(42) Permintaan Maaf

9.1K 1.1K 538
                                    


Budayakan vote dan komen dulu ya sebelum lanjut❣️❣️

.
.
.

"Jika luka sudah membekas terlalu dalam, maka apapun akan sulit untuk disembuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika luka sudah membekas terlalu dalam, maka apapun akan sulit untuk disembuhkan."

Khansa Arisha Azzahra
Karya @storyhusni_

🍂🍂🍂

"Den saya sudah menghidangkan makanan." Rifqi yang pulang dari Masjid mengangguk. Pandangannya kini menatap hidangan makanan dengan tidak nafsu. Dia rindu masakan Arisha dan ingin Arisha menemaninya di sana.

"Kalau begitu saya permisi." Bi Imah yang berniat ingin menanyakan keberadaan Arisha tidak jadi. Dia pulang setelah diizinkan. Saat tahu Arisha keguguran dia tak kuasa, dan yang kini dia sadari rumah tangga ini tengah retak. Masih terekam jelas bagi Bi Imah bagaimana mendengar tangis yang memilukan.

Rifqi melanjutkan langkahnya ke dapur, tidak untuk makan, melainkan karena melihat sosok Arisha di sana yang sibuk menyiapkan makanan dan mengajaknya bergabung. Lihatlah wanitanya selalu semangat setelah masak dan akan memintanya menilai bagaimana rasanya. Tentu saja pujian yang selalu ia berikan untuk makanan Arisha yang enak.

"Mas ini nasi, lauk sama sayurnya."

"Cobain, gimana rasanya?" tanya Arisha semangat.

Rifqi menatap nanar makanan itu. "Gimana mau cobain, ini bukan masakan kamu, Sha?" Rifqi kembali menatap Arisha yang kemudian hilang dari hadapannya, tersisa dia sendiri dengan kehampaan yang menyiksa. Air mata tidak bisa lagi Rifqi tahan, ia terisak sambil tertunduk dalam, menumpahkan rasa rindu dan sesak secara bersamaan.

"Maafkan aku, maafkan aku, Sha,"

Penyesalan nyatanya semakin dalam menghantuinya. Hati yang tidak tenang, dan jiwa yang terasa kosong selalu ia rasakan sejak tidak adanya Arisha di rumah ini. Rifqi nyatanya tidak bisa kehilangan Arisha, dia seperti gila tanpa Arisha di sisinya.

"Aku ingin memelukmu, tapi kenapa nggak bisa?

"Baru ingin menghampiri kamu hilang, Sha."

"Aku merindukanmu."

Rifqi merasakan tidak berwarna dalam hidupnya. Tidak adanya Arisha membuatnya merasa sunyi menjalani kehidupan. Nyatanya kehilangan dan penyeselan telah mengajarkannya untuk tidak menyia-nyiakan Arisha lagi, bahkan menyakitinya.

Rifqi sudah tidak sanggup menahannya detik ini, ia memutuskan besok ke Jakarta untuk bertemu Arisha. Dia harus meminta maaf dan meminta Arisha tidak melanjutkan gugatan cerai.

***

Sudah terhitung lima hari Arisha tidak menyentuh ponselnya sejak Rifqi mengirimnya pesan, dia memilih mematikan ponselnya karena tidak ingin goyah akan keputusannya sendiri. Sekarang, baru saja menghidupkan daya, suara notifikasi terdengar masuk bersahutan ke ponselnya. Arisha menerima hampir ratusan chat, lebih banyaknya dari Rifqi, begitu juga panggilan tak terjawab.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang