(24) Air Mata Luka

12.4K 1.6K 298
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Budayakan vote dan komen dulu sebelum lanjut
Vote dengan klik bintang di pojok kiri🌟

Jangan lupa share ke teman²nya kalau suka cerita ini❤️

S.E.G.E.R.A T.E.R.B.I.T

OPEN PRE-ORDER

30 April - 6 Mei 2024

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Banyak yang menganggap hal buruk yang terjadi adalah suatu hukuman, padahal tidak, apa yang menimpa sejatinya untuk menjadikan diri lebih baik, menjadikan diri kembali mendekat kepada Sang Maha Rahman."

Khariza
Karya storyhusni_

🍂🍂🍂

Arisha mengadahkan tangannya setelah berzikir. Hanya Allah satu-satunya tempat bersandarnya saat ini, dalam menceritakan segala yang ia rasa dan mencurahkan segala sesak yang menyelimuti hatinya. Tiada lain ia bisa menemukan ketenangan kecuali hanya bersama Allah. Hanya Allah sampai kapan pun.

Air mata jatuh berkali-kali ke pipi Arsiha. Ketika ia tidak mampu bercerita panjang, hanya tangis yang mewakilinya sampai ia sedikit tenang. Dengan lirih Arisha kemudian berdoa agar diberi kesabaran dalam mengahadapi ujian.

Kenyataan pahit yang diterimanya sangat membuatnya sakit. Ditambah lagi mengingat kenyataan Rifqi yang kini tak mengizinkannya pergi. Dibohongi untuk kedua kali bukanlah suatu hal yang mudah. Ketika mulai memaafkan dan menaruh kepercayaan, namun, kembali dikhianati oleh orang yang dicintai, rasanya begitu sakit.

Arisha menatap sendu foto pernikahannya dengan Rifqi. Air mata tak hentinya turun dari mata meski kelopak matanya sudah sembab karena menangis dari tadi. Pernikahan yang baru saja ia inginkan kembali bahagia, namun, harus direnggut begitu saja oleh kenyataan. Arisha menjatuhkan foto pernikahannya dengan Rifqi. Rasa sakit kembali menjelma dalam hatinya yang terluka lebar. Ia menatap pintu yang masih terkunci lalu beralih menatapnya jendela yang tidak bisa sama sekali ia lewati karena ada besi.

Arisha menggigit bibirnya kuat-kuat. Ketika ia mulai mengalah untuk adiknya, ia mencoba bersabar menahan sakitnya merelakan. Ketika ia mulai menemukan cinta dan mendapat kebahagian, namun rasa sakit menghampirinya lagi tanpa permisi.

Kadang ia tak mengerti, apa hidup hanya tentang rasa sakit? Kenapa sepilu ini kisah hidupnya? Boleh kah ia marah? Kenapa takdir sekejam ini? Apa tidak boleh ia merasakan kebahagian dalam pernikahan? Apa tidak boleh ia merasakan bahagia dalam hidup?

Arisha beristighfar begitu sadar akan perbuatannya. Seakan-akan kini ia menyalahi Allah atas jalan hidupnya. Seakan-akan ia telah menyalahi takdir Allah. Kenapa ia marah akan garis takdir yang padahal sudah ditetapkan Allah padanya? Bukannya ia pernah membaca surat Al-Baqarah ayat 286, bahwa Allah tidak akan membebani hamba Nya, melainkan sesuai dengan kesanggupannya? Lantas kenapa ia risau? Bukankah hidup di dunia adalah ujian. Bukan kah ujian bentuk cinta Allah kepada hamba Nya?

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang