⚠️ TW://15+, pembaca sekalian harap bijak dalam menanggapi setiap kalimat atau adegan yang sekiranya tak patut untuk ditiru, tolong mawas diri ⚠️
Naka saat itu berusia sepuluh tahun. Saat hidupnya masih terasa sempurna. Masih luar biasa bahagia.
Dulu Naka adalah anak yang tidak bisa diam selalu ingin tau segala hal. Makanya kadang mbak Riri sang babysitter kewalahan menjaganya. Dia sepuluh tahun tapi masih saja di jaga babysitter.
Aneh memang. Naka bahkan tidak masalah kalau tidak ada mbak Riri. Karena itu Naka biasanya menjadi anak yang tidak patuh. Sering kali mengerjai mbak Riri.
Seperti sekarang Naka berlari dari kamarnya di lantai dua dengan cepat saat melihat sang kakak pulang dengan sepedanya.
"Nana jangan lari-lari"
Seseorang menangkap Naka yang berlari dari tangga dengan cepat.
"Kak Jay!!!"
Jaydan tersenyum menoleh pada mbak Riri yang ada di belakangnya.
"Mbak istirahat aja, Nana aku yang jaga"
Sosok Mbak Riri hanya mengangguk kemudian kembali naik ke atas. Mungkin ingin merapikan kamar tempat Naka bermain tadi.
"Sudah tidak demam kah ??" Tanya Jaydan sambil menyentuh dahi adiknya. Tersenyum saat suhu tubuh adiknya tidak setinggi kemarin.
"Sudah dong!! Aku hebatkan ?? Cepet sembuhnya"
Jaydan hanya mengangguk. Remaja yang baru saja masuk ke sekolah menengah pertama itu menggandeng tangan adiknya menuju kamarnya.
"Iya pintar sekali. Jadi besok bisa sekolah lagi"
"Hehe"
Iya. Memang anak sepuluh tahun itu hari ini tidak sekolah karena demam tinggi dari kemarin.
Meski begitu bisa-bisanya papa dan mama berada di luar kota hanya demi pekerjaan. Jaydan tidak habis pikir. Maka itu dari pada harus mengandalkan mereka Jaydan lebih suka mengurus adiknya sendiri.
Begitu juga dengan Naka. Dari pada dengan mama atau papa dia lebih suka melakukan banyak hal dengan kakaknya. Seperti itu keseharian mereka.
Memasuki kamarnya Jaydan membiarkan Naka naik ke ranjangnya dan berguling kesana-kemari.
"Jangan terlalu ke pinggir nanti jatuh"
Katanya sambil mengambil guling yang jatuh dan meletakkannya di pinggir ranjang agar adiknya tak jatuh.
Jaydan menggeleng pelan kemudian membuka seragamnya dan menggantinya dengan pakaian rumahan yang lebih nyaman.
Setelah selesai dengan itu semua Jaydan turut merebahkan diri di sebelah Naka meraih bocah itu dan memeluknya. Menepuk punggung adiknya dengan teratur.
"Tidur siang Nana"
"Tapi tadi sudah"
"Tadikan sama Mbak Riri sekarang sama kakak. Beda"
Naka mencebik tapi kemudian menyamankan posisi dan membiarkan Jaydan menepuk punggungnya dengan teratur.
Jaydan melakukannya dengan mata terpejam membuat Naka bisa mengamati bentuk kelopak mata kakaknya pun dengan bulu matanya yang tebal.
Tangannya terulur menyentuhnya.
"Kakak"
"Hm ??"
"Seram"
Jaydan membuka mata pelan menatap pada Naka yang matanya tampak ketakukan.
"Apa ??" Dia turunkan nada bicaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nakala ✓
FanfictionMinggu pertama dan ketiga milik mama. Minggu kedua dan keempat milik papa. Tenang, bolak balik dua rumah gak terlalu lelah kok. Cuman bikin muak aja. 🏅#1 nct pada masanya 🏅#1 00l pada masanya 🏅#1 nctlokal pada masanya