Nakala -END-

10.8K 1.2K 165
                                    

Cara kerja waktu itu kadang aneh sekali. Dia selalu berputar dan tidak mau berhenti. Dia siap meninggalkan apa saja di belakang tidak mau menunggu. Kalau sudah lewat ya sudah tidak bisa diputar ulang.

Karena itu beberapa orang bilang hargai waktu. Jangan sia-siakan waktu. Dan hal-hal dalam artian yang sama.

Reno sudah menerapkan itu dari lama. Dia adalah jenis manusia yang selalu menghargai waktu.

Baginya setiap detik yang berjalan itu berharga. Sedikitpun tak pantas untuk di sia-siakan sama sekali.

Disiplin. Reno adalah manusia disiplin. Tidak ada bantahan.

Dan lagi sebagai sosok ketua OSIS sifat disiplinnya itu membuatnya benar-benar tampak seperti pemimpin yang ideal.

Ideal karena mau repot-repot mendisiplinkan manusia-manusia yang sering sekali melanggar aturan. Terutama aturan soal masuk sekolah.

Reno berdecak. Berkacak pinggang menatap dua orang di hadapannya.

"Lima belas menit"

Keduanya mengangkat pandangan.

"Kalian terlambat lima belas menit" lanjutnya.

Dia melihat keduanya meringis kecil. Mungkin merasa tersindir dengan kalimat Reno.

"Arsen kali ini apa ??"

Sosok Arsen yang disebut meneguk ludah.

"Macet Ren"

Reno memutar matanya malas.

"Kita tinggal satu rumah kalau Lo lupa. Jarak sekolah ke rumah bisa di tempuh dua puluh menit kalau jalanannya lengang. Dan bakal jadi tiga puluh menit kalau jalannya macet total"

Kini Reno melirik pada jam tangannya.

"Itu artinya Lo harusnya berangkat tiga puluh menit lalu biar terhindar dari kemacetan. Lo—"

"Ck iya iya gue telat bangun!! Udah stop!!"

Reno mengangguk menatap pada Naka yang berdiri di belakang Arsen.

"Kenapa gak berangkat bareng Jiel ??"

Kini Naka yang meneguk ludah susah payah.

"Hehe ikut kesiangan. Iel buru-buru mau ada rapat sama pelatih basket katanya"

"Tapi tidurnya nyenyak ??"

Naka mengangguk mengacungkan jempolnya.

"Iya kak Ren!"

Reno mengangguk.

"Naka boleh masuk"

"Loh gue ??!!"

Arsen berjengit tidak terima.

"Lo telat harus dihukum"

"Tapi Naka juga telat ??!!"

Reno yang menulis dibuku 'catatan dosa'nya mengangkat pandangan mengacungkan pulpennya di depan wajah Arsen.

"Lo tega liat Naka lari keliling lapangan tiga kali ??"

Arsen berkedip melihat pada adiknya dan menggeleng.

"Yaudah deh gue aja yang dihukum"

"Bagus!"

Reno mengangguk puas sekalipun kini mereka tinggal serumah hubungan mereka tetap saja seperti tikus dan kucing. Love-hate relationship katanya sih.

🌓🌓🌓

Jiel dengan semangat mendribble bola basket di tangannya. Beberapa kali melangkah menghindari lawan yang ingin mengambil alih tapi dengan cepat dia dapat mengatasinya.

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang