Kaviar Nakala Restu

11.8K 1.7K 113
                                    

Kaviar Nakala Restu punya banyak panggilan. Kaviar untuk yang baru mengenalnya. Nakala untuk mereka yang mengenalnya. Naka untuk mereka yang dekat dengannya. Dan Nana panggilan khusus dari kakaknya.

Naka lebih sering mendengar dirinya dipanggil Naka akhir-akhir ini bahkan oleh mereka yang baru mengenalnya. Mungkin karena refleks Naka yang selalu mengganti kata 'aku' dengan 'Naka' saat berbicara.

Naka bungsu keluarga Restu. Punya kakak super duper menyebalkan bernama Jaydan. Tapi biasanya Naka akan memanggilnya Kak Jay.

Jaydan dan Naka punya jarak usia cukup jauh. Jauhnya 4 tahun. Saat Naka masuk kelas satu sekolah dasar Jaydan sudah berada di kelas lima.

Pulang pergi sekolah pun biasanya menjadi tanggung jawab Jaydan. Menyuruh adiknya yang manis menunggu hampir dua jam di pos satpam tentu dengan iming-iming snack rasa udang favorit sebagai balasan.

Biasanya saat menunggu Naka akan diajak pak Murti satpam sekolah untuk bermain kartu. Sstt kata pak Murti ini rahasia.

Awalnya mereka berdua, Naka dan Jaydan akan di jemput oleh supir. Tapi setelah Jaydan lulus sekolah dasar dan memutuskan sekolah dengan sepeda hanya Naka yang menunggu sendirian.

Jangan tanya siapa yang menjemput. Karena jawabannya tidak tentu. Bisa mama, bisa papa, atau bisa jadi pak Mus. Seringnya sih pak Mus soalnya mama dan papa sama-sama sibuknya.

Naka bahagia saat itu. Sesering apapun mama dan papa pergi bekerja selama ada Jaydan di sisinya Naka merasa tenang.

🌓🌓🌓

Naka tidak tau bagaimana semua ini bermula. Rumahnya yang dulu hangat tiba-tiba dingin. Dinginnya sungguh membuat dadanya sesak.

Mata mama basah setiap pagi. Papa nampak seperti orang yang linglung. Naka terabaikan. Semua tengah sibuk akan dirinya sendiri.

Saat itu Naka berusia sembilan tahun beberapa bulan lagi akan jadi sepuluh saat teriakan mama menggema ditengah malam.

"TERUS SALAHKU MAS??!"

"YA SALAH KAMU! KAMU IBUNYA!"

"KAMU BAHKAN TIDAK BISA MENJAGANYA!"

"LALU MAS KEMANA ??!"

Teriakan ayah tak kalah kerasnya. Naka takut. Takut sekali. Jadi dia beringsut ke pojok kamarnya. Menyelimuti tubuh kecilnya dengan selimut tebal.

Naka sudah menutup kedua telinganya tapi kenapa teriakan dan isakan mama masih terdengar jelas.

Naka memejam. Tubuhnya bergetar hebat. Sebelum dia merasa seseorang menutup kedua telinganya. Dia mendongak.

Menatap kakaknya yang tersenyum tipis. Tanpa sadar air mata Naka berlomba keluar. Tangannya naik ke atas telinganya meremas tangan dingin Jaydan erat-erat.

"Kakak takut"

"Sstt tenang Nana. Ada kakak"

Naka mengangguk ribut. Membiarkan tubuh Jaydan membungkus tubuh kecilnya dalam pelukan sarat perlindungan.

"Kalau kakak ajak Nana pindah juga, mau ??"

Naka mendongak. Tanpa ragu mengangguk ribut.

"Mau!! Ayo pindah kak jangan disini"

🌓🌓🌓

Entah kenapa rasanya waktu berlalu dengan cara yang aneh menurut Naka. Tiba-tiba saja dia ada di rumah sakit.

Tangan kanannya di genggam erat mama. Tangan kirinya yang membengkak digenggam hati-hati oleh papa. Matanya meliar mencari sosok lain yang memeluknya setiap malam.

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang