Pada akhirnya hari yang selalu diwanti-wanti Reno datang juga. Hari dimana dia harus menyampaikan visi dan misinya. Bukan sesuatu yang besar sebenarnya hanya saja tetap ada gugup dan takut yang menghantui.
Ayolah presentasi kelompok di depan kelas saja rasanya mulas apalagi di depan semua warga sekolah. Baik siswa maupun guru dan staff akan menonton.
Ugh jika bukan seorang Rieldina Areno mungkin kakinya sudah lemas macam jelly sedari tadi.
Sebenarnya Reno tak berharap banyak di pemilihan ini, baginya jadi inti saja sudah cukup. Bukannya pesimis hanya saja Reno selalu bisa memperhitungkan segala kemungkinan.
Melihat lawan-lawannya yang merupakan anak famous juga social butterfly Reno tidak percaya diri untuk menang dalam voting meskipun visi dan misi yang dia sampaikan luar biasa.
"Sutra semangat!!"
Mengalihkan pandangan saat suara itu terdengar. Teman-teman Sutra tampak menyemangatinya dari jauh dengan tangan terkepal.
Reno tersenyum tipis melihatnya. Belum lagi calon yang lain yang juga di datangi teman-teman terdekatnya.
Saat asik melihat interaksi menghangatkan hati tersebut lengannya di tepuk pelan oleh Rama, salah satu calon juga.
"Dicariin adik Lo"
"Hah ??"
"Ck, Naka maksud gue"
Reno hanya mengangguk kemudian keluar ruang tunggu di balik aula itu mengikuti Rama yang sudah lebih dahulu keluar. Menemukan bukan hanya Naka tapi juga teman-temannya yang lain membuatnya mengangkat alis heran.
"Naka!" Panggilnya saat Naka malah lebih asik menyemangati sosok Rama.
Ah Reno baru ingat ternyata Rama itu teman kelas Naka yang dia ceritakan waktu itu.
"Eh ?? Bentar kak. Pokoknya Lo semangat ya Ram!!" Katanya dengan tangan terkepal juga senyum lebar.
Rama yang mendapat perlakuan hanya tertawa kecil dan mengangguk.
"Makasi Na"
Meninggalkan kawanannya Naka mendekat ke arah Reno dan tersenyum manis. Meraih tangan kakak tirinya yang terasa dingin. Meremasnya pelan dengan lembut.
"Kak Ren semangat ya ?? Pasti bisa!! Kakak udah usaha maksimal nyiapin diri segala macam. Hasil gak akan khianati usaha!! Pokoknya kak Ren semangat ya ??!! Tenang aja gue dukung kak Ren kok!!"
Reno tersenyum mengangguk kecil sambil turut mengeratkan genggaman tangan Naka.
"Makasi"
Naka terkekeh kemudian maju dan memeluk Reno dengan cepat. Menepuk pelan punggung Reno.
"Apapun hasilnya nanti percaya deh di mata gue, Jiel, mama, sama ayah kak Ren itu yang terbaik"
Reno tersenyum lebar tangannya terangkat membalas pelukan hangat Naka menyembunyikan wajahnya di bahu yang lebih tinggi.
"Makasi. Makasi. Makasi banyak Naka"
Terima kasih. Terima kasih karena sudah percaya padanya.
Terima kasih sudah mengatakan kalimat penyemangat untuknya.
Terima kasih untuk pelukan hangatnya.
Terima kasih Naka sudah ada disini. Terima kasih.
🌓🌓🌓
Jiel berlari cepat menuju barisan kursi di samping aula, tempat yang sudah dia mintai tolong pada Naka untuk disisihkan.
Nafasnya memburu saat menepuk pelan bahu Naka yang sudah duduk anteng dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakala ✓
FanfictionMinggu pertama dan ketiga milik mama. Minggu kedua dan keempat milik papa. Tenang, bolak balik dua rumah gak terlalu lelah kok. Cuman bikin muak aja. 🏅#1 nct pada masanya 🏅#1 00l pada masanya 🏅#1 nctlokal pada masanya