Hari ini hari Minggu. Seperti yang sudah dilakukan selama dua tahun belakangan Naka akan bersiap untuk kembali ke rumah mama.
Tidak banyak yang harus disiapkan sebenarnya. Hanya dua buku tulis yang memuat tugasnya saja. Soalnya yang lain-lain seperti seragam dan sepatu sudah ada di rumah mama.
Intinya mah Naka hanya perlu membawa dirinya sendiri ke rumah mama.
Naka baru saja selesai berganti pakaian saat pintunya terbuka. Dia mengernyit saat mendapati Arsen mencebik di ambang pintu.
"Kenapa lagi bang ??"
Arsen tak menjawab tapi langsung memeluk Naka. Bergelayutan pada tubuh Naka.
"Ihhh pulangnya nanti sore aja. Sekarang kan Minggu temenin gue disini. Kita main"
Naka memutar matanya malas.
"Terus dimarah lagi kayak kemarin ??"
Arsen melepas pelukannya bibirnya semakin mencebik.
"Gak gitu! Masih diinget aja ih"
Naka hanya menggeleng dan terkekeh. Ingin terbahak sebenarnya karena Arsen kelihatan masih merasa bersalah soal kejadian waktu itu. Padahal Naka tidak masalah sama sekali. Dia yang berlebihan.
"Ketawa lu" kata Arsen sambil mengambil tas ransel Naka dan memeluknya.
"Nanti sore aja ya pulangnya. Ya ya ya ?? Adeknya Abang, ya ??"
"Ahh nggak bisa. Mama nyuruh datang sebelum makan siang soalnya, mau masak banyak katanya tuh"
"Yahh"
Mendengar desahan kecewa Arsen membuat Naka tak enak hati sendiri.
"Ikut gue aja deh. Mau ??"
Arsen menoleh alisnya terangkat sebelah.
"Hm ??"
"Ikut ke rumah mama yuk. Dari pada sendirian kan disini. Bunda sama papa udah berangkat ke Depok kan ??"
"Hm gimana ya" katanya sambil menggaruk tengkuknya yang tak kalah.
"Alah santai aja. Kak Ren biasanya pergi kok walaupun Minggu"
Setelah menimbang sejenak Arsen pada akhirnya mengangguk.
"Ya udah deh"
🌓🌓🌓
Biasanya jika hari Minggu begini Jiel akan mengabdikan diri sepenuhnya sebagai budak Nal. Karena itu setelah memandikan Nal tadi pagi Jiel juga dengan telaten membersihkan kandang Nal.
Tidak mengeluh saat mengganti pasir Nal. Pokoknya Jiel melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati.
Mama yang melihat hanya mencibir "kandang Nal kayaknya lebih bersih dari kamarmu deh El"
Jiel tentu hanya tersenyum dengan sarkasme mama. Toh memang benar.
Mama dan ayah kebetulan ada di rumah hari ini. Mama sedang di dapur dengan mbak Yeyen dan ayah sedang menonton tinju di televisi. Ayah menontonnya serius sekali saat Jiel tanya kenapa seserius itu ayah menjawab dengan serius pula "ayah sedang menganalisis kepribadian mereka"
Ya sudahlah Jiel bisa apa.
"Nah tuan putri Nal sudah cantik dan sudah kenyang saatnya kita pamer ke kakek dan nenek sayang. Utututu"
Jiel dengan semangat menggendong Nal layaknya bayi. Berjalan ke arah ruang keluarga.
Dari pintu samping Jiel harus melewati ruang tamu untuk sampai ke ruang keluarga. Tapi belum juga sampai batas pintu suara langkah masuk membuatnya mengalihkan pandangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nakala ✓
FanfictionMinggu pertama dan ketiga milik mama. Minggu kedua dan keempat milik papa. Tenang, bolak balik dua rumah gak terlalu lelah kok. Cuman bikin muak aja. 🏅#1 nct pada masanya 🏅#1 00l pada masanya 🏅#1 nctlokal pada masanya