(26) Pilihan Rifqi

12.7K 1.7K 625
                                    

Kira-kira apa ya keputusan Rifqi?
Memilih bersama Arisha?

Atau mungkin dia ingin kembali dengan cinta pertamanya?

Yang siap baca bab ini siapa nih?😻

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya teman-teman

Makasih 🫶🌸

.
.

🍂🍂🍂

Rifqi menuruni tangga dan berjalan cepat setelah sebelumnya mengambil kunci mobil dan meraih jaket di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rifqi menuruni tangga dan berjalan cepat setelah sebelumnya mengambil kunci mobil dan meraih jaket di kamar. Keputusannya saat ini pergi ke rumah orang tuanya menghampiri Felia yang kebetulan tinggal di sana sejak dua hari lalu. Tanpa menghampiri dan melihat Arisha sebentar ia berjalan keluar setelah menutup pintu dengan pelan. Ia tidak ingin Arisha terganggu karena suaranya pintu ataupun gerbang.

Padahal di sisi lain Arisha kini tengah berdiri di dekat gorden jendela memperhatikan mobil yang sudah keluar dari halaman rumah. Rasa sesak menyergapinya. Tanpa bertanya pun ia yakin suaminya ke tempat Felia. Tapi yang lebih menyakitkan begitu menyadari suaminya pergi tanpa pamit dan enggan melihatnya barang sesaat.

Buliran bening kini jatuh membasahi pipinya. Apa mungkin Rifqi benar-benar akan bersama Felia dan meninggalkanya?

Arisha mengembuskan napas berat. Memukul dadanya yang begitu sakit. Pantas jika Rifqi memilih Felia dari pada dirinya. Bukankah Felia orang yang dicintai suaminya sampai sekarang? Bukan kah Felia yang menjadi bagian penting bagi Rifqi. Kamar lama yang bahkan masih ada cukup membuktikan.

***

Senyum merekah itu menyambutnya begitu mobil baru datang. Setelah memastikan mesin mobil mati, Rifqi yang berusaha mengatur napasnya dari tadi kini melangkah menuju Felia yang sudah menunggunya.

"Mas, kenapa lama sekali ke sini?" Felia mengerucutkan bibirnya, hanya sebentar, setelahnya senyumnya kembali mengembang. "Masuk, Mas, aku buatin teh kesukaan kamu."

Rifqi mengangguk dan ikut berjalan di samping Felia yang kini bercerita karena tadi pagi dia jalan-jalan bersama Ibu.

"Wah putra Ibu datang." Kila tersenyum senang melihat kehadiran putranya.

"Assalamualaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam." Rifqi mencium tangan Ibunya.

"Biasanya sekali seminggu pulang. Pasti karena Felia," goda Kila. Felia tersenyum malu.

"Iya, Ma." Benar adanya, tujuannya ke sini tak lain ingin bertemu Felia. Karena di saat ini ia akan memutuskan. Mereka sedang duduk di sofa, Felia yang di dapur kini menghantarkan minuman dan duduk di samping Rifqi.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang