(45) Keputusan Arisha?

7.9K 956 1.1K
                                    

Jangan penasaran ya di part ini, aku nggak tangung jawab loh

Siapa yang udah ikut PO Khariza nih di sini?

Jangan sampai ketinggalan Vren.
Hanya sampai 6 Mei aja🔥🔥
Tersisa 1 Hari lagi

Btw, Jangan lupa vote dan komentar dulu ya sebelum lanjut. Karena itu sangat berharga bagiku

Tqu ❣️

.

🍂🍂🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂🍂

Setelah turun dari travel Arisha menatap rumah yang sudah lama tidak didatanginya. Tangannya terlihat mencengkeram kuat tasnya sendiri, seberusaha mungkin Arisha mencoba bersikap tenang, mengambil napas dalam-dalam untuk menetralisirkan detak jantungnya yang bergerak cepat. Kali ini dia benar-benar datang sendiri, Ali dan Fara sudah menawarkan menemaninya untuk membicarakan keputusan Arisha pada keluarga Rifqi, tapi Arisha menolak. Lebih memilih datang sendiri menjelaskan keputusannya pada keluarga Rifqi.

Setelah dirasa sedikit tenang, Arisha memantapkan hatinya untuk melangkah masak. Pintu pagar yang tidak dikunci membuatnya memilih langsung membukanya sendiri. Sepertinya suara decitan pagar yang dia buka terdengar oleh pemilik rumah hingga menampakan pintu rumah yang mulai dibuka di sana.

"Sha."

Arisha mengira Kila yang keluar, ternyata Yuna. Kakak iparnya itu menatapnya dengan pandangan berkaca-kaca hingga langsung memeluknya dengan erat.

"Sha,"

Yuna tersedu hingga membuat Arisha merasa tersayat mendenganya, dia membiarkan Yuna menangis sambil membalas pelukan Yuna yang sudah dia anggap kakak kandung sendiri. Beberapa menit kemudian, Yuna akhirnya melepas pelukannya, menatap Arisha dengan mata yang basah.

"Kamu sendiri ke sini?"

"Iya, Kak." Yuna kemudian mengajak Arisha masuk ke dalam. Kila yang mengetahui kehadiran menantunya tidak bisa menyimpan perasaan bahagia, dia mendatangi Arisha dan menyambutnya dengan sayang, dia mencium kening Arisha lalu memeluknya seiring air mata yang jatuh ke pipi.

"Kamu gimana kabarnya?"

"Aku baik, Bu." Kila melepaskan pelukannya, tidak henti tersenyum akhirnya Arisha balik ke Bandung lagi.

***

"Kamu sendiri aja ke sini, Nak?"

Arisha mengangguk. Kila duduk tepat di sampingnya menggenggam tangannya.

"Pakai travel?"

"Iya, Bu."

"Kenapa nggak minta Rifqi?"

Arisha terdiam, bingung menjawab bagaimana. Sepertinya Kila berpikir mereka sudah baikan.

"Minum tehnya, Sha." Arisha menoleh pada Yuna yang baru datang dari dapur membawa nampan.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang