(38) Berubah

12K 1.5K 1.1K
                                    

Budayakan vote dan komen yuk sebelum lanjut
Vote dengan
klik bintang di pojok kiri🌟

Kasih emot 🦋 dulu untuk cerita ini

Tqu guys

Happy Reading 🤍

Happy Reading 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

"Jika tidak bisa lagi dipertahankan, untuk apa mempertahankan sesuatu yang hanya akan menambah luka?"

Khansa Arisha Azzahra
Karya @storyhusni_

🍂🍂🍂

Di saat sendiri Arisha tidak bisa menahan kerapuhan hatinya, dia masih saja menangis diam-diam, menangisi takdir yang terasa kejam untuknya, menangisi jalan hidup yang seakan terasa memiliki kesuraman. Tidak bisa dipungkiri rasanya masih sulit untuk mengikhlaskan, Arisha ingin segera terbangun dari tidurnya, tapi, faktanya ini tidaklah mimpi. Sejak kemarin dia benar-benar telah kehilangan.

Kedatangan Aiza yang membesuknya tadi pagi dengan membawa Aqil sungguh berat untuknya, dia seolah membayangkan akan menggendong anaknya juga, membayangkan bagaimana bahagianya dia memiliki bayi seperti Aqil.Namun nyatanya itu membuatnya semakin sakit dan rapuh.

Arisha memegang perutnya yang datar dengan mata berair, Sulit, tapi bukannya dia harus bisa bersabar akan kehilangan? Nyatanya memang tiga minggu saja dia diizinkan menjadi Ibu. Nyatanya memang sebentar dia bisa merasakan hadirnya janin dalam rahimnya.

Lagi, ini ujian berat yang dihadapinya. Arisha sempat bertanya mengapa? Mengapa ujian terus datang bertubi-tubi menghampirinya tanpa jeda? Namun semakin dia bertanya semakin terasa sesak dadanya. Nyatanya dia harus bisa ikhlas, karena apa yang ada padanya bukanlah miliknya seutuhnya, tapi milik Allah.

Arisha tidak boleh menolak jalan hidup yang sudah digariskan Allah untuknya. Ia harus yakin semuanya tidak luput dari ketepatan Allah. Dia juga tidak ingin menyalahkan takdir, karena tidak mungkin sesuatu terjadi jika tidak memiliki hikmah di dalamnya.

"Kemaren kamu ada untuk menguatkan, tapi sekarang Bunda yang harus kuat sendiri," Arisha menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya. "Hari ini Bunda ikhlaskan kamu pergi, selamat jalan sayang. Kita ketemu di Surga Allah ya." Sudah saatnya ia menerima ketetapan Allah dan tidak boleh larut akan kehilangan. Nyatanya ujian yang kembali hadir untuk melihat apa dia tetap percaya kepada Allah atau sebaliknya.

Dan di sini Arisha percaya semuanya memiliki hikmah untuknya nanti. Dia juga tidak boleh terlalu mencintai makhluk Nya dari pada pencipta Nya.

"Innalilahi wa innailaihi raji'un. Sesungguhnya kami milih Allah dan kepada Nya lah kami kembali."

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang