54 [ Jawaban ]

1K 134 17
                                    

Gue memandangi diri di cermin, berusaha menguatkan tekad gue hari ini. Pendirian gue nggak boleh goyah saat gue ketemu Yedam nanti.

LINE !

Yedam : Kak

Yedam : Yedam udah sampai

Setelah membaca chat dari Yedam, gue segera pergi dari rumah. Oke ra, lo pasti bisa!

***

Cukup sulit ternyata menemukan keberadaan Yedam karena dia sendiri mengenakan jaket super besar dengan kacamata, topi, dan masker hitam. Berbanding terbalik dengan pakaian gue yang berwarna cerah ini.

"Hai"

"Hai kak"

Gue pun mengambil posisi duduk di sebelah Yedam. Tempat duduk ini, taman ini, mengingatkan kejadian gue dan Yedam yang pernah berantem beberapa tahun lalu disaat kami masih pacaran. Dan sekarang, kami kembali lagi di tempat yang sama, posisi yang sama, dengan status hubungan yang tidak sama.

"Jadi.. kakak udah pertimbangin permintaan aku ?" tanya Yedam yang membuka topik pembicaraan.

Gue menganggukan kepala dengan pelan, kemudian gue menatap mata Yedam yang menatap diri gue dengan dalam.

"Aku nggak bisa, aku..takut"

Jawaban yang keluar dari mulut gue membuat Yedam menatap gue. Seakan menunggu penjelasan yang akan keluar dari gue.

"Aku takut, kalau aku balik lagi sama kamu apa semua hal di masa lalu keulang lagi? Atau bahkan lebih parah? Aku bener - bener takut ngehadapin itu semua lagi, dam. Aku nggak bisa ngehadapin itu sendiri kayak dulu" ucap gue sambil mengepalkan tangan gue. Berusaha untuk tidak menangis.

Yedam mengambil tangan gue dan menggenggam nya.

"Kali ini aku bakal jaga kak Arra. Aku nggak akan biarin kak Arra ngehadapin itu semua sendiri" jawab Yedam.

"Kamu bisa jamin apa? Nggak ada kan? Nantinya pun pasti bakalan ketahuan juga cepet atau lambat. Kamu pasti dibuntuti paparazzi juga, fans - fans kamu juga pasti bakal tahu, temen - temen kamu, manager bahkan sampai-"

Belum sempat gue menyelesaikan kalimat gue, Yedam memeluk gue dengan erat. Benar - benar erat sampai rasanya dia takut bahwa gue akan pergi meninggalkan dia.

"Aku tahu, aku tahu semua resikonya. Tapi aku juga yakin dengan keputusan aku sekarang, aku nggak mau ngelepas kak Arra karena kebodohan aku. Aku nggak mau kak Arra hilang dari hidup aku. Rasanya hidup aku kacau dan jadi nggak nentu sejak kita putus"

Setelah melepas pelukan gue, tanpa sadar Yedam ternyata memberikan kalung berbentuk liontin lily di leher gue.

"Itu kalung yang selalu mau aku kasih ke kak Arra. Karena aku tahu, kak Arra suka bunga lily" ucap Yedam sambil tersenyum menatap gue.

Gue hanya bisa diam menatapnya dan tangis gue kemudian pecah. Gue benar - benar nggak bisa menahannya lagi.

Sejak awal bertemu, Yedam memang menjadi orang yang membuat jantung gue berdetak lebih kencang hanya dengan melihat senyumnya.

Untuk ke sekian kalinya, pertahanan dan keyakinan yang gue pilih sejak awal selalu kalah karena Yedam.

***

Gue kembali ke rumah, diantar Yedam yang ternyata diketahui oleh kak Jaewon. Untungnya kak Jaewon cuma cengegesan dan nggak ingin iseng ke gue.

Sesampainya di kamar, gue menatap kembali kalung lily yang ada di leher gue. Ketika gue mencopot kalung itu, ternyata ada tulisan di balik liontinnya.

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang