Nakala -29-

7.7K 1.1K 61
                                    

Hari ini cerah sekali. Mungkin karena sang matahari dalam rumah ini sedang begitu bahagia.

Lihat bagaimana senyum itu tak luntur sedari pagi. Saat ditanya Naka apa yang membuatnya begitu senang pagi ini Arsen hanya menyengir. Enggan memberitahu.

"Na nanti kita jemput si kembar dulu ya"

Naka menoleh bingung padanya. Tampak melongo dengan kerutan pada keningnya.

"Loh kok ?? Bukannya Iel sama kak Ren juga bawa mobil sendiri ??"

Arsen menggaruk tengkuknya.

"Mm itu tadi malam katanya mau menebeng"

"Oh gitu"

Naka hanya mengangguk saja. Terlalu cepat percaya pada kata-kata Arsen.

Arsen sendiri meringis geram. Entahlah rasanya gemas sekali. Ingin mencubit Naka bahkan tanpa Naka melakukan apapun rasanya tetap gemas.

"Jangan gemes-gemes dong!! Kita kan seumuran tapi Lo kok kayak anak kecil sih!!" Kata Arsen dengan bibir tercebik juga tangan yang menguyal pipi Naka.

Naka terlalu terbiasa jadi yang dia lakukan hanya menggeleng pasrah. Terlalu biasa baginya menjadi bayi besar Arsen.

Padahal mah Naka beneran hanya berdiri diam dan bernafas tapi Arsen seperti melihat bayi satu tahun yang baru belajar berdiri. Aneh.

Bayangkan bagaimana jika dulu Arsen mengenal Naka lebih awal ?? Saat Naka masih kecil dan sibuk berlari kesana-kemari.

Pasti yang Arsen lakukan adalah mengejar Naka kemudian memeluknya erat-erat tak membiarkan Naka jauh-jauh darinya. Ckck.

Setelah drama yang itu-itu saja mereka akhirnya berangkat ke sekolah tentu setelah sarapan dengan setangkup roti karena bunda tak sempat memasak.

Berbelok ke arah gang rumah mama untuk menjemput si kembar, Arsen tersenyum. Entahlah dari kemarin suasana hatinya bagus sekali.

Mungkin karena rencananya dan si kembar berjalan lancar sehingga hatinya terasa lapang.

"Nanti boleh turun sebentar gak bang ?? Mama katanya mau ngasih bekal"

"Boleh dong"

Arsen mengangguk sesaat kemudian setelah sampai mematikan mesin mobilnya. Bukan hanya Naka yang turun tapi Arsen pun turut melakukannya.

Memasuki rumah mama mereka langsung melenggang ke dapur karena tau bahwa keluarganya pasti tengah berkumpul disana.

Arsen tersenyum tipis saat melihat Naka mengalungkan tangannya pada leher mama dan mencium pipinya.

"Pagi mama!"

"Pagi sayang"

"Bang Arsen sini duduk!"

Arsen mengangguk lalu mengambil tempat di sebelah Reno. Mereka saling melirik tapi kompak membuang muka kemudian.

Arsen juga tidak mengerti padahal mereka sudah bisa dikatakan dekat tapi tetap saja rasa canggung itu masih ada.

"Sarapan, bang ??"

Arsen mendongak menatap mama dan menggeleng. Meskipun hanya dengan dua lembar roti selai coklat dia tetap merasa kenyang.

"Sudah ma"

Mama tersenyum dan mengangguk. Arsen baru sadar ini ternyata Naka mirip sekali dengan mamanya.

Serius. Dibandingkan dengan Papa, Naka punya persentase kemiripan dengan mama nyaris 80%. Mata, alis, terutama bibir benar-benar seperti kembaran dengan mama.

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang