(28) Ikhlas?

12.3K 1.7K 270
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dengan
klik bintang di pojok kiri dulu ya Vren 🌟

Comment+Share ke teman²nya kalau suka cerita ini❣️

Baca ini jam berapa?

Kasih emot love 🤍 untuk cerita ini

Tqu gais

.
.
.
.

"Letakkan cinta sewajarnya kepada manusia, Jangan biarkan cinta yang terlalu dalam menguasai hati hingga melakukan segala cara untuk mendapatkannya."

Khariza
Karya @storyhusni_

🍂🍂🍂

Felia tidak hentinya menangis dipangkuan sang mertua. Sudah lima menit lamanya ia seperti ini, namun, belum membuatnya beranjak sedikit pun karena masih meluapkan apa yang dirasakannya. Sepulang dari kafe Felia langsung menghampiri Kila yang sedang duduk di sofa. Pulang dalam keadaan menangis hingga membuat Kila sedikit kaget melihat keadaan putrinya.

"Kamu kenapa, Nak?"

"Mas Rifqi, Bu." Tangis itu semakin menjadi.

"Rifqi kenapa?"

Tentu hal yang membingungkan bagi Kila. Ketika pergi menantunya tampak bahagia dan ceria, namun, pulang-pulang Felia sudah menangis seperti ini. Terlebih tidak ada Rifqi di sini. Ada apa sebenarnya? Selama ini, belum pernah Kila melihat menantunya menangis, jangankan menangis, wajah murung saja jarang ia lihat.

Felia yang masih menangis dan belum kunjung menjawab, membuat Kila membiarkannya. Tangannya mengusap lembut punggung Felia berusaha menenangkan, hingga kemudian tangis Felia reda beberapa menit setelahnya.

Wanita dengan hijab cokelat susunya menghapus air mata sambil senggukan. Ia menatap Kila dengan air mata yang memenuhi kelopak matanya. "Aku ggak boleh bahagia ya, Bu?"

"Kamu boleh bahagia, sayang."

"Tapi kenapa?" Embusan napas sesak terdengar dari bibirnya, Felia menggigit bibir. "Kenapa Mas Rifqi tinggalin aku?"

"Maksud kamu?"

"Mas Rifqi tinggalin aku dan pilih Arisha, Bu," kata Felia dengan suara bergetar, rasanya dia ingin menangis lagi saat ini. Sedang Kila kini tertegun, kembali teringat Rifqi yang mengatakan ingin memutuskan. Jadi memutuskan ini?

Dilihat dari posisi putranya, Kila paham Rifqi berada di situasi sulit. Arisha dan Felia menjadi bagian penting dalam hidup putranya. Tidak bisa dipungkiri, ia tahu semenjak kehadiran Arisha, Rifqi sudah jatuh cinta dengan Arisha hingga kini memutuskan meninggalkan Felia. Tapi melihat Felia ... perhatian Kila teralih pada Felia yang terlihat sakit. Jujur hatinya merasa ngilu melihat menantunya menangis seperti ini. Di satu sisi Kila merasa kasihan karena ketika sembuh dari amnesia, Felia tahu Rifqi sudah menikah lagi.

"Kamu mencintai Rifqi?"

"Sangat, Bu."

Kila membawa Felia ke dalam pelukannya. "Ibu akan coba bicara dengan Rifqi."

***

Telepon yang berbunyi membuat Rifqi yang tengah di dapur menyiapkan obat untuk Arisha, memilih mengangkat panggilan Ibunya sesaat sambil berjalan ke taman belakang untuk berbicara.

"Assalamualaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam, Nak. Kamu yakin dengan keputusan kamu?" Pertanyaannya yang langsung diberikan membuatnya paham ke mana arah ucapan Kila. Rifqi mengangguk.

Khariza (Cinta Yang Terbagi) || TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang