26 [ Kembali ]

2.1K 325 7
                                    

Semenjak kejadian itu gue jarang melihat kak Hyunsuk, mungkin karena dia lagi sibuk ujian dan juga persiapan buat kuliah.

"Tapir kantin kuy" ajak Ryujin sambil menggandeng lengan gue. Hanya kita berdua yang ke kantin sedangkan Jihoon dan Junkyu gue nggak tau mereka berdua kemana, boker kali.

Sesampainya di kantin gue melihat Yedam bersama temen - temennya lagi bercanda. Kalo diinget - inget lagi gue jadi malu pas Yedam meluk gue saat gue nangis. Untung aja nggak ada orang lain di kelas selain kita berdua.

"Pir muka lo kok merah ? Lo sakit ?" tanya Ryujin sambil menaruh tangannya di dahi gue

"E-enggak, yaudah kuy pesen makan" ucap gue ke Ryujin sambil menyuruh dia buat cepet duduk. Nggak lama Ryujin duduk muncullah Jihoon dan Junkyu.

"Abis boker ya lo kyu ?" tanya gue ke Junkyu dan si koala rese ini malah nyentil jidat gue sampe merah.

"Sakit anjir"

"Yeu situ ngomong kaga diayak"

"Bacot ih"

"Lah lo tuh yang bacot"

"Lah apaansi kyu gaje lo"

Jadilah gue malah berakhir adu bacot dengan Junkyu ditambah Jihoon yang ikut - ikutan hingga akhirnya Ryujin buka suara.

"BACOT LO SEMUAAA ! DAHLAH GAUSAH MAKAN !"

Setelah Ryujin menggebrak meja kantin dia pun meninggalkan gue, Junkyu, dan Jihoon dengan raut wajah bingung.

***

Gue sudah selesai memasukkan buku - buku ke tas dan tinggal menunggu Jihoon buat pulang bareng.

"Ra ?"

"Ya--"

Ucapan gue terhenti ketika sosok yang gue lihat saat ini bukanlah Jihoon melainkan sosok laki - laki yang menghilang selama ini dari hidup gue.

"Aku mau bicara"

***

Gue dan kak Byounggon duduk di bangku taman sekolah. Gue meminta Jihoon untuk tunggu gue di depan gerbang sekolah, gue nggak mau kalo gue pulang sendirian.

10 menit berlalu dan nggak ada yang membuka percakapan ini.

Setelah mengetahui semuanya dari Jihoon, kadar kebencian gue terhadap kak Byounggon sedikit berkurang. Gue tau alasan dia ngelakuin ini semua karena dia ingin dapat perhatian ayahnya.

Ayah kak Byounggon kena kasus korupsi sehingga membuat perusahaannya bangkrut. Tapi dibalik itu semua, ayah kak Byounggon juga melakukan kdrt terhadap Ibunya hingga akhirnya Ibu kak Byounggon bunuh diri. Sejak kecil, kak Byounggon lebih dekat sama Ibunya dibanding Ayahnya. Sejak kematian Ibunya dia kekurangan kasih sayang dari Ayahnya, maka dia bikin rencana seperti ini agar Ayahnya bisa kasih perhatian lebih kepada dia.

"Maaf"

Ucapan kak Byounggon barusan membuat gue menoleh ke arah dia. Dapat gue lihat, bahwa dia menangis.

"Maafin..aku r-ra"

Dia terus mengucapkan hal itu dengan suara tangisannya yang mulai semakin terdengar di telinga gue.

"Maaf kalo aku ngelakuin semua hal itu ke kamu karena aku iri sama kamu ra, kamu selalu dapat kasih sayang dari oranglain sedangkan aku nggak pernah. Aku dulu berencana buat ngehancurin hidup kamu, tapi Hyunsuk datang dan nyelamatin kamu saat itu. Maaf kalo selama ini aku buat kamu menderita. Maaf aku ngehancurin hal yang kamu sayangi bahkan sampai harus kehilangan orangtua kamu dan juga Hyunsuk" ucap kak Byounggon lirih sambil terus menundukkan kepalanya.

"Maaf aku baru bisa punya keberanian ngomong ini ke kamu sekarang. Dulu, aku nggak tau harus gimana. Maafin aku ra, aku mohon tolong maafin aku" ucap kak Byounggon sambil menangis dan ia pun bersimpuh memohon ampun kepada gue.

Gue nggak bisa menahan air mata gue untuk tidak keluar, gue menggenggam tangan kak Byounggon.

"Kak..waktu nggak bisa kembali. Aku maafin kakak tapi aku mohon tolong jangan pernah kembali ke hidup aku. Jalani hidup yang lebih baik kak" ucap gue lirih dan berlalu meninggalkan kak Byounggon di kursi taman sekolah.

***

Gue sekarang sedang tiduran di kamar.

Kejadian tadi sore masih terngiang - ngiang di kepala gue. Menatap kak Byounggon yang duduk bersimpuh sambil menangis dan memohon ampun membuat gue sedih. Dia sama dengan gue. Dia melakukan hal itu untuk mendapatkan kembali perhatian orangtuanya, sama dengan gue yang berungkali mencoba bunuh diri dengan harapan orangtua gue akan kembali ke rumah namun nihil.

Tiba - tiba hp gue berbunyi dan menunjukkan telepon dari orang yang menghilang selama dua minggu dari hadapan gue.

"Kita bisa bicara ?"

***

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang