Arsenio Chandigarh Putra

11.6K 1.7K 78
                                    

Arsenio Chandigarh Putra kerap sekali dipanggil Arsen. Hobinya main bola di lapangan komplek. Kalau gak main bola biasanya Arsen rajin turut bergabung main layangan. Bagiannya kejar layangan waktu putus nanti.

Karena itu kadang bunda selalu marah ke Arsen. Katanya "kamu ini ihhhh udah mau SMP kok dekil!!"

Padahal saat itu jelas-jelas Arsen masih kelas lima sekolah dasar. Sedang asyik-asyiknya bermain bersama teman.

Dia anak tunggal. Manja, super duper manja pada bunda. Tidak perduli senakal apapun saat bermain tapi nanti saat tidur harus dipeluk bunda.

Ayahnya luar biasa sabar. Pasalnya bunda punya sifat yang sama persis dengan Arsen. Beuh kalau sudah ribut ampun ayah rasanya ingin melelang salah satunya.

Tidak. Ayah bohong. Dia mencintai keduanya melebihi nyawanya.

🌓🌓🌓

Saat itu usia Arsen dua belas tahun. Sebentar lagi akan lulus sekolah dasar. Saat dimana pintunya rumahnya berhias bendera kuning.

Bingung. Arsen yang baru pulang mengejar layang-layang itu masuk dengan wajah bingung. Kakinya masih tersisa jejak tanah sawah yang mengering.

Tapi Arsen abai lebih memilih mendekati bunda yang sudah menangis terisak tidak karuan.

"B-bunda ?"

Bunda menoleh tidak mengatakan apa-apa hanya melebarkan tangannya seolah meminta Arsen masuk ke dalam rengkuhan hangat perlindungannya.

"B-bunda... A-ayah kenapa ??"

Isakan bunda terdengar semakin keras. Bahunya bergetar. Getarnya sampai membuat punggung kuat Arsen turut bergetar.

Kalut. Takut menghadapi kenyataan di depan mata. Kenyataan bahwa ayah tak lagi dapat merengkuh mereka.

Kenyataan bahwa sebentar lagi ayah yang akan direngkuh semesta. Ayah berpulang ke hadapan Tuhan.

🌓🌓🌓

Sejak saat dimana ayah masuk ke dalam tanah Arsen berjanji akan menjaga bunda sepenuh hatinya. Arsen akan menggantikan peran ayah untuk bunda.

Saat mendengarnya bunda hanya tersenyum sambil menepuk pelan puncak kepalanya.

"Terima kasih Arsen. Terima kasih sudah tumbuh sekuat ini"

Arsen tersenyum. Memeluk bunda erat sekali.

Tapi Arsen salah.

Arsen kira dia mampu menggantikan peran ayah nyatanya Arsen tetaplah seorang putra kecil bunda yang belum bisa apa-apa.

Saat itu usianya belum genap lima belas saat bunda mengenalkan seseorang ke hadapannya.

"Dia calon ayahmu"

Rasanya luar biasa sakit. Sesak. Tapi Arsen hanya diam. Dia sudah berjanji akan selalu membahagiakan bunda. Tapi kenapa rasanya sakit sekali ??

Ayah baru pergi tiga tahun yang lalu. Tapi bunda sudah mendapat sosok baru dalam hidupnya. Bunda sudah bangkit keluar tapi kenapa Arsen masih terkurung ??

🌓🌓🌓

Selama lima belas tahun hidupnya Arsen adalah anak tunggal. Lalu saat pria yang mengaku calon ayahnya mengatakan punya putra seumuran dengannya Arsen rasanya ingin mengeluh.

Yang dia dengar dari teman-temannya memiliki saudara itu tak ada bagusnya. Lebih sering bertengkar dan berebut banyak hal. Jadi saat bunda mengatakan akan makan malam dengan calon ayahnya beserta putranya Arsen sangsi.

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang