Nakala -11-

8K 1.2K 69
                                    

Pagi ini suram menurut beberapa orang termasuk Nakala sepertinya. Matanya mengerjap pelan. Tubuhnya terasa lemas, nafasnya bahkan terdengar berat.

Naka mengerjap sekali lagi, menatap pada langit-langit kamarnya yang putih polos. Tidak berniat untuk bangun sedikit pun.

Tangannya terangkat memijat pelan pelipisnya. Kepalanya sakit.

Naka memejam saat ingatan semalam datang begitu saja. Payah sekali hanya karena hal sepele malah kembali meminum obat anti depresan yang bahkan sudah lama tidak di sentuhnya.

Mungkin ayah akan marah besar nanti tapi Naka saat ini mana mau peduli. Dia hanya tidak kuat penahan perasaan semacam itu dan pil putih itu terlalu menggoda untuknya minum kembali.

Pelan, dia bangun dan berakhir meringis. Kakinya yang telanjang bersentuhan dengan lantai marmer yang dingin. Mengusap pelan dadanya yang masih kesulitan mengambil udara.

Ah. Kombinasi yang luar biasa.

Dia berpegangan pada dinding. Berusaha sampai pada kamar mandi dan bersiap ke sekolah.

"Hhhh ayo dong" katanya menepuk dadanya saat sesaknya tak kunjung hilang.

"Ughhhhhh kenapa makin sakit sih hhhhh"

Tangannya mulai lemas pandangannya memburam tapi dia memejam sejenak dan menggeleng. Berusaha mengusir rasa sakit yang seperti memukul kepalanya.

Berhasil. Naka berhasil sampai di kamar mandi.

"Ayo kuat kuat kuat" katanya menatap pada pantulan dirinya pada cermin yang tampak pucat.

"Hhhhhh"

Tapi tampaknya ini terlalu sulit bahkan untuk anak keras kepala sepertinya.

🌓🌓🌓

Reno berjalan santai menuju meja makan dengan kertas hasil diskusinya kemarin malam dengan ayah. Tak perlu diskusi dengan banyak orang ayah saja juga cukup.

"Ayah menurut ayah ini sudah benar kan ??"

Ayah yang masih meminum kopinya mengangkat alis. Meletakkan kembali cangkir kopinya dan meraih kertas yang disodorkan Reno.

"Nah ini lebih baik dari kemarin kak"

Reno tersenyum terus menatap ayah yang sedang membaca dengan seksama.

"Pagi"

Sapaan itu membuat ayah dan Reno mengalihkan pandangan sejenak.

"Pagi dek, langsung sarapan nak"

"Iya yah"

Naka duduk di sebelah kiri ayah telat di hadapan Reno. Menarik kursi dan duduk dengan tenang.

Hari ini mama tidak ada di rumah. Katanya sih sedang ada urusan yang mendadak di butiknya jadi dengan buru-buru pergi. Urusan sarapan di serahkan sepenuhnya pada mbak Yeyen.

"Terus gimana yah ??" Kata Reno memecahkan keheningan.

"Eh??"

Ayah lanjut membaca kertas milik Reno tapi lagi-lagi terdistraksi saat Naka tersedak air minumnya sendiri.

Uhuk uhuk uhuk

Ayah meletakkan begitu saja kertas itu kemudian mengusap punggung Naka dengan pelan. Menepuknya lembut beberapa kali.

"Hati-hati dong dek"

"Hhh iya" katanya lirih membuat ayah mengernyit.

"Sesak ya ??"

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang