Nakala -24-

8.3K 1.2K 109
                                    

Hari Senin itu sudah menyebalkan dari awalnya. Upacara yang membosankan itu adalah salah satu alasannya.

Tapi di hari Senin yang panas ini upacara bahkan akan lebih panjang karena akan dilanjutkan dengan pelantikan dan pengukuhan seluruh anggota inti setiap ekstrakulikuler.

Naka mendesah merasa kasihan pada dirinya sendiri karena hanya tinggal dirinya yang tersisa di barisan. Berdiri sendiri tanpa teman-teman yang biasa menghalau matahari untuknya.

Masalahnya adalah teman-teman Naka itu walaupun terlihat seperti anak yang tidak peduli tentang sekolah nyatanya aktif sekali di organisasi.

Biar Naka beritau, Arsen yang malas itu menjadi ketua club penyiaran dan akan bertanggung jawab terhadap radio sekolah.

Kemudian Felix yang tampak hidup segan mati tak mau juga menjadi ketua club bahasa Inggris. Devon yang sekolah hanya untuk tidur dilantik menjadi ketua ekskul futsal sekolah.

Dan yang lebih mengejutkan lagi si biang gosip Julian, nyatanya dilantik sebagai sekertaris untuk paduan suara. Benar-benar tidak terduga.

Melihat teman-temannya berjejer di depan dengan tangan di dada kiri mengucapkan sumpah entah kenapa membuat Naka mengernyit geli.

Hanya bayangkan saja teman-temannya yang biasanya tampak awut-awutan sekarang kompak rapi sekali. Naka tanpa sadar tertawa.

Tentu diantara barisan itu ada Jiel dan Reno. Hey ayolah teman-temannya saja menjabat apalagi saudara tiri kembarnya itu, sudah pasti juga turut dilantik.

Reno seperti yang sudah diketahui dilantik menjadi ketua OSIS tahun ini, sedangkan Jiel sebagai ketua sekaligus kapten basket. Tidak ada yang mengejutkan sama sekali dari fakta itu.

Mundur sedikit dari barisan untuk berteduh pandangan Naka selalu terarah kepada tiga saudara tirinya.

Bohong sekali jika Naka bilang dia tidak turut senang melihat mereka tampak menyembunyikan senyumnya. Dia bangga. Bangga sekali.

Sekalipun dia tidak turut dalam barisan yang sama tapi rasa berdebarnya bahkan dapat Naka rasakan. Melihat bagaimana Arsen yang biasanya percaya diri tampak gugup Naka tau pasti mereka tengah berdebar tidak karuan.

Satu persatu nama mereka kemudian disebut dimulai dari ketua OSIS dan jajarannya, dilanjut dengan ekskul yang lain.

Naka mencebik. Kenapa semuanya terasa bersinar kecuali dirinya ya ??

Selesai dengan pelantikan, satu-persatu dari mereka membubarkan barisan dan kembali ke barisan awal kelas mereka.

Naka menegakkan tubuhnya saat Devon adalah yang pertama menghampirinya.

"Wih selamat pak ketua"

"Haha makasi padahal gue gak mau tapi dipaksa sama bang Janu, sialan emang"

Naka mengernyit geli.

"Eyy tapi Lo keliatan seneng"

Devon hanya tertawa. Belum sempat menyelesaikan tawanya seseorang menerjangnya dari belakang hingga membuatnya maju selangkah nyaris jatuh ke depan. Felix pelakunya.

"Gue gak tau kalau acaranya panjang oi serasa dijemur"

Naka terkekeh tapi tetap mengacungkan jempol setelah memberi selamat pada Felix.

"Si Dewi, gila! Tangan gue diremes kenceng banget gegara dia gugup"

Naka menoleh dan menggeleng tak habis pikir pada Julian yang baru bergabung tapi sudah memulai sesi curhatnya.

"Begitu-begitu ketua Lo itu haha nggak kebayang Julian nanti cinlok sama Dewi"

Julian bergidik merinding.

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang