(37) Maaf Arisha

11.1K 1.5K 1.1K
                                    

Part ini mengandung air mata-mata, hati-hati ya jangan sampai kebanjiran kamarnya

Budayakan vote dan komentar dulu sebelum lanjut

Kalau ada typo bantu revisi ya teman-teman dengan cara komentar, insyaallah sangat membantu

Happy Reading🤍

Happy Reading🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

"Hal yang paling menyakitkan ketika aku harus harus kehilangan malaikat kecil yang menjadi penguatku selama tiga bulan ini
Allah lebih menyayanginya."

Khansa Arisha Zahra

Karya storyhusni

🍂🍂🍂

"Jika kata maaf bisa diterima, aku akan meminta maaf bahkan dengan ratusan ribuan kata, tapi nyatanya kesalahanku terlalu sulit untuk bisa dimaafkan."

Rifqi Yaqzan Faiz
Karya storyhusni_

🍂🍂🍂

Sampai di Jakarta Rifqi langsung menuju rumah sakit, dia baru sampai jam setengah empat karena terkendala macet yang disebabkan karena kecelakaan di tengah jalan. Langkah kaki Rifqi kini berlari menyusuri lorong rumah sakit, hingga kemudian dia bisa menemukan ruang rawat Arisha setelah sebelumnya bertanya ke meja resepionis.

Mendapati tidak ada orang di luar lelaki itu segera mengetok pintu, tidak ada sahutan dia memilih langsung masuk dan mendapati Arisha yang terbujur lemah di atas brangkar.

"Arisha ..." Langkahnya semakin dalam mendekati Arisha yang ternyata belum kunjung membuka mata. Tatapan sendu sekaligus rasa bersalah kini menguasai hati Rifqi. Dia menyentuh wajah Arisha yang tampak pucat, menatap Arisha yang telah dia tuduh.

Perhatian Rifqi teralih pada perut Arisha yang datar, tanpa bisa ia tahan air mata keluar dari sudut matanya. Mengingat catatan yang Arisha tulis tadi membuat dadanya sesak, bagaimana bisa dia membiarkan Arisha berjuang sendirian tanpa ada kasih sayang darinya?

"Maaf." Rifqi benar-benar membenci dirinya sendiri, karena ulahnya dia kehilangan amanah yang diberikan untuknya. Fakta paling menyakitkan begitu kenyataan mengatakan itu karena ulahnya sendiri.

Rifqi mengusap datar perut Arisha dengan pandangan nanar. Semakin menatap perut Arisha membuat matanya memanas, tidak bisa Rifqi tahan air mata kini jatuh. Nyatanya dia tidak bisa menyembunyikan kerapuhan hatinya sekarang. Kehilangan janin dalam rahim Arsiha membuat dia sangat terpukul, Rifqi telah kehilangan sosok malaikat kecil yang dinantinya, bahkan belum pernah disapanya dengan baik sama sekali.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang