35 [ Dinner pt. 1 ]

1.5K 241 25
                                    

Jumat, pukul 20.00

Gue masih rebahan di kasur, capek banget rasanya habis ulangan matematika dilanjut ulangan ekonomi dan ditambah kuis bahasa Inggris. Otak gue sudah cukup diperas hari ini.

Gue sedang membuka timeline ig, melihat postingan oppa - oppa korea kesukaan gue sampai ada satu panggilan telepon dari Yedam.

"Halo kak ? Udah sampai di rumah ?"

"Udah, kamu udah sampe ?"

"Baru aja, btw hari Sabtu besok kosong nggak ?"

Gue berpikir sebentar sambil melihat kalender yang ada di dinding. Nggak ada jadwal gue apapun sih jadi bisa dipastikan kosong.

"Kosong sih, emang kenapa ?"

"Orangtua aku ngajakin kamu makan malam, ikut yaa"

Ucapan Yedam barusan membuat gue mematung. Hah ? Gimana ? Gimana ?

"Halo kak ? Masih hidup kan ?"

"I-iya masih, yaudah aku tutup dulu ya teleponnya. Bye"

Setelah mematikan telepon dari Yedam, gue berusaha mencerna situasi yang terjadi saat ini.

GUE. DINNER. SAMA. ORTU. YEDAM.

"AAAAAKKKKK"

Setelah gue teriak, gak lama kemudian gue mendengar ada suara seseorang yang menaiki lantai 2 dengan tergesa - gesa dan membuka pintu kamar gue dengan nggak nyantai.

"MANA KECOANYA ?" tanya Raesung sambil membuka pintu kamar dengan wajah yang ngos - ngosan sambil mengangkat sapu ijuk.

"Hah ? Lo ngapain anjir ?" tanya gue sambil melihat Raesung dengan wajah heran. Kok bisa Raesung denger teriakan gue ?

"Suara teriakan lo kenceng banget, kedengeran sampe rumah gue. Gue pikir ada kecoa terbang di kamar lo" jawab Raesung yang sepertinya dapat membaca isi pikiran gue.

Selanjutnya, Raesung menatap gue dengan wajah yang penuh tanda tanya.

"Terus lo ngapain teriak ?" tanya Raesung sambil tetap membawa sapu ijuk nya dan berjalan menuju ke kasur, lalu duduk di kasur.

"Orangtua Yedam ngajakin gue dinner bareng. Duh gue deg - degan" jawab gue sambil memukul bahu Raesung berkali - kali.

"Sakit jing ! Yaudah santai aja napa" ucap Raesung yang sekarang mengelus - elus bahunya yang gue pukul.

"Gue takut sung kalo ortunya Yedam nggak suka sama gue. Kalo nggak suka sama gue, terus gue disuruh putus sama Yedam gimana ?" tanya gue dengan panik ke Raesung.

"Yaudah putusin aja Yedam terus pacaran sama gue" jawab Raesung tanpa ekspresi sambil menatap gue.

"Apaansi anying serius gue" ucap gue sambil menoyor dahi Raesung.

Raesung mengelus dahi nya sebentar, kemudian dia mengenggam tangan gue.

"Jadi diri sendiri aja pir. Nggak usah berubah jadi oranglain, Yedam suka sama lo karena itu diri lo sendiri kan. Nah gue yakin orangtua Yedam juga sama. Lagian siapa sih yang nggak suka sama lo ? Cuma orang gila aja kayaknya" ucap Raesung sambil menatap gue.

Gue yang semula dalam posisi rebahan, berubah menjadi duduk dan langsung memeluk Raesung.

"Makasih ya buat sarannya" ucap gue sambil memeluk Raesung dengan kencang.

"Tapi sung gue mau nanya deh, kenapa lo masih jomblo sih ? Bukannya lo dulu pernah bilang ke gue kalo lo punya doi ? Terus lo nggak jadi nembak dia ? Kan seru kalo kita bisa double date" tanya gue setelah melepas pelukan dari Raesung.

Raesung terdiam sebentar dan menatap gue lumayan lama sebelum akhirnya dia buka suara.

"Cewek yang gue suka udah punya pacar" jawab Raesung sambil tetap menatap gue tanpa ekspresi.

"Yah sayang banget, lo sih nggak nembak dia telat kan jadinya ! Padahal lo baik banget meskipun nyebelin" jawab gue sambil menatap Raesung dengan wajah sedih.

Setelah mendengar jawaban gue, Raesung tertawa dan kemudian mengacak - acak rambut gue.

"Ayo turun ke bawah, gue udah beliin lo j.co" ucap Raesung sambil narik tangan gue buat turun ke ruang makan.

Gue pun menuruti Raesung sambil berpikir, ada ya cewek yang nggak suka sama Raesung ? Padahal dia baik banget walaupun kadang nyebelin.

Disaat itu, gue berdoa semoga cewek yang disukain Raesung bisa segera sadar kalo Raesung itu manusia terbaik yang pernah ditemuin di muka bumi.

***

Sabtu, pukul 19.00

Gue sedang duduk di ruang tamu karena menunggu Yedam buat jemput gue. Selagi menunggu, gue juga menghafalkan dialog - dialog yang sekiranya nggak bakalan bikin gue keliatan kikuk di depan orangtuanya Yedam.

Tok tok tok

Gue membukakan pintu dan ada Yedam yang sedang berdiri sambil membawakan gue sebuket bunga mawar.

"Aku udah beliin bunga mawar, nanti bilang aja ini dari kamu. Yuk kita pergi !" ucap Yedam sambil menatap gue dengan senyuman hangatnya.

Sebelum pergi, gue dan Yedam meminta izin dulu ke bang Jaewon. Setelah meminta izin, kami berdua segera menaiki mobil dan pergi menuju ke sebuah restoran mewah.

"Turun yuk ! Orangtua aku udah nungguin" ucap Yedam sambil melepas seatbelt nya. Ketika Yedam hendak keluar dari mobil, gue menahan tangannya.

"Kenapa kak ?" tanya Yedam sambil menatap gue dengan heran.

"Aku nggak aneh kan ? Dandanan aku nggak menor kan ?" tanya gue ke Yedam sambil melihat wajahnya dan menetralkan jantung gue yang terlalu berdegup kencang.

Yedam malah tersenyum dan kemudian mengelus punggung tangan gue dengan ibu jarinya.

"Kakak cantik banget" jawab Yedam yang membuat gue tersenyum. Jantung gue yang semula berdegup kencang, sudah berangsur - angsur normal kembali.

"Yuk kak, aku temenin kok tenang aja" ucap Yedam sambil mengelus punggung tangan gue dan kemudian dia membuka pintu mobil.

Oke Tapir, lo pasti bisa !

***

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang