Nakala -28-

7.9K 1.1K 102
                                    

Sulit. Reno sudah tau dari awal ini akan sulit. Tapi dia tidak pernah tau akan sesulit ini. Membujuk ayah benar-benar butuh effort yang luar biasa.

Bayangkan satu Minggu setiap malamnya Reno akan datang ke ruangan ayah untuk membicarakan rencana mereka tapi ayah malah tak menjawab dan terus mengalihkan topik.

Reno ingin meledak rasanya. Ayolah siapapun tau sumbu emosi Reno tak lebih tebal dari sehelai kertas. Hooh tipis sekali.

Reno menghela nafas panjang. Di hari Minggu ini ayah tentu ada di rumah dan ini adalah saat yang tepat untuk kembali membujuk ayah.

Kepalanya menyembul pelan melihat ayah yang tengah santai di ruang keluarga menonton tayangan televisi.

Reno meringis melihat yang ayah tonton adalah tentang olahraga dan kesehatan. Pantas saja Naka dan ayah cocok, tontonan mereka satu frekuensi.

Mendekat dan duduk di sebelah ayah dia menyengir lebar saat ayah menoleh kepadanya.

"Ayah mau kopi ??"

Helaan nafas berat adalah jawabannya. Reno menggigit bibirnya. Takut.

"Kak Ren"

"Hm ??"

"Kali ini mau apa ??"

Reno menggaruk kepalanya yang tak gatal. Merasa blank begitu saja.

Sesaat kemudian setelah menarik nafas panjang dia menatap ayah. Lagi.

"Ayah"

"Hm ??"

"Ayah belum menjawab pertanyaan Reno kemarin"

"...."

"Boleh atau tidak ??"

Lagi. Helaan nafas itu terdengar. Kini Reno makin gusar saat ayah menatap padanya pun dengan tayangan televisi yang tiba-tiba dimatikan.

Dia meneguk ludah, gugup tentu saja.

"Kak Ren"

"I-iya ??"

"Tau tidak kenapa ayah terus menghindar. Ayah bukannya tak ingin memberi izin tapi ayah merasa apa yang kalian lakukan ini akan berat"

"Bagaimana nanti kak Ren ?? Bisa menjaga Naka ?? Menjaga Jiel dan Arsen ?? Atau bisa tidak kak Ren menjaga diri sendiri ??"

"Ayah tau maksud kak Ren baik. Ayah paham sekali. Tapi dipikirkan dulu lebih matang, kak Ren mampu tidak ??"

"Jika hanya niat siapapun bisa loh kak. Tapi masalahnya ini tanggung jawab. Kakak sudah siap ??"

"Kamu loh yang paling tua diantara mereka. Secara tidak langsung kamu yang harus bertanggung jawab atas mereka"

Reno menarik nafas dalam-dalam sebelum mendongak. Dia sudah biasa berdebat dengan setiap anggota OSIS dan pembina setiap rapat.

Tapi Reno tidak pernah menduga bahwa bakatnya yang satu ini harus dia realisasikan pada ayah.

"Ayah. Kali ini ayah yang dengar Reno ya ?? Bisa ??"

Ayah tak menjawab membuat Reno tersenyum dan meraih tangan ayah.

"Reno tau ayah ragu. Reno tau ayah khawatir pada kami, bukan hanya pada Naka tapi juga padaku dan Jiel bahkan pada Arsen. Reno paham"

"Tapi ayah saat seseorang ingin mencapai tujuannya banyak yang harus dikorbankan. Kita memang tidak tau ini akan membuat Naka lebih baik atau sebaliknya. Tapi ayah"

Genggaman pada tangan ayah Reno eratkan.

"Kita juga tidak akan tau kalau tidak mencoba"

"Untuk tanggung jawab yang ayah takutkan kami bisa saling membantu ayah. Tidak ada yang lebih tua atau lebih muda diantara kami"

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang