana ya. Duduk aja disitu" jawab Yedam sambil meninggalkan gue dan kedua orangtuanya.
"Udah yuk sayang kita lanjut makan lagi" ucap Mama nya Yedam sambil mengajak gue ngobrol kembali.
Nggak lama gue dan Mama nya Yedam mengobrol, tiba - tiba gue mendengar suara Yedam yang saat ini tengah berdiri di panggung dengan mic di tangannya.
"Halo semua selamat malam, maaf jika saya menganggu malam kalian sejenak saat ini" ucap Yedam yang membuat perhatian seluruh pengunjung restoran menatap ke arah dia.
"Pada malam ini, izinkan saya untuk menyanyikan sebuah lagu. Lagu ini saya dedikasikan untuk orang yang spesial bagi saya" ucap Yedam sambil melihat ke arah gue dengan tersenyum.
((untuk lagunya silahkan play media yang ada di atas yaa 🙏))
Yedam mulai membuka suaranya dan bernyanyi, membuat seluruh pengunjung restoran termasuk gue terpesona dengan suara Yedam.
"Papa jadi keingetan deh, dulu papa juga pernah nyanyi di panggung buat mama" ucap Ayah nya Yedam sambil menatap Mama nya Yedam dengan lembut.
"Ra, asal kamu tau ya. Yedam itu jiplak saya banget loh. Kalau suka sama orang, pasti bikin lagu, terus nyanyiin di depan orangnya langsung" ucap Ayahnya Yedam ke gue sambil tersenyum.
Mama nya Yedam kemudian menatap ke arah gue dan menggenggam tangan gue dengan lembut.
"Ra, makasih ya udah mau menerima Yedam buat masuk ke kehidupan kamu walaupun Yedam banyak kekurangannya. Yedam itu sayang banget sama kamu loh ra. Dia itu cerita terus sama bunda soal kamu" ucap Mama nya Yedam yang bikin gue ketawa kecil.
"Aku seharusnya yang terima kasih karena Yedam mau nerima aku yang banyak kekurangannya ini" jawab gue sambil menatap mata Mama nya Yedam. Untuk sesaat, gue merasa sangat merindukan sosok Ibu gue.
"Bunda harap kamu bisa terus sama Yedam ya ra" balas Mama nya Yedam, sebelum memeluk gue dengan lembut.
Gue pun membalas pelukannya dan tanpa sadar gue sedikit mentikkan air mata gue. Gue teringat dengan pelukan hangat Ibu gue.
Nggak lama kemudian, perfomance Yedam pun selesai dan mendapatkan tepuk tangan dari seluruh pengunjung restoran malam itu.
***
Pukul 22.30
Sekarang gue sudah ada di rumah setelah diantar pulang oleh Yedam. Gue pulang agak malam, soalnya sehabis makan malam tadi orangtua Yedam ngajak gue buat shopping dan gue dibelikan sebuah jepitan berbentuk pita oleh Mama nya Yedam.
Saat gue memasuki rumah, bisa gue lihat ada Raesung yang sedang fokus nonton anime di ruang tamu.
"Sung, lo nonton anime apaan ?"
Bukannya mendapatkan jawaban, gue malah dilempar bantal tamu.
"Sialan lo kesambet apaan jing ? Lo bukan tapir kan ? Tapir ga mungkin pake dress sama jepitan !" ucap Raesung sambil melihat gue dari atas sampe bawah dengan wajah yang nggak percaya.
Gue mengambil bantal tadi dan melemparnya kembali ke muka Raesung.
"Anying lo sung. Lagian ngapain deh lo nonton anime di rumah gue ? Kan di rumah lo ada tv" tanya gue yang kini mengambil posisi duduk disamping Raesung.
"Rumah lo adalah rumah gue. Rumah gue adalah rumah lo. Itu prinsip persahabatan pir" jawab Raesung sambil mempause tayangan anime nya.
Sejak kapan ada prinsip persahabatan di dunia ini ???
"Lagian bang Jaewon sekarang lagi ke rumah bang Hanbin. Yaudah deh gue nungguin lo sekalian jaga rumah" jawab Raesung yang kini memperhatikan gue.
Gue hanya menganggukan kepala mendengar jawaban Raesung, namun gue kaget ketika Raesung tiba - tiba mengelus kepala gue.
"Lo ngapain anjir ? Kesambet ?" tanya gue sambil memperhatikan Raesung dengan dahi berkernyit.
"Lo kayaknya bahagia ya sama Yedam. Kalo gitu gue kayaknya nggak ada kesempatan, gue mundur aja deh" hanya itu ucapan Raesung sebelum meninggalkan gue sendirian di ruang tamu.
Mundur ? Hah ? Maksudnya apaan ? Sumpah kenapasi dia ?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅
FanfictionEmang salah ya kalo suka sama adek kelas? Highest rank: #1 Bangyedam #1 Raesung #1 02 #1 Purplekiss #1 Chaein #1 Blackswan #1 ygtreasurebox #1 Teume #2 Hyunsuk #3 Noa #4 Silverboys #8 Yedam 1st Treasure Fanfiction Ⓒ written by: Irene_ly [BELUM DIREV...