Nakala -10-

8.4K 1.1K 92
                                    

Saat seharian penuh beraktifitas di luar meninggalkan hal-hal menyenangkan di rumah rasanya pulang adalah hal yang selalu dinantikan.

Pulang ke rumah, bergelung dengan selimut hangat, atau sesuatu yang hanya ada di rumahnya. Benar-benar suatu hal yang mampu menjadi healing.

Jiel juga begitu, saat lelah akan semua aktifitasnya seharian dia akan bergegas pulang. Walaupun hanya sebatas ke sekolah dan latihan saat sore tetap saja rasanya melelahkan.

Lalu saat sudah sampai di rumah dia akan langsung melesat ke kamar Naka melepaskan Nal yang memang dibiarkan di kandang saat dia pergi ke sekolah.

Jangan bertanya kenapa Nal diletakkan di kamar Naka. Karena tentu saja selain Jiel, Naka adalah orang tua asuh Nal. Bohong.

Padahal nyatanya itu karena Jiel tidak diperbolehkan meletakkannya di kamarnya sendiri lalu Reno yang tidak sudi kamarnya ditinggali oleh seekor kucing kelebihan lemak. No!

Jadi ya begitulah kamar Naka adalah satu-satunya solusi.

"Auuhhh my baby Nal" katanya sebelum membawa kucing semok itu dalam gendongannya.

Berbaring pada kasur Naka seolah itu adalah kamarnya sendiri. Benar-benar memberlakukan Nal seperti plushie. Tangannya menguyal pipi Nal dengan gemas.

"Jiel!!!"

Pintu kamar dibuka dengan keras tapi tak membuat Jiel lantas terburu-buru bangkit malah sebaliknya dia semakin mendusal di ranjang bersama Nal. Tidak peduli jika pada akhirnya dia akan menjadi korban kebrutalan Naka setelah ini.

"Aahhhhhh jangan diberantakin ihhhh"

Jiel seolah tak mendengar dan malah berbicara pada Nal mengabaikan sosok Naka yang sudah mulai emosi.

"Ya sudahlah"

Tapi pada akhirnya Naka juga yang mengalah meninggalkan kamarnya dan membiarkan Jiel berlaku sekenanya.

Sepeninggal Naka, Nal yang mungkin sudah muak akan perlakuan Jiel memberontak dan bergegas turun dari jeratan lengan besar Jiel.

Jiel berdecak bergegas bangkit untuk menyusul Nal tapi pada dasarnya dia yang tidak berhati-hati malah menyenggol kotak coklat di atas nakas.

Jiel mendengus memperbaiki kotak yang sudah berhambur isinya. Saat tengah merapikan isi kotak dia terdiam saat menemukan kotak dengan isi pil-pil putih.

"Kebiasaan naronya sembarangan" katanya berdecak. Mengocok kotak pil itu dan memperhatikan apakah isinya berkurang banyak atau tidak.

"Syukur deh masih banyak"

Saat sudah selesai dengan pekerjaannya dia bergegas meletakkan kembali semua pada tempatnya. Seolah tak pernah terjadi apapun.

"Nal papa datang!"

🌓🌓🌓

Arsen sejatinya tidak suka kesepian. Sendiri benar-benar tidak cocok dengan dirinya.

Sehingga saat pulang dan menemukan rumah dalam keadaan kosong dia malah bergegas pergi lagi setelah mengganti baju.

Tidak jelas mau kemana sebenarnya apalagi dengan keadaan petang begini. Tidak mungkin juga pergi ke rumah teman-temannya dengan tiba-tiba. Dia begini-begini tau aturan bertamu.

Jadi yang dia lakukan hanya keliling kompleks perumahan menghabiskan bensinnya saja mungkin. Tapi tak lama seringai terbit di bibirnya.

"Sepertinya mengunjungi Naka menyenangkan ??"

Dia terkikik pelan lalu melajukan mobilnya menuju rumah mama Naka. Tidak masalah kalau nanti malah canggung asalkan Arsen ada teman paling tidak sampai bunda pulang dari kantor.

Nakala ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang