(8) Membuka Hati

12.2K 1.7K 915
                                    

Haloo gaiss, budayakan vote dan komen dulu ya sebelum lanjut🫶

Vote dengan
klik bintang di pojok kiri yah🌟

Jangan lupa share ke temannya kalau suka cerita ini❣️

Baca ini jam berapa?

Kasih emot love versi kamu dulu yuk untuk cerita ini

Karena besok Jum'at, jangan lupa baca al-Kahfi dan banyak solawat ya

Terima kasih 🦋
.
.

"Jika ini berawal cinta tumbuh, maka aku akan membiarkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika ini berawal cinta tumbuh, maka aku akan membiarkannya."

Arisha Khansa Azahra

🍂🍂🍂🍂🍂

"Mas, sarapannya udah aku siapin."

Pagi ini Arisha sudah sibuk dengan segala aktivitasnya. Ia baru saja menyelesaikan membuat nasi goreng serta teh hangat untuknya dan Rifqi. Perhatiannya teralih saat Rifqi yang berjalan ke arahnya.

"Baunya wangi, pasti enak."

Arisha tersenyum, menarik kursi untuk Rifqi duduk.

"Cuma untuk aku, Sha?"

"Ini punya aku Mas." Arisha sudah berbalik mengambil piring dan meletakkannya didekat Rifqi. Lantas ia juga ikut duduk setelah semuanya lengkap di atas meja.

Rifqi mengangguk. Bukannya mulai makan ia menatap Arisha dengan kedua tangan yang kini menopang dagu. Bibirnya melengkung senyum.

"Ada yang aneh Sya."

"Aneh?"

"Iya."

"Apa?" tanya Arisha setelah minum teh hangatnya.

"Kenapa bisa ya ada Bidadari di rumah ini?"

Pertanyaan yang terlontar itu membuat pipi Arisha merona, ia menatap Rifqi yang masih menatapnya.

"Aku Bidadari?"

"Iya Bidadarinya aku yang solehah dan cantik."

Arisha menahan senyumnya. Ia menurunkan perhatiannya untuk mengaduk nasi goreng. "Gombal."

"Baru sekarang yang tukang gombal. Biasanya enggak. Jurusnya langsung ke luar karena lihat istri."

"Makan, Mas "

"Kenapa?"

"Nanti dingin."

"Bukan karena salah tingkah?"

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang